Usaha Mencegah Penyakit Untuk Buah Hati
Kita :
Bapak Ibu Wali Murid SDS IT Al Falah –
yang kami hormati-
Ustadz Ustadzah Wali Kelas SDS IT Al
Falah – yang kami banggakan-
Mari kita bersama-sama berta’awun dan
bekerja sama untuk mencegah penyakit menimpa buah hati kita.
Berikut ini usaha-usaha yang perlu kita
lakukan, di rumah dan di sekolah :
1. Membentengi buah hati kita dengan
dzikir dan wirid harian :
Diantara
dzikir yang sangat ringkas dan mudah semua orang bisa melaksanakannya adalah :
Dari ‘Utsman bin
‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ
يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ اللهِ
الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ
وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، إِلاَّ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
“Tidaklah seorang
hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang dari setiap
malamnya kalimat:
BISMILLAHILLADZI LAA
YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM
(dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak
ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah
Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui)
sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa
pun yang membahayakannya.”
(HR. Abu Daud dan
Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
2. Memberikan bekal sarapan dengan nutrisi
yang kuat dan sehat setiap pagi.
مَنْ تَصَبَّحَ
بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
“Barangsiapa di
pagi hari sarapan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan
sihir pada hari itu.”
(Muttafaqun ‘alaih.
HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).
Kalau tidak ada kurma,
bisa digantikan makanan lain yang sehat, minimal minum air manis sebelum
berangkat sekolah.
3. Menjaga kebersihan badan.
a. Dengan
selalu mencuci tangan dalam setiap aktifitas terutama sebelum dan
sesudah makan.
Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam, menganjurkan selalu memperbanyak wudhu yang
terkandung di dalamnya mencuci tangan :
لَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ
Tidaklah menjaga wudhu, kecuali mu’min.
(HR ibnu Maajah, dll; dishahiihkan al albaaniy)
b. Menutup mulut dan hidung ketika bersin
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ
بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ.
“Bahwasanya apabila
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menutup wajah dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.”
[HR. Ahmad II/439,
al-Hakim IV/264, Abu Dawud no. 5029, at-Tirmidzi no. 2746. Lihat Shahih
at-Tirmidzi II/355 no. 2205]
Garingan,
03 Maret 2020
Kepala Sekolah