Senin, 30 April 2018

5 Tips Agar Anak Tak Gampang Lupa




SAHABAT KELUARGA - 
Ayah-Bunda, seberapa sering anak berkata : “lupa”. kalimat seperti di atas sering mampir  ke telinga? Mungkin tanpa disadari kita sering mendengar anak-anak menggerutu saat belajar. Materi pelajaran pekan lalu atau bahkan materi yang baru dipelajari kemarin, seakan-akan lenyap dari ingatan mereka.
Pada rentang usia sekolah dasar anak-anak biasanya memiliki ingatan yang sangat tajam. Pada usia ini mereka memiliki kecenderungan yang besar untuk mengingat segala hal.
Namun, kita tak bisa menampik kejadian seperti di atas kerap terjadi. Kelelahan fisik akibat bermain, emosi yang kurang stabil dan minat serta motivasi yang kurang terhadap mata pelajaran tertentu, bisa membuat mereka melupakan hal-hal yang dipelajarinya di sekolah. Tentunya, sebagai orang tua, kita harus bijak dalam menghadapi masalah ini.
Ada beberapa cara yang dapat Ayah-Bunda lakukan agar anak tak gampang lupa.
Pertama, gunakan jembatan keledai untuk mengingat materi yang bersifat hafalan. Ayah-Bunda bisa membuat singkatan-singkatan unik dan lucu sehingga materi pembelajaran menjadi berkesan.
Terkadang menghadirkan kesan yang imajinatif dan berlebihan akan membuat anak mudah mengingat sesuatu. Misal untuk mengingat nama bulan Hijriyah Musho, roro, juju, rosya-rosya, dzul-dzul [ MUharram, SHOfar, Robiul Awal Robiul Tsany, Jumadal Ula Jumadal Tsaniyah, ROjab Sya’ban, Ramadan Syawal Dzulqo’dah Dzulhijjah]
warna pelangi pada mata pelajaran IPA, Ayah-Bunda dapat membuat singkatan ’mejikuhibiniu’. Atau untuk mengingat letak geografis Negara Indonesia pada pelajaran IPS, dengan menggunakan singkatan Si Dia Ai Ra (Samudra Pasifik dan Hindia, Benua Asia dan Australia).
Kedua, tulis dan tulis
Daya ingat manusia terbatas, oleh karenanya ilmu perlu diikat denga tulisan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya
Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya:
اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ
“Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran

Imam Syafi’I rahimahullah berkata,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.

Sampai-sampai Asy-sya’bi rahimahullah berkata,
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ
 “Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding”

Ketiga,. gunakan rumus berwarna. Pelajaran matematika kadang menjadi momok bagi anak-anak usia sekolah. Beragam rumus yang turut serta dalam proses pembelajaran seolah menjadi musuh pada sebagian anak.
Untuk memudahkan mereka, Ayah-Bunda bisa menuliskan rumus-rumus tersebut pada kertas berwarna dan ditempel pada tempat yang mudah terlihat. Biasanya mata anak akan lebih peka terhadap warna-warna, sehingga dapat menjadi alternatif untuk memudahkan mereka dalam mengingat.

Keempat, biasakan anak mengulang pelajaran yang telah mereka dapat di sekolah. Ini adalah kunci paling penting yang harus Ayah-Bunda tanamkan pada mereka. Bukankah pisau akan menjadi lebih tajam jika sering diasah? Demikian pula dengan ingatan anak.
Tekankan bahwa mengulang materi pembelajaran akan menjadikan ingatan mereka lebih tajam. Sebab, semakin sering pengulangan dilakukan, maka otak akan semakin mudah memroses informasi yang masuk. Hal ini tentunya, akan menciptakan kebiasaan belajar yang baik.
Jika anak-anak terbiasa dengan pola seperti ini, maka mereka akan memiliki banyak cara untuk membuat suasana belajarnya terasa menyenangkan. Tentunya, Ayah-Bunda tidak harus melibatkan emosi berlebih jika sedang mendampingi mereka belajar. Mari mengupayakan cara-cara terbaik untuk membentuk mereka menjadi pembelajar sejati. Semoga bermanfaat. 

Kelima : Ikatlah dengan amal
Dipraktikkan…Sebagian lagi mengatakan bahwa di zaman seperti sekarang ini.
قيد العلم بالعمل
“ikatlah ilmu dengan mengamalkannya”
Ilmu lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab telah banyak dilupakan.



Sabtu, 28 April 2018

BUDAYA JAHILIYAH 5
[BANYAK HARTA TANDA KECINTAAN ALLAH TA’ALA KEPADA SEORANG HAMBA]

Oleh : Abul Hasan Ali - hafidzohullah-

1.   ZAMAN DAHULU : Termasuk dari perangai jahiliyyah, pemberian harta dunia yang melimpah kepada seseorang dijadikan dalil ( bukti ) bahwa Alloh mencintainya, dan dia dalam kebenaran.
    Allah telah berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (34)وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ

“( 34 )Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya".( 35 )   Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.( 36 ) [ QS. Saba’ : 34-39 ].
Allah juga berfirman :

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
“( 76 )   Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".( 77 )   [ QS. Al-Qoshosh : 76-78]

2.   ZAMAN ISLAM   : Ukuran kebaikan, kecintaan dan kedekatan kepada Allah ta’ala adalah ketaqwaan bukan harta dan kekayaan.

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
 Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS. Al Hujurat: 13)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ ».

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

Kekayaan dan kemiskinan adalah ujian :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan“ (Al-Anbiya’ :35).

Kajian Masjid Ar Rahmah Weru, 28 April 2018

Rabu, 25 April 2018

Bekal Puasa # 2

Syarat seseorang wajib berpuasa bulan Ramadhan :

1.   MUSLIM

Tidak sah dan tidak berpahala puasa yang dilakukan orang kafir, sebelum mereka bersyahadat memeluk agama Islam.
فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا
“Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat.” (QS. Al-Kahfi: 105).
Jika orang kafir masuk Islam, maka baru diwajibkan mereka berpuasa dan tidak perlu mengqodho’ puasa yang mereka tinggalkan saat masih kafir.
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُغْفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِن يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ
“Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu [ Al Anfal : 38 ]
2.  BALIGH

Tidak ada kewajiban puasa bagi anak kecil yang belum baligh, berdasarkan :
"رفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يستيقظ، وعن الصبي حتى يبلغ، وعن المجنون حتى يعقل" (رواه الإمام أحمد في مسنده)
Pena(catatan amal) diangkat dari 3 golongan : orang yang tidur sampai bangun, dari anak kecil sampai baligh, dari orang gila sampai sadar.
[HR Ahmad dalam musnadnya]

Anak kecil yang belum baligh, terbagi menjadi 2 macam :
§  Anak kecil yang belum baligh tapi sudah mumayyiz.
§  Anak kecil yang belum baligh dan belum mumayyiz.

a.  Mumayyiz artinya akalnya sudah mampu membedakan dan memahami syariat, memahami niat, memahami puasa mengharap pahala dari Allah ta’ala, biasanya saat usia menginjak 7 tahun. Anak usia mumayyiz disunnahkan berpuasa walaupun belum baligh, seperti diriwayatkan dari sebagian shahabat :
Disebutkan dalam hadis dari Rubayi’ binti Muawidz radhiallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus sahabat di pagi hari Asyura (10 Muharam) untuk mengumumkan, “Barang siapa yang sejak pagi sudah puasa, hendaknya dia lanjutkan puasanya. Barang siapa yang sudah makan, hendaknya dia puasa di sisa harinya.” Para sahabat mengatakan, “Setelah itu, kami pun puasa dan menyuruh anak-anak kami untuk puasa. Kami pergi ke masjid dan kami buatkan mainan dari bulu. Jika mereka menangis karena minta makan, kami beri mainan itu hingga bisa bertahan sampai waktu berbuka.”
(H.r. Bukhari, no. 1960; Muslim, no. 1136)
Mereka belum wajib berpuasa, karena belum baligh, jika tidak berpuasa tidak berdosa, tetapi kalau mereka berpuasa sah dan berpahala di sisi Allah ta’ala.

b.  Anak kecil belum mumayyiz yang belum memahami niat, belum memahami tujuan ibadah, biasanya dibawah usia 7 tahun. Anak-anak usia tersebut belum diwajibkan berpuasa dan tidak sah dan tidak berpahala puasa yang mereka lakukan karena tidak adanya niat.

3.  Berakal sehat.

Orang yang akalnya tidak sehat, seperti orang gila, idiot tidak diwajibkan puasa, karena puasa adalah ibadah yang butuh niat dan orang yang tidak berakal sehat tidak bisa berniat ibadah.
Termasuk golongan ini adalah orang tua yang sudah pikun, tidak diwajibkan bagi mereka berpuasa dan tidak wajib membayar fidyah.
Berdasarkan hadits “diangkatnya pena pencatatan amal” yang telah lewat.

4.  Berbadan sehat.

Orang sakit jika berpuasa menambah parah penyakitnya atau memperlambat penyembuhan penyakitnya boleh tidak berpuasa.
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185)


Jika mereka berpuasa sah puasanya, yang lebih utama adalah yang lebih mempermudah bagi mereka.
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
[ Al Baqarah 185 ]
5.  Mukim

Seseorang dalam perjalanan boleh tidak berpuasa, berdasarkan :
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

(QS. Al Baqarah: 185)

Jika perjalanannya mudah dan tidak memberatkan maka boleh dan tetap dianjurkan untuk berpuasa.
Jarak safar adalah tujuan yang akan dicapai lebih dari 80 km, menurut perdapat yang terkuat dari kalangan ulama.

Inilah pendapat dari mayoritas ulama dari kalangan Syafi’i, Hambali dan Maliki. Dalil mereka adalah hadits,

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَابْنُ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهم – يَقْصُرَانِ وَيُفْطِرَانِ فِى أَرْبَعَةِ بُرُدٍ وَهْىَ سِتَّةَ عَشَرَ فَرْسَخًا

“Dahulu Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhum mengqashar shalat dan tidak berpuasa ketika bersafar menempuh jarak 4 burud (yaitu: 16 farsakh)./ 80 km” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-. Diwasholkan oleh Al Baihaqi 3: 137. Lihat Al Irwa’ 565 Syaikh Albani)




6.  Bebas haid dan nifas.

Wanita haid dan nifas tidak boleh berpuasa, jika mereka berpuasa tidak sah puasanya.

أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِ وَلَمْ تَصُمْ؟ قُلْنَ: بَلَى. قَالَ: فَذلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِيْنِهَا

“Bukankah wanita itu bila haid ia tidak shalat dan tidak puasa?” Para wanita menjawab, “Iya.” Rasulullah berkata, “Maka itulah dari kekurangan agamanya.” (HR. Al-Bukhari no. 304)





Senin, 23 April 2018

BEKAL PUASA

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan datang, kewajiban puasa akan bersama kita, mari kita mempersiapkan diri kita untuk menyambutnya dengan ilmu yang bermanfaat.

1.        Makna Puasa :
Puasa adalah suatu ibadah kepada Allah ta’ala dengan cara menahan diri dari makan, minum, bersenggama dan segala sesuatu yang membatalkannya, pada waktu tertentu bagi orang tertentu.
Puasa sebagai media pengendalian 2 syahwat, syahwat lambung dan syahwat kemaluan, seperti yang Allah ta’ala paparkan dalam hadits qudsi :

يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR. Muslim no. 1151)


Barang siapa yang mampu mengendalikan 2 syahwat ini, dijamin dengan surga:
 "Barangsiapa yang dapat memberi jaminan kepadaku dari apa yang ada di antara jenggot dan kumisnya (lisan) dan kedua pahanya (kemaluan), maka aku jamin untuknya Surga." 
( HR Bukhori )

Akan tetapi untuk mencapai nilai puasa yang tinggi, harus disertai pengendalian syahwat-syahwat yang lain.
Seperti syahwat terhadap harta, orang yang berpuasa disunnahkan untuk banyak bersedekah.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” 
(HR. Bukhari, no.6)

2.      Tahapan Kewajiban Puasa         :

Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun ke 2 setelah hijrah Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam ke kota Madinah, sehingga Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa 9 kali dalam hidupnya. Kewajiban puasa, Allah ta’ala syariatkan melalui 3 tahapan :
a.    Tahap pertama  : kewajiban puasa ‘Asyura, tanggal 10 Muharram 1 hari dalam setahun.
Berdasarkan :
b.    Tahap kedua     : kewajiban puasa bulan Ramadhan dengan pilihan, puasa lebih baik atau memberi makan orang miskin walau mampu puasa.
c.    Tahab ketiga     : kewajiban puasa bulan Ramadhan bagi yang mampu.

‘Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Dulu, orang-orang Quraisy berpuasa di hari ‘Asyura di masa jahiliyyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berpuasa di hari tersebut (di masa jahiliyyah). Ketika beliau tiba di Madinah, beliau mengerjakan puasa ‘Asyura dan memerintahkan kepada para sahabat untuk berpuasa.
Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa ‘Asyura. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka dia mengerjakannya. Dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa, maka mereka meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


3.       Hikmah Ibadah Puasa    :

Ibadah puasa mempunyai hikmah yang banyak-hanya Allah ta’ala- yang mengetahuinya, diantara hikmah tersebut :

a.    Melatih keikhlasan      : dari sisi batin hanya Allah ta’ala yang mengetahui orang yang berpuasa dan siapa yang tidak berpuasa.
Seseorang tidak berpuasa, tetapi bisa menampakkan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang dekatnya(istri dan anaknya) dia berpuasa, makan sahur Bersama, siang hari jajan diluar, sore buka Bersama.
Sebaliknya seseorang berpuasa tetapi orang terdekatnya tidak tahu dia berpuasa, seperti kisah sebagian salaf, yang pergi bekerja pada dini hari sebelum adzan subuh, makan dan berpamitan kepada keluarganya untuk bekerja membawa bekal, pulang sore dan makan sore Bersama keluarga, dia berpuasa tetapi istrinya tidak tahu kalua suaminya berpuasa, bertahun tahun.

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
(HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)


b.    Melatih kepedulian kepada orang lain, terutama kepada faqir miskin.

Selasa, 17 April 2018

KENAPA TIDAK HIJRAH SAJA SAUDARAKU….

Sepakat saudaraku....cuma ada satu pertanyaan untuk saudaraku tercinta : Kenapa tidak hijrah saja ? kenapa tidak melaksanakan hukum Allah dalam Al qur'an untuk berhijrah, jika taat kepada hukum Islam.
ini hukum Islam
Allah mengancam orang-orang yang tidak mau hijrah dari kota Makkah yang dahulu merupakan negri Kafir  saat itu :
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya, ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini.’ Mereka menjawab, ‘Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)’. Para malaikat berkata, ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali’.” [An-Nisa: 97]

Ayat ini juga berlaku, bagi orang-orang yang masih tinggal di Negri “yang mereka anggap kafir”.

Ini adalah ancaman keras yang menunjukkan wajib. Lagi pula, karena melaksanakan kewajiban agama hukumnya wajib atas yang mampu, sehingga hijrah termasuk sarana dan pelengkap kewajiban.

Allah ancam mereka dengan neraka Jahannam, bagi yang tidak hijrah dari negri kafir.

Rasululllah juga berlepas diri dari mereka….artinya mereka bukan termasuk umatnya Rasulullah, bukan umat Islam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا بَرِيْءٌ مِنْ مُسْلِمٍ سَاكِنِ الْمُشْرِكِيْنَ
Aku berlepas diri dari seorang muslim yang menempati tempat tinggal kaum musyrikin.
Kalau “mereka” berkata : “kami mampu….kemana kita akan pergi….nanti kita hidup dari mana…?
Maka jawaban Allah :
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak” [An-Nisaa/4 : 100]
Jadi tidak ada alasan tetap tinggal di negri yang mereka kafirkan.
Kalau mereka jujur dan konsekwen dengan keyakinannya.








Senin, 16 April 2018

Takfir, Bukan Masalah Ringan!

Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh tuduhannya itu akan kembali terarah kepada salah seorang di antara mereka berdua.” Dalam sebagian riwayat disebutkan, “Apabila sebagaimana apa yang dia katakan -maka dia tidak bersalah- akan tetapi apabila tidak sebagaimana yang dia tuduh maka tuduhan itu justru kembali kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [2/126-127] dan Shahih Bukhari, hal. 1254)
Maksud dari ‘tuduhan itu justru kembali kepadanya’ adalah sebagaimana yang diterangkan oleh al-’Aini rahimahullah, yaitu, “Apa yang diucapkannya justru terarah kepada dirinya sendiri, karena orang yang dia kafirkan ternyata benar imannya (tidak kafir).” Sehingga maknanya adalah kalau tuduhannya itu tidak terbukti kebenarannya maka sesungguhnya dia telah mengkafirkan dirinya sendiri (lihat ‘Umdat al-Qari [22/245] pdf)
Syaikh Dr. Nashir bin Abdul Karim al-’Aql berkata, “Takfir/penjatuhan vonis kafir adalah perkara yang diatur dalam hukum syari’at acuannya adalah al-Kitab dan as-Sunnah. Maka tidak boleh mengkafirkan seorang muslim karena ucapan atau perbuatannya selama dalil syari’at tidak menunjukkan atas kekafirannya. Dengan disebutkannya istilah hukum kafir -secara umum- atas suatu ucapan atau perbuatan itu tidak secara otomatis menunjukkan jatuhnya vonis kafir tersebut -secara khusus- kepada orang tertentu -yaitu pelakunya- kecuali apabila syarat-syarat -pengkafiran- itu sudah terpenuhi dan penghalang-penghalangnya tersingkirkan. Takfir merupakan hukum yang sangat berbahaya resikonya, oleh sebab itu wajib meneliti segalanya/tatsabbut dan berhati-hati di dalam menjatuhkan vonis kafir ini kepada seorang muslim.” (Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil ‘Aqidah, hal. 19 pdf)

Tips Pendidikan
CARA MEMBUAT TEKA TEKI SILANG (TTS) untuk melatih ingatan dan mengulang pelajaran putra putri kita.
Mungkin di antara kita ada orang-orang kreatif dan suka membuat yang namanya teka-teki silang atau sering kita sebut TTS. Tetapi kita tidak menggunakan tulis tangan ataupun langsung dengan tangan, kita kali ini akan menggunakan media komputer untuk membuatnya, sehingga akan lebih rapih dan lebih cantik, sehingga akan lebih menarik untuk dilihat dan orang akan lebih tertarik untuk mengerjakannya.
Kita tidak membuatnya di Microsoft excel karena menurut saya itu cukup rumit dan membingungkan apalagi melihat menu-menu di atasnya, dan semuanya serba kotak-kotak. Bisa-bisa nanti kita stress dan menjadi gila jika tidak pandai-pandai memakainya. Kita akan menggunakan Microsoft word yang hampir semua orang bisa menggunakannya, karena fungsinya layaknya kita menulis biasa dengan bantuan fitur-fitur menarik sehingga akan lebih mudah digunakan, terlebih lagi untuk orang-orang yang baru belajar komputer dan awan di dunia media elektronik. Untuk membuatnya tentu saja kita akan menggunakan fitur-fitur yang ada di Microsoft word.
Pertama-tama kita buka menu “Insert”, tepat di sebelah kanan menu utama “Home” dan paling atas. Setelah itu pilih “table” dan pilih berapa kotak yang kita butuhkan, untuk memudahkannya kita buat banyak saja, karena jika sisa tinggal kita hapus saja. Layaknya membuat TTS biasa, kita pilih kotak-kotak yang akan diisi dengan jawaban, dan bagi kotak-kotak sisanya yang tidak digunakan kita hitami saja, caranya arahkan kursor ke kotak tadi dan lihat di menu design, nah di situ ada menu “shading”, tinggal kita pilih mana warnanya, biasanya kalau TTS itu warna hitam.
Setelah itu, jika kita ingin meletakkan angka sebagai nomor pertanyaan TTS, kita bisa mengaturnya dengan memblok kotak yang mau diletakkan nomor tadi, kemudian klik kanan dan pilih “cell alignment”. Lalu atur di sudut kiri atas, jika hurufnya kebesaran maka kita dapat mengecilkannya, cara praktisnya bisa dengan memblok angka tersebut dan klik “shift” + “<” untuk memperkecilnya. Setelah itu terserah anda, silahkan berkreasi sendiri dengan kreatifitas dan inovasi kita masing-masing. Semakin tinggi kreatifitas kita maka akan semakin cantik hasilnya. Begitu sederhana dan mudah bukan? Ayo silahkan dicoba tunggu apalagi


Minggu, 15 April 2018

Artikel Pendidikan bagi pribadi dan masyarakat :

TIDAK BOLEH MEMBERONTAK KEPADA PENGUASA SELAMA MASIH MUSLIM
WALAUPUN PEMERINTAHAN MEREKA TIDAK BERLANDASKAN AL QUR’AN DAN SUNNAH

HADITS YANG JELAS YANG TIDAK TERBANTAHKAN :

« يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ».
Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku dan tidak pula melaksanakan sunnahku . Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan Ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847. )

JELAS sekali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam :

“ pemimpin yang tidak melaksanakan sunnahku “


Dan jelas sekali Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan : “dengarlah dan taatlah”.

Kamis, 12 April 2018

BUDAYA  JAHILIYAH

1.       Arti Jahiliyah secara bahasa adalah kebodohan”, sedangkan arti secara syariat adalah : “setiap apa yang ada pada manusia sebelum ( diutusnya ) Rosulullah-shollallahu ‘alaihi wa sallam- dari apa-apa yang menyelisihi apa yang telah Allah syari’atkan berupa agama yang benar lewat lisan para rosul-Nya.”Syarh Masail Jahiliyyah : 11 ].

2.       Mengapa kita perlu mempelajari budaya jahiliyah... ?

Karena Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- memperkirakan bahwa umatnya umat Islam sebagian ada yang akan mengikuti budaya orang jahiliyah.

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

 “Sesunguhnya kalian akan mengikuti kebiasaan umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sehingga seandainya mereka masuk lubang dhab (sejenis kadal), niscaya akan kalian ikuti,” maka para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (maksudmu) orang-orang Yahudi dan Nasrani?” (Jawab Rasulullah): “Siapa lagi?!” [HR al-Bukhâri dan Muslim].

 [ BUDAYA JAHILIYYAH 01 :BERDOA DENGAN PERANTARA ORANG-ORANG SHOLIH YANG TELAH MATI]

1.    ZAMAN DAHULU : Diantara sifat orang-orang jahiliyyah, mereka beribadah kepada Allah ta’ala dengan perantara orang-orang sholih yang telah meninggal dunia, dengan cara berdo’a di kubur-kubur mereka untuk meminta syafa’at ( pertolongan ) dan kemanfaatan dari mereka.
·         Firman Allah ta’ala :
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
“Dan orang-orang yang menjadikan selain Alloh sebagai penolong, ( mereka mengatakan ) : Tidaklah kami menyembah mereka kecuali agar mereka mendekatkan diri kami kepada Alloh saja.” 
[ QS. Az-Zumar : 3 ].
·         Alloh Ta’ala berfirman :
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
“Mereka beribadah kepada selain Alloh apa-apa yang tidak mampu memberikan mudharat dan tidak mampu memberikan manfaat kepada mereka. Dalam keadaan mereka menyatakan : Mereka adalah penolong-penolong kami di sisi Alloh.”
[ QS. Yunus : 18 ].

2.    ZAMAN ISLAM DATANG : Allah ta’ala memerintahkan dan Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam tuntunkan dalam beribadah dan dalam berdoa langsung kepada Allah dan tidak boleh melalui perantara orang mati.

·         Allah itu dekat, mengabulkan doa orang yang berdoa :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)


Orang mati tidak bisa mendengar
وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar”. [Fathir /35: 22]

3.    ZAMAN NOW ZAMAN SEKARANG : ada sebagian orang yang mengajak kepada pemahaman Jahiliyah lagi, dengan paket wisata religi ziarah kubur ke makam para wali.

Catatan kajian :
Kitab "Masail Jahiliyah".
Masjid Ar Rahmah, Weru.
Ustadz Abul Hasan Ali