Selasa, 03 April 2018

Artikel Pendidikan
Sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
[ Mengatasi Pertengkaran Pada Anak ]



SAHABAT KELUARGA – 
Sering kita dapati keadaan dimana anak bertengkar, di sekolah atau di rumah. Berebut mainan, saling mencari perhatian orang tua dan berebut minta diladeni terlebih dahulu, adu mulut dengan masalah yang tidak jelas, hampir dirasakan semua orang tua dan guru.
Baik di sekolah maupun di rumah pertengkaran antara anak satu dengan anak yang lain hampir setiap hari kita jumpai. Pertengkaran merupakan hal biasa asal tidak sampai menimbulkan adu fisik yang  membahayakan dan berakibat dendam.
Pertengkaran terjadi biasanya karena kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam berhubungan (bersosialisai) pada seseorang. Jadi jika anak-anak dalam perkembangan sosial emosionalnya sudah baik serta kemampuan bersosialisasinya sudah tumbuh, pertengkaran akan dapat diminimalisir.
Dalam pertengkaran cenderung saling menyalahkan dan merasa paling benar sendiri. Namun pertengakaran yang merupakan bumbu dalam pergaulan manusia yang dapat mendewasakan diri jika disikapi dengan bijak.
Lalu bagaimana cara orang tua atau guru mengatasi pertengkaran pada anak? Berikut adalah salah satu trik mengatasi pertengkaran mereka:
Pertama, : pengkondisian.
Buat kondisi tenang dulu…dudukan mereka seandainya mereka berdiri. Tips ala Rasulillah -shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah.”
(HR. Abu Dawud).
Jadikan suasana tenang bicaralah pada anak setelah suasana tenang. Jika keduanya masih dalam susana bertengkar, menasihati atau bicara pada keduanya tidak anak memberikan hasil yang baik.
Kalau kalian marah maka diamlah.” (HR. Ahmad).
Tanamkan nilai-nilai sosial dan emosional ketika menasihati. Ajarkan juga empati pada anak ketika anak sudah siap menerima masukan atau nasihat.

Kedua, : Komunikasi
komunikasi yang sehat mengurangi konflik atau pertengkaran. Komunikasi yang ’tidak nyambung’ menyebabkan rusaknya suatu hubungan dan berakibat pertengkaran. Ajari anak untuk berbicara sopan dan meminta izin jika ingin meminjam sesuatu.
Ketiga,: Peka
masalah yang timbul dan menyebabkan pertengkaran tidak selalu berawal dari masalah yang berat atau masalah besar. Banyak kejadian pertengkaran terjadi hanya karena sebab yang sepele. Oleh karena itu kita harus peka jangan abaikan penyebab masalah sepele. Seperti contoh kasus perebutan kapur tulis. Namun jika dibiarkan akan timbul pertengkaran fisik.
Keempat, : Berbagi
beri pengertian pada anak dengan melakukan time out. Pada kasus di atas, kita dapat  mengatakan pada Dany bahwa kapur tulis di kelas ini sangat banyak, jadi dia tidak seharusnya merebut kapur tulis yang dipegang Nabila. Perbuatan merebut adalah perbuatan yang tidak baik. Pada Nabila kita dapat ajarkan berbagi dan bermain menulis angka atau huruf bersama teman-teman akan lebih asyik dari pada bermain sendiri.
Kelima,  : Kelembutan
hindari bentakan dan ancaman ketika sedang menghadapi anak yang sedang bertengkar. Lakukan time out pada keduanya pada ruang yang nyaman dan bukan untuk mengintimidasi atau menghakimi. Namun sebagai upaya agar keduanya akur kembali dan dapat bermain bersama tanpa ada tekanan.
Keenam, : Hikmah
 sesungguhnya dalam suatu pertengkaran ada pelajaran yang dapat kita petik. Yakni bagaimana menjadikan anak menjadi seorang yang pemaaf dan menyudahi suatu perselisihan. Belajar untuk mengalah dan mengerti orang lain dengan komunikasi yang santun. Ajak anak saling bersalaman dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik saat terjadi pertengkaran. Nilai-nilai sosial emosional dan nilai-nilai agama dapat kita sisipkan agar anak bertambah wawasannya dalam bersosialisasi.
Tujuh : Adil dan Bijak
Sebagai orang tua atau guru harus dapat mencari solusi yang bijaksana. Orang tua atau guru tidak boleh berat sebelah dan menyalahkan sepihak ketika menghadapi anak yang sedang bertengkar. Tutur kata yang halus dari orang tua atau guru akan cepat meredakan konflik yang terjadi pada anak. Semoga bermanfaat. (Sikhah - Guru Taman Kanak Kanak Pertiwi Bobosan Purwokerto Utara Banyumas)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar