Tahapan
Pendidikan Anak 07
[ MENDOAKAN BAROKAH DAN
MENTAHNIKNYA ]
Yang hendaknya dilakukan orang tua
pasca kelahiran anaknya adalah mendoakan barokah kepadanya bagi orang tuanya
dan mentahniknya, mentahnik artinya mengunyahkan kurma atau sesuatu yang manis
sampai lembut setelah itu mengoleskannya di mulut bayi.
«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُؤْتَى
بِالصِّبْيَانِ فَيُبَرِّكُ عَلَيْهِمْ وَيُحَنِّكُهُمْ،
Sesungguhnya Rasulullah
didatangkan kepadanya anak kecil (yang baru lahir) maka beliau mendoakan
barokah dan mentahniknya [ HR Muslim 101 ]
Adapun
lafadz doa barokah antara lain :
Pertama, riwayat dari
Hasan al-Bashri – ulama Tabi’in –,
Dari al-Haitsam bin Jammar, beliau mencerikatan,
Ada orang yang memberikan ucapan selamat kepada
kawannya yang baru saja memiliki anak,
“Selamat, semoga anaknya pandai menunggang kuda…”
Mendengar ini, Hasan al-Bashri langsung berkomentar,
“Boleh jadi anaknya tidak menjadi penunggang kuda.
Bisa saja dia pandai menunggang sapi atau onta..”
Ucapkanlah,
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي المَوهُوبِ لَكَ , وَشَكَرْتَ
الوَاهِبَ , وَبَلَغَ أَشُدَّهُ , وَرُزِقْتَ بِرَّهُ
“Semoga Allah memberkahi anak yang dianugerahkan
kepadamu, semoga kamu bisa mensyukuri Sang Pemberi (Allah), semoga cepat besar
dan dewasa, dan engkau mendapatkan baktinya si anak.”
Keterangan:
Doa ini diriwayatkan Ali bin al-Ja’d dalam al-Musnad
(hlm. 488). Sebagian ulama menilai sanadnya dhaif karena posisi al-Haitsam bin
Jammar. Dia dinilai dhaif oleh Yahya bin Main. Imam Ahmad menyatakan, ’Tarakahu
an-Nas’ (ditinggalkan umat). An-Nasai juga menilainya matruk. (Lisan
al-Mizan, 8/352).
Hanya saja, mengingat inti dari doa untuk kelahiran
anak adalah memohonkan keberkahan dan kebaikan untuk anak dan orang tuanya,
maka tidak ada lafadz yang menjadi ketentuan khusus dalam hal ini. Karena itu
para ulama, semacam an-Nawawi dalam al-Majmu’ (8/443), atau dalam al-Azkar
(hlm. 289), dan Ibnu Qudamah dalam al-Mughni (9/464), mereka menganjurkan untuk
memilih doa dari Hasan al-Bashri.
Kedua, riwayat dari
Ayyub as-Sikhtiyani
Diriwayatkan dari Ayyub as-Sikhtiyani, bahwa beliau
ketika mendengar kabar ada tetangga yang punya anak, beliau mendoakan,
جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيكَ وَعَلَى أُمَّةِ
مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم –
“Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi
untukmu dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Keterangan:
Doa ini diriwayatkan Ibnu Abi ad-Dunya dalam al-Iyal
(no. 202), dari Khalid bin Khaddas dari Hammad bin Zaid.
Keterangan Ayyub ini juga dikuatkan dengan riwayat
Thabrani dalam kitab ‘ad-Dua’ (no. 870) dari jalur Amr bin Rabi’, dari as-Siri
bin Yahya, dari Hasan al-Bashri, bahwa ada salah satu muridnya yang anaknya
lahir laki-laki.
Lalu dia mendoakan, ‘Semoga menjadi ahli menunggang
kuda.’
Kata Hasan al-Bashri, ’Dari mana kamu tahu dia akan
menjadi penunggang kuda? Bisa jadi dia menjadi tukang kayu atau penjahit.’
‘Lalu apa yang harus kuucapkan?’ tanya orang itu.
Perintah Hasan, ”Bacalah,
جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيكَ وَعَلَى أُمَّةِ
مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم –
“Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi untukmu
dan untuk umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. ”
Ketiga, riwayat Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu
Hadis yang menceritakan pernikahan Ummu Sulaim dengan
Abu Thalhah dengan syarat masuk islamnya Abu Thalhah. Hingga mereka dikaruniai
seorang anak lelaki yang lincah dan sehat, yang membuat Abu Thalhah sangat
mencintainya.
Qadarullah, anak ini meninggal ketika ayahnya sedang
safar. Ketika pulang, Abu Thalhah langsung menanyakan tentang anaknya. Setelah
Abul Thalhah ditenangkan istrinya, dihidangkan makanan, dan dilayani dengan
baik, baru Ummu Sulaim menyampaikan, bahwa anaknya telah dipanggil yang punya
(Allah).
Karena merasa resah, Abu Thalhah langsung mendatangi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadiannya bersama
Ummu Sulaim. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan
keberkahan untuk hubungan mereka. Hingga Ummu Sulaim melahirkan anak lelaki.
Beliau berpesan, jika tali pusarnya telah putus,
jangan diberi makan apapun sampai dia diantarkan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Di situlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melakukan tahnik, dan
mendoakan,
بَارَكَ اللَّهُ لَكِ فِيهِ، وَجَعَلَهُ بَرًّا تَقِيًّا
“Semoga Allah memberkahi anak ini untukmu dan
menjadikannya orang berbakti yang bertaqwa”.
Keterangan:
Hadis ini memiliki banyak redaksi. Sementara yang ada
kutipan doa di atas, diriwayatkan oleh al-Bazzar dalam Musnadnya (no. 7310).
Sanadnya dinilai shahih oleh al-Haitsami. Dalam Majma’
az-Zawaid, beliau mengatakan,
رواه البزار ورجاله رجال الصحيح غير أحمد بن منصور
الرمادي وهو ثقة
“Diriwayatkan al-Bazzar dan para perawinya adalah
perawi kitab shahih, selain Ahmad bin Manshur ar-Ramadi, beliau perawi Tsiqqah.”
(Majma’ az-Zawaid, 9/216)
Jika riwayat ini shahih, doa ini yang bisa kita
rutinkan, karena ma’tsur (diriwayatkan) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
berbagi ilmu dan faidah :
kunjungi kami :
sditalfalahblogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar