Sopan Santun bagi Si Kecil Yang Harus
Diperhatikan Orang Tua
SAHABAT KELUARGA AL
FALAH–
Anak-anak perlu
diajarkan sopan santun sejak dini. Beberapa perilaku anak mungkin terlihat
biasa saja, atau bahkan beberapa orang tua menganggap perilaku tersebut sebagai
kenakalan kecil yang akan hilang seiring pertumbuhan usianya.
Padahal, jika hal
tersebut dibiarkan, perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan yang akan sulit
dihilangkan hingga mereka dewasa nanti.
Di dalam agama kita
yang mulia, dienul Islam, sopan-santun terbagi menjadi 2 macam :
1. sopan-santun yang
berkaitan dengan diri sendiri.
2. Sopan santun yang
berkaitan dengan orang lain.
§ SOPAN SANTUN BERKAITAN
DENGAN DIRI SENDIRI :
1. tata cara makan.
Petunjuk Rasulullah –shalallahu
‘alaihi wa sallam- berkaitan dengan sopan santun dalam makan.
Dari ‘Umar bin Abi
Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah
asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di
nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« يَا غُلاَمُ سَمِّ
اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ » . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى
بَعْدُ
“Wahai anak kecil, sebutlah
nama Allah (bacalah “BISMILLAH”), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.
(HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
terkandung 3 macam sopan santun :
- membaca bismillah sebalum makan.
- makan dengan tangan kanan.
- makan dari arah yang terdekat.
2. Minum sambil duduk
Dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh melarang dari minum
sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024).
§ SOPAN SANTUN
DENGAN ORANG LAIN
1. Mengganggu Saat
Orang Tua Berbicara
Anak kadang sangat
antusias ingin menceritakan sesuatu pada orang tuanya tanpa melihat kondisi
Anda yang mungkin sedang berbincang dengan orang lain. Dengan kata lain, anak
memotong pembicaraan Anda agar perhatian orang tuanya segera teralihkan
padanya.
Hal itu tentu saja
tidak sopan. Dengan memotong pembicaraan, berarti anak tidak memikirkan
kepentingan orang lain yang sedang berbicara. Dampaknya anak akan menjadi egois
dan merasa berhak mendapatkan perhatian yang ia inginkan. Sebagai orang tua,
Anda tidak boleh mengabaikan hal tersebut.
Cara mengatasinya:
Beritahu padanya bahwa
memotong pembicaraan merupakan sikap yang buruk dan tidak boleh dilakukan. Jika
masih dilakukan, hukum anak dengan memintanya duduk tenang atau berdiri di
pojok sampai Anda selesai berbincang. Katakan padanya, dia tidak akan
mendapatkan apa yang dia minta jika masih memotong pembicaraan orang lain.
2. Bermain Kasar
Saat bermain bersama
temannya, Anda melihat si kecil melakukan tindakan kasar seperti mendorong,
mencubit atau memukul. Meski akibat yang ditimbulkannya tidak terlalu parah,
Anda sebagai orang tua harus segera menghentikannya.
Penasehat parenting
Michele Borba, Ed.D berkata, ”Jika Anda tidak menyela saat anak bermain kasar,
maka ia akan terus melakukan kekasaran tersebut hingga menjadi kebiasaan yang
sulit dihilangkan. Jika dibiarkan terus menerus, anak akan berpikir bahwa
menyakiti orang lain dibolehkan,”
Cara Mengatasinya:
Hadapi perilaku
agresifnya di tempat itu juga. Tarik anak Anda menjauh dari temannya dan
katakan padanya bahwa yang dilakukan itu telah menyakiti temannya. Latih dia
untuk mengerti bahwa setiap tindakan yang menyakiti orang lain tidak
diperbolehkan.
Sebelum janji bermain
berikutnya, ingatkan dia bahwa tidak boleh bermain kasar. Jika masih melakukan
hal yang sama, larang dia untuk bermain sampai dia bisa merubah perilakunya.
3. Pura-pura tidak
mendengar Anda
Saat anak Anda
berpura-pura tidak mendengar apa yang ada minta, ulangi perintah tersebut dua
atau tiga kali agar anak mengerti bahwa perbuatan itu tidak boleh.
Menurut psikolog Kevin
Leman, Ph.D., “Mengingatkan anak Anda lagi dan lagi akan melatih dia untuk
menunggu peringatan diri Anda dibanding mendengarkan sejak awal apa yang Anda
suruh. Jika Anda membiarkan perilaku ini, anak Anda mungkin menjadi penantang
dan pengendali,”
Cara Mengatasinya:
Daripada berteriak
pada anak, lebih baik Anda menghampiri dan katakan padanya apa yang perlu
dilakukan. Buat dia melihat ke arah Anda dan menanggapinya dengan mengatakan,
“Baik, bu”. Anda juga bisa lakukan dengan cara menyentuh bahunya, mengatakan
namanya,untuk mendapat perhatian darinya.
Cara sederhana
lainnya, jika anak tak juga mematuhi ucapan Anda, katakan padanya bahwa Anda
akan membatasi permainannya atau kesukaannya.
4. Mengambil Sesuatu
tanpa Ijin
Anak kecil belum
terlalu memahami arti kepemilikan. Beberapa anak memiliki keegoisan besar. Jika
ingin sesuatu barang, dia akan merengek demi mendapatkan barang tersebut.
Tak heran jika anak
sering berebut mainan dengan temannya demi mendapat sesuatu yang diinginkannya.
Awalnya mungkin menggemaskan, tetapi jika berlanjut sampai dewasa, hal tersebut
akan mengkhawatirkan. Bukan tak mungkin juga akan berkembang menjadi penyakit
kleptomania.
Cara Mengatasinya:
Buat peraturan kecil
di rumah dengan anak Anda yang membuatnya mengerti bahwa dia harus meminta izin
saat melakukan apapun. Misalnya, saat Anda sedang membaca buku, tiba-tiba anak
Anda datang dan mengambil buku tanpa izin terlebih dahulu. Jelaskan padanya
bahwa apa yang dia lakukan tidak baik dan dapat menyinggung seseorang. Membuat
peraturan tegas seperti itu akan meredam dia untuk melakukan sesuatu tanpa
seiizin pemilik.
5. Bersikap Kurang
Baik
Mungkin Anda tidak
sadar ketika anak memutar matanya atau menggunakan nada tidak sopan ketika
berbicara pada seseorang saat usia praremaja. Perilaku tersebut sering mulai
ketika anak berusia dini karena meniru teman yang lebih tua untuk menarik
perhatian orang tua mereka.
”Beberapa orang tua
mengabaikannya karena mereka pikir itu akan hilang seiring perkembangan waktu.
Jika tidak segera dihentikan, maka anak akan sulit mendapatkan teman dan tidak
bisa berhubungan baik dengan gurunya di sekolah karena sering tersinggung
dengan perilakunya,” kata Dr. Dorba.
Cara Mengatasinya:
Beritahu anak bahwa
perilaku tersebut tidak baik. Katakan padanya, bahwa ketika dia memutar mata
seperti itu saat orang lain berbicara, orang tersebut akan menganggap
seolah-olah kamu tidak menyukai apa yang sedang saya katakan, hal itu akan
membuat tersinggung orang lain.
Jika masih terus
diulangi, Anda bisa menolak untuk berkomunikasi dengannya sampai dia merubah
perilakunya.
6. Melebih-lebihkan
Fakta
Perilaku ini sama
dengan berbohong sehingga termasuk kategori perilaku anak yang harus mendapat
perhatian khusus orang tua.
Kata-kata yang
dikeluarkan anak kebanyakan berbeda dari kenyataan. Seperti misalnya dia telah
membereskan tempat tidur padahal selimutnya masih berantakan. Atau dia berkata
pada temannya bahwa dia telah pergi ke luar negri padahal naik pesawat pun
belum pernah.
Kelihatannya tidak
masalah, namun jika dibiarkan bisa membuatnya memiliki kebiasaan berbohong
hingga dewasa kelak.
Cara Mengatasinya :
Ajaklah berbicara,
tanyakan kepadanya alasan dia berbohong. Katakan padanya, jika ia selalu
berkata bohong, orang tidak akan percaya apapun dengan yang akan dikatakannya
suatu hari nanti.
Ceritakan juga kisah
seorang anak yang selalu menceritakan kisah bohong pada ibu dan orang-orang
sekitarnya. Ketika anak itu benar-benar mendapat bahaya, tak seorangpun mau
menolongnya karena semua orang menganggap anak itu sedang berbohong.
Perilaku yang terjadi
pada anak mungkin terlihat sederhana, tapi jika diabaikan bukan tidak mungkin
akan menjadi hal buruk bagi anak di masa depan.
Teruslah bersikap
sabar, peka dan selalu peduli dalam mendidik anak. Cintai mereka dengan tulus
dan sepenuh hati. Kerja sama dengan guru.. doakan mereka…
Sahabat pendidikan
kemendikbud