Sabtu, 31 Oktober 2020

panduan pendidikan anak

 TIPS DAN MOTIVASI AGAR SUKSES MENDIDIK ANAK

Untuk Orang Tua & Guru

 

Ayah bunda, bapak ibu guru dan ustadz ustadzah...dalam agama kita telah lengkap panduan, dalam pendidikan anak, agar putra-putri kita menjadi anak yang shalih dan shalihah.

Ada 3 tips penting bagi orang tua dan guru :

 

1)               RAJIN BERDOA

 

Orang tua dan guru harus rajin berdoa meminta kepada Allah pertolongan agar sukses dalam pendidikan putra-putrinya.Tanpa doa, sangat tak mungkin tujuan mendapatkan anak shalih bisa terwujud. Karena keshalihan didapati dengan taufik dan petunjuk Allah.

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.”

(QS. Al-A’rof : 178)

Karena hidayah di tangan Allah, tentu kita harus banyak memohon pada Allah putra-putri kita dan murid kita semoga menjadi anak anak yang shalih dan sukses di dunia dan akhirat. Para Nabi dan Rasul ‘alaihimus salam juga tidak lupa dan berdoa untuk anak-anak mereka.

Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).

Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa]

(QS. Ali Imron: 38)

Yang jelas doa orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.”

(HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862 dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Oleh karenanya jangan sampai orang tua dan guru melupakan doa baik pada anaknya, walau mungkin saat ini anak tersebut sulit diatur dan nakal. Hidayah dan taufik di tangan Allah. Siapa tahu ke depannya, ia menjadi anak yang shalih dan manfaat untuk orang tua berkat doa yang tidak pernah putus-putusnya.

 

2)            TELADAN DALAM KEBAIKAN.

 

Kalau orang tua dan guru menginginkan anak yang shalih, orang tua dan guru  harus memperbaiki diri terlebih dahulu. Orang tua dan guru harus menjadi teladan dan panutan putra putrina.

Sebagian ulama salaf sampai-sampai terus menambah kualitas shalatnya, cuma ingin agar anaknya menjadi shalih.

Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,

لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ

“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih, pen.).”

(Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)

 ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz pernah mengatakan,

مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ إِلاَّ حَفِظَهُ اللهُ فِي عَقِبِهِ وَعَقِبِ عَقِبِهِ

“Setiap mukmin yang meninggal dunia (di mana ia terus memperhatikan kewajiban pada Allah, pen.), maka Allah akan senantiasa menjaga anak dan keturunannya setelah itu.”

(Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)

Salah seorang ulama mengatakan kepada guru anak-anaknya,

“Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mendidik keshalihan anak-anak saya adalah membuat diri Anda sendiri menjadi shalih. Karena kesalahan mereka adalah bentuk mencontoh dari kesalahan Anda; Hanya perbuatan baik saja yang harus Anda lakukan dan tinggalkanlah perbuatan yang jelek di hadapan mereka” (Tariikh Dimasyq, 38 / 271-272).



3)            IKHTIYAR USAHA MAKSIMAL

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.[at-Tahrîm/66:6]


Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa makna “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”,

adalah “didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimhum)”.

Memberi pendidikan kepada mereka dan pendampingan saat mereka belajar.  

Walaupun mendidik dan mendampingi anak saat belajar merupakan hal yang tidak mudah, tetapi kita harus bersabar dan tabah.

Karena setiap kebaikan yang kita ajarkan kepada anak anak kita, pahalanya akan mengalir kepada kita orang tua dan guru.

Imam Tirmidzi, Imam Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits shahih dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَإِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ كَسْبِكُمْ

dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu”.

Jika orang tua dan guru mengajari anak shalat, maka saat anak tersebut shalat , guru dan orang tuanya mendapat aliran pahala.

Saat orang tua dan guru mengajari Al Qur’an maka saat anak membaca Al Qur’an orang tua dan guru juga mendapat aliran pahala.

 

4)            MEMILIHKAN LINGKUNGAN YANG BAIK.

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”

(HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

Karena lingkungan sangat mempengaruhi perilaku anak, maka orang tua harus selektif memilih lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.