[ USTADZKU
KURANG ADAB.......... ]
Bapak Ibu dan saudaraku para penuntut ilmu yang dirahmati Allah تعالى Seorang guru adalah
manusia lemah yang tidak sempurna yang sama dengan kita,mereka juga melakukan
kesalahan,dan mereka juga berdosa,mereka bukanlah seorang yang ma’sum(yang
terlepas dari kesalahan dan dosa).
Dan kita wali murid atau sebagai penuntut ilmu pasti pernah merasakan sikap dan sifat
yang tidak enak bagi kita dari seorang guru, kepada kita atau kepada anak-anak kita.
Apakah itu berupa hal yang tidak
kita senangi seperti contoh: pernah dimarahin guru,dibentak,dan dipukul dan
selainnya.
Namun demikian jika kita pikirkan apakah itu hal yang tidak wajar
yang dilakukan oleh seorang guru?
Tentu itu hal yang wajar sekali, mereka memiliki
alasan melakukannya. ataupun kalau seandainya tidak ada alasan.
Cobalah kita berpikir positif dalam memandang hal yang
demikian tersebut, berpikir positif dalam menilai sikap dan sifat seorang
guru,menilai kalau itu adalah merupakan kekurangan yang dia miliki, karena
setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Dan jangan pernah menjadikan hal tersebut sebagai alasan bagi kita untuk
menjauh dari menuntut ilmu dan cobalah kita juga melihat sisi baik dari seorang
guru dan jangan lah karena kekurangannya kita tidak ingin mengambil kebaikan
dari mereka. Sebagaimana yang dikatakan Bilal bin Abi Burdah:
لا
يمنعكم سوء ما تعلمون منا ان تقبلو احسن ما تسمعون منا ))))
“Jangan lah mencegah kalian kejelekan apa2 yang kalian ketahui dari kami
untuk menerima kebaikan yang kalian dengar dari kami”.
Itu benar, Jangan sampai kejelekan yang kita lihat dari guru kita
mencegah kita untuk mengambil kebaikan yang mereka miliki. Karena guru atau
ustadz atau syaikh walaupun mereka memiliki sikap dan sifat jelek tapi
percayalah ya Tullabul ilmi mereka memliki sisi kebaikan yang sangat besar.
Mereka adalah pengajar ilmi,mereka berilmu,sudah pasti mereka memiliki
kebaikan. Tapi terkadang karena kita terlau bodoh dan terlalu melihat dan
mencari kejelekan-kejelekan guru kita akhirnya kita buta dari kebaikan yang
mereka miliki.
-Berkata Assyafi’i: رحمه الله
(( Dikatakan kepada Ibnu ‘Uyainah:
Sesungguhnya ada suatu kaum yang mendatangimu dari penjuru dunia, maka
engkau marah kepada mereka! Hampir-hampir mereka pergi dan meninggalkan engkau.
Kemudian berkata Ibnu Uyainah: mereka adalah orang-orang yang bodoh sepertimu,mereka
mencoba meninggalkan apa yang bermanfaat bagi mereka karena tidak baikanya
sikapku)).
Dan berkata lagi Assyafi’iرحمه الله :
(( Ada dua orang laki-laki yang berselisih dihadapan Al a’masy: salah
satu dari keduanya memiliki masalah,dan satunya lagi tidak ada masalah yang
dimilikinya. Kemudian marah Al a’masy suatu hari kepada laki-laki yang memiliki
masalah,kemudian berkata seorangnya lagi: Kalau dia (Al a’masy) memarahiku
seperti dia memarahimu aku tidak akan kembali lagi kepadanya.
Maka berkata Al a’masy: “kalau begitu berarti dia bodoh sepertimu,dia
meninggalkan apa yang bermanfaat bagi dia karena tidak baiknya sikapku”)).
Dan Ibnu Jama’ah Alkinany berkata,menyebutkan tentang kandungan
wasiat-wasiatnya bagi penuntut ilmu:
((Bahwasanya hendak lah penuntut ilmu itu bersabar terhadap kekakuan
yang muncul dari dari gurunya atau jeleknya akhlaqnya,
jangan sampai yang demikian tersebut menghalanginya dari bermulazamah
kepada gurunya dan baiknya aqidahnya,dan perhatikan lah perbuatan-perbuatan
baik yang muncul dari gurunya dengan benar-benar memperhatikan,dan mulai lah
memberikan udzur dan taubat dengan sikap kekakuan gurunya terhadap apa-apa yang
telah terjadi dan memaafkannya,dan berikan udzur kepada guru tersebut,dan
menjauhkan celaan darnya. Maka yang demikian itu akan memberikan kecintaan
terhadap guru,dan menjaga hatinya dan bermanfaat baginya menuntut ilmu
didunianya dan akhiratnya)).
Dan dari sebagian salaf:
((orang yang tidak bisa bersabar diatas susahnya menuntut ilmu,belajar
dia akan menetap dengan sisa umurnya dilembah kebodohan,dan sedangkan orang
yang bersabar dia akan mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat)).
Ibnu 'Abbas radhiya-llahu 'anhuma berkata,
"Aku telah merendahkan diri
sebagai seorang pencari ilmu, maka kini aku terhormat sebagai orang yang dicari
ilmunya."
Sebagian ulama' salaf berkata,
"Bersabarlah menerima
penyakitmu jika engkau bersikap kasar kepada doktermu; dan bersabarlah menerima
kejahilanmu jika engkau bersikap kasar kepada gurumu."
>>NUKILAN DAN TERJEMAHAN DARI KITAB
“ANNUBADZ FI ADABI THOLABIL ILMI”. HAL: 125, DGN JUDUL: (إحتمال الشيخ(.
Berbagi
ilmu dan faidah
Kunjungi
dan ulas kami
sditalfalahblogspot.com