Doa Puncak Usaha
Pendidikan
Semua usaha dan upaya
pendidikan putra-putri kita kembali kepada hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika Allah menghendaki
putra-putri kita menjadi anak yang baik maka pasti terjadi. Sebaliknya jika
Allah tidak menghendaki, maka segala upaya, usaha pendidikan kita juga tidak
akan berpengaruh kepada anak.
ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ
يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Dia menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada
baginya seorang pemberi petunjuk.
[ Az Zumar : 23 ]
Hidayah dari Allah
bisa diusahakan dan salah satu faktor utama menggapai hidayah adalah dengan
doa.
Maka jangan pernah
bosan mendoakan putra-putri kita….
Di sana ada adab-adab
agar doa kita lebih terkabul :
1.
Jauhi makanan haram
” Kemudian
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang
telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu.
Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai
Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang
haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?”
(HR.
Muslim no. 1015)
2. Sungguh-sungguh dalam
berdoa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam
keadaan yakin sungguh-sungguh akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak
mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479.
Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
3. Cari kondisi mustajab
2.
Sepertiga Malam Terakhir
Amr bin Anbasah meriwayatkan, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ العَبْدِ فِي جَوْفِ
اللَّيْلِ الآخِرِ، فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِي
تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ
“Waktu yang paling dekat Allah kepada seorang hamba adalah pada malam yang
terakhir. Oleh karena itu, jika kamu sanggup berada pada waktu itu sebagai
orang yang berdzikir kepada Allah, maka lakukanlah.” (HR.
Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Hadis ini diriwayatkan pula
oleh Ibnu Khuzaimah, Nasa’i, dan Hakim).
3. Akhir Shalat Fardhu
Hal ini berdasarkan hadis Abu Umamah al-Bahiliy, bahwa ia berkata: Ada yang
berkata, “Wahai Rasulullah, doa mana yang lebih mustajab?” Beliau menjawab,
جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ
المَكْتُوبَاتِ
“Di malam yang terakhir dan akhir shalat fardhu.” (HR.
Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)
Maksud akhir shalat fardhu ini, bisa sebelum salam dan bisa setelah salam,
namun penulis lebih cenderung, bahwa maksudnya adalah sebelum salam, wallahu
a’lam.
4. Antara Azan dan Iqamat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Berdoa tidaklah ditolak antara azan dan iqamat.” (HR.
Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
5. Satu Waktu di Setiap Malam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ
مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، إِلَّا
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu yang jika seorang muslim
bertepatan waktu itu dalam keadaan meminta kepada Allah kebaikan tentang
perkara dunia maupun akhirat kecuali Allah akan berikan kepadanya. Hal itu
terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
6. Ketika Azan Untuk Shalat Fardhu
Abu Dawud meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ، أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ
الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ
بَعْضًا
“Ada dua yang tidak ditolak atau jarang sekali ditolak, yaitu berdoa ketika
azan (antara azan dan iqamat) dan ketika perang, yakni ketika kedua pasukan
bercampur baur.” (HR. Abu Dawud dan Darimi, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Al
Hafizh berkata, “Hadis hasan shahih.”)
7. Ketika Turun Hujan
Imam Syafi’i meriwayatkan dalam al-Umm, 1:223-224 dengan sanadnya yang
sampai kepada Makhul, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa
Beliau bersabda:
اُطْلُبُوا إِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ
الْجُيُوْشِ، وَإِقَامَةِ الصَّلاَةِ وَنُزُوْلِ الْمَطَرِ
“Carilah waktu pengabulan doa ketika pasukan berhadapan, ketika shalat
ditegakkan, dan ketika hujan turun.” (Menurut Syaikh al-Albani
bahwa isnad ini dha’if karena mursal-nya dan karena majhul-nya guru Imam
Syafi’i, karena ia mengatakan “Telah menceritakan kepadaku orang yang saya
tidak berprasangka buruk kepadanya” tanpa menyebutkan siapa namanya dan
perkataan tersebut tidak berarti orang tersebut tsiqah, karena di antara
gurunya ada yang muttaham (tertuduh), yaitu Ibrahim bin Muhammad bin Abi Yahya
al-Aslami, sedangkan dalam ilmu Musthalah dinyatakan, bahwa ucapan seseorang,
“Telah menceritakan kepadaku orang yang tsiqah,” tidak bisa dipakai hujjah
sampai diketahui orang itu ditsiqahkan. Meskipun begitu, menurut Syaikh al-Albani,
hadis ini memiliki beberapa syahid dari hadis Sahl bin Sa’ad, Ibnu Umar, dan
Abu Umamah yang ia sebutkan dalam at-Ta’liqur Raghiib (1:166). Hadis tersebut
meskipun secara satuannya dha’if, tetapi jika dipadukan dengan hadis mursal ini
dapat menjadi kuat dan naik ke derajat hasan insya Allah Ta’ala, lihat
ash-Shahiihah no. 1469).
8. Ketika berangkat perang
Lihat dalilnya di no. 6
9. Satu waktu di hari Jumat.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«فِيهِ سَاعَةٌ، لاَ يُوَافِقُهَا
عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا،
إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ» وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
“Di dalamnya terdapat waktu, dimana tidaklah seorang muslim bertepatan
dengannya sedang ia dalam keadaan berdiri shalat dan meminta sesuatu kepada
Allah Ta’ala kecuali Dia akan memberikannya.”
Beliau berisyarat dengan tangannya, bahwa waktunya sedikit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ
فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ
فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“Hari Jumat (siangnya) ada 12 waktu, tidak ada seorang hamba yang muslim
meminta kepada Allah sesuatu kecuali akan diberikan, maka carilah saat tersebut
di waktu terakhir setelah shalat ‘Ashar.”(Shahih, diriwayatkan oleh Abu
Dawud, Nasa’i dan Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi)
Berdasarkan hadis ini, bahwa waktunya adalah di akhir waktu hari Jumat
setelah Ashar, bisa juga ketika khutbah dan ketika shalat.
10. Ketika meminum air zamzam disertai dengan niat yang baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ
“Air Zamzam itu sesuai maksud meminumnya.” (HR.
Ibnu Majah, Ahmad, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwaa’ no.
1123, ash-Shahiihah no. 883, dan Shahihul Jami’ no. 5378)
11. Ketika Sujud
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ، وَهُوَ
سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan yang paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika
sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah berdoa (ketika sujud).” (HR. Muslim)
12. Ketika bangun dari tidur di malam hari
setelah berdzikir dengan dzikir tertentu yang ma’tsur (disebutkan dalam hadis).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا، اسْتُجِيبَ لَهُ،
فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ
“Barang siapa yang bangun di malam hari, lalu ia mengucapkan,
“Laailaahaillallah…dst. Sampai “Wa laa quwwata illaa billah.” (artinya: tidak
ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya
pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci
Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Allah Mahabesar dan
tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.) Kemudian ia
berkata, “Ya Allah, ampunilah aku.” Atau ia berdoa, maka akan dikabulkan, dan
jika ia berwudhu dan shalat, maka akan diterima shalatnya.” (HR.
Bukhari dan Tirmidzi)
13. Doa Orang yang Tidur Dalam Keadaan Suci
dan Membaca Dzikir
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا،
فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Tidak ada seorang muslim yang tidur setelah berdzikir dan dalam keadaan
suci, lalu ia bangun di malam hari, kemudian meminta kepada Allah kebaikan
dunia dan akhirat, kecuali Allah akan memberikannya.” (HR.
Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
Read more https://yufidia.com/3955-waktu-keadaan-dan-tempat-dimana-berdoa-ketika-itu-mustajab-bag-1.html