Senin, 27 Januari 2020


Dzikir Ringkas Untuk Menjaga Keluarga Kita
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.


HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.



Jumat, 24 Januari 2020

Hukum Menabung

فَكَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم يَعْزِلُ نَفَقَةَ أهلِهِ سَنَةً
Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun [HR Bukhari no 2904 dan Muslim no 1757].

Berikut ini beberapa komentar ulama mengenai hadits ini:

Penulis Subulus Salam mengatakan, “Hadits di atas dalil bolehnya menyimpan bahan makanan untuk kebutuhan selama setahun dan perbuatan ini tidaklah bertentangan dengan tawakkal. Ulama sepakat bolehnya seorang menyimpan bahan makanan yang dihasilkan oleh tanah miliknya sendiri. Namun jika seorang untuk memborong dari pasar untuk disimpan maka perlu rincian:
Jika kondisinya adalah kondisi langka bahan makanan maka tidak diperbolehkan memborong bahan makanan di pasar kecuali jika hanya sekedarnya saja sehingga tidak menyebabkan masyarakat semakin kesulitan mencari bahan makanan tersebut semisal hanya untuk kebutuhan beberapa hari atau sebulan.
Namun jika di pasaran bahan makanan itu berlimpah maka boleh memborong bahan makanan untuk disimpan dan menjadi persediaan selama setahun lamanya. Rincian semacam ini menurut Qadhi Iyadh al Maliki adalah pendapat mayoritas ulama” [Subulus Salam 6/205-206].
Syaikh Abdullah alu Bassam ketika menyebutkan kandungan hadits di atas mengatakan, “Bolehnya menyimpan bahan makanan dan hal tersebut tidaklah bertentangan dengan tawakkal kepada Allah karena Nabi yang merupakan manusia paling hebat dalam masalah tawakkal saja menyimpan bahan makanan untuk persedian kebutuhan keluarganya” [Taisir Allam Syarh Umdatul Ahkam 2/558].
Syaikh Dr Saad as Syatsri ketika membahas kandungan hadits di atas mengatakan, “Hadits di atas menunjukkan bolehnya menyimpan kebutuhan nafkah selama setahun dan hal tersebut tidaklah tergolong menghambur hamburkan harta atau simpanan harta yang tercela” [Syarh Umdatul Ahkam 2/898].
Simpulan mengenai hukum menabung bisa kita simak dari penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin. Beliau mengatakan, “menabung untuk antisipasi musibah di kemudian hari tidaklah tercela asalkan kewajiban harta baik zakat atau selainnya telah ditunaikan dengan baik” [Tafsir Juz Amma hal 320].


Read more https://pengusahamuslim.com/3345-menabung-dalam-timbangan-1775.html

Tahun Baru Imlek
Asal Usulnya
Dirayakan dan dianggap hari libur di daerah dengan populasi suku Tionghoa terutama marga Han yang beraliran komunis di negara Cina yang banyak menekan umat Islam.
Di Indonesia, Sejak tahun 1968 s/d 1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang untuk dirayakan di depan umum. Hal itu berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto. Serta melarang segala hal yang berbau Tionghoa, termasuk di antaranya tahun baru Imlek.
Namun, sejak kepemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia, kembali mendapatkan kebebasan dalam merayakan tahun baru Imlek, yaitu di mulai pada tahun 2000. Di mana, Presiden Abdurrahman Wahid secara resmi mencabut Inpres Nomor 14/1967. Serta menggantikannya dengan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).
Selanjutnya, baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu Hari Libur Nasional, oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003 hingga saat ini. (Sumber: Wikipedia)
Islam Hanya Mengenal Dua Hari Raya Besar
Dalam Islam, hari raya besar itu cuma dua, tidak ada yang lainnya, yaitu hari raya Idul Fithri (1 Syawal) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Hukum Ikut Libur Dan Bersenang Senang Merayakan Imlek
Ibnul Qayyim, di mana beliau rahimahullah berkata,
وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق ، مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم ، فيقول: عيد مبارك عليك ، أو تهْنأ بهذا العيد ونحوه ، فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثماً عند الله ، وأشد مقتاً من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس ، وارتكاب الفرج الحرام ونحوه ، وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك ، ولا يدري قبح ما فعل ، فمن هنّأ عبداً بمعصية أو بدعة ، أو كفر فقد تعرض لمقت الله وسخطه
“Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal dan selamat tahun baru imlek, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.” Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” 
(Ahkam Ahli Dzimmah, 1: 441).





Selasa, 21 Januari 2020


Untuk Sukses, Otak Cerdas Tidak Cukup

SAHABAT KELUARGA- Mana yang paling menentukan dalam hal mencapai kesuksesan dan keberhasilan hidup seseorang, kepintaran atau karakter? Siapapun tentu punya jawaban yang beda-beda dengan catatan dan argumentasi masing-masing.

Namun, ada berdasarkan syariat dan beberapa fakta dalam penelitian-penelitian ilmiah, mengungkapkan bahwa ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan, kemampuan teknis atau nilai akademis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Apa sih yang termasuk soft skill, yaitu kemampuan mengelola diri dan orang lain.

Mengelola dirinya berkaitan dengan emosinya : bagaimana bersabar terhadap taqdir keputusan Allah. Bagaimana bersyukur dan qona’ah -menerima - dengan pembagian Allah. Tentu saja hal tersebut tidak akan bisa didapatkan kecuali dengan penanaman Tauhid dan Aqidah yang lurus dan kuat, disertai ibadah yang benar.

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Bagaimana kemampuan mengelola emosinya terhadap orang lain, dengan selalu berusaha mampu untuk selalu komunikatif dan kolaboratif dengan orang lain.

Mampu untuk bersabar dengan kekurangan orang lain dan sabar dalam menasihati dan memperbaikinya.

Mampu bersyukur terhadap kebaikan orang lain dengan membalas budi dan jasa.
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).


jadi sebab kesuksesan dan keberuntungan sudah terbukti dengan jelas dalam syariat dan penelitian sesuai dengan firman Allah ta’ala:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Jadi jangan sedih dan jangan khawatir, wahai Ayah bunda dengan nilai akademik anak yang kurang baik karena hal tersebut terbukti tidak membawa pengaruh apapun.
Sedihlah dan galaulah dengan akhlak dan karakter anak kita kurang baik.





Senin, 20 Januari 2020


Ciumlah Anak Anak Kita…..

Suatu hari Nabi shalallahu alaihi wa sallam mencium cucunya Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Melihat pemandangan ini, Al Aqra' bin Habis at Tamimy berkata : sejatinya aku punya 10 anak, namun tidak seorangpun dari mereka yang pernah aku cium.

Mendengar komentar ganjil ini, Nabi memandang Al Aqra dengan penuh keheranan, lalu beliau bersabda :
من لا يرحم لا يرحم
Orang yg tidak menyayangi tidak akan di sayangi (Allah) Riwayat Bukhari.


Ciuman adalah wujud untuk menunjukkan kasih sayang terhadap anak, karena Allah semata. Sedangkan kasih sayang adalah sebuah kenikmatan yang dirasakan manusia di dunia sehingga tercipta kepedulian, kedamaian dan rasa empati kepada orang lain.

Ciuman juga bentuk pemberian kasih sayang yang bisa mendorong manusia dalam membantu meringankan penderitaan yang dialami manusia lainnya. Tanpa kasih sayang, mungkin manusia akan menjadi sangat individualistis, egois, dan tidak memikirkan kepentingan orang lain.

 Maka kita bisa mengetahui bahwa Islam mengajarkan untuk menyayangi semua manusia di bumi karena manfaatnya yang sangat besar. Contoh yang dilakukan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dalam memberikan kasih sayang, seperti:

Menggendong anak di pundak Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam selalu punya cara unik dalam mewujudkan kasih sayangnya pada anak-anak. Seperti Rasulullah pernah menggendong anak dipundak dan mengajaknya naik kendaraan. Rasulullah melakukan itu sebagai bentuk kerendahan hati dan perhatiannya yang sangat besar kepada generasi muda untuk membina kepribadian mereka sekaligus mempererat hubungan mereka dengan nabi sebagai pendidik. Keakraban dibangun sejak dini agar anak-anak suatu saat nanti  mau meneladani Rasulullah. Halnya keluarga akan tercipta keakraban dan kedekatan antara anak dan orangtua maka akan mudah orangtua mendidik anak-anaknya.



Rabu, 15 Januari 2020


KESABARAN

Allah sebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 90 tempat yang menunjukkan pentingnya perkara ini. Semua ibadah juga ada kaitannya kepada kesabaran. Kehidupan kita juga dipenuhi kesabaran untuk meraih keberuntungan dunia dan akhirat.

وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-‘Ashr/ 103: 1- 3]


Makna : Kesabaran
habs secara bahasa yaitu menahan diri dari kepahitan, seperti seseorang yang bersabar makan dan minum makanan atau obat yang pahit tetapi akibatnya adalah manis yaitu kesehatan.

Definisi kesabaran : ibnul Qoyyim
-      Menahan hati dari ketidak terimaan
-      Menahan lisan dari keluh kesah
-      Menahan anggota badan dari merobek baju, memukul dahi.


Sabar ada tiga macam :
1.    Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah
2.    Sabar dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah
3.    Sabar dalam menghadapi taqdir Allah

Buah dari kesabaran :

1.    Allah mencintai orang yang sabar :

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. [Ali Imran : 146]

2.    Mendapat pertolongan Allah :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 45)
3.    Pahala besar tanpa batas
وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl : 96]
4.    Keberuntungan dan masuk surga
وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :’Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” [Ar-Ra’d : 23-24]
 


Selasa, 07 Januari 2020


Menjadi Muslim Dan Kafir Karena Hujan
Hujan lagi...hujan lagi...ya wajar memang ini musim hujan. Turun hujan karena sebab memang musim hujan.
Sering kita mendengar kata-kata di atas,
Rasulullah shalallah ‘alaihi wa sallam, mengingatkan para sahabat dan kita umatnya dalam sebuah kisah :
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِىِّ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – صَلاَةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَةِ عَلَى إِثْرِ سَمَاءٍ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلَةِ ، فَلَمَّا انْصَرَفَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ « هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ » . قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ . قَالَ « أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى وَمُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
Sahabat Zaib bin Khalid Al Juhani menuturkan,

 “Seusai shalat shubuh pada suatu pagi yang pada malam harinya kami diguyur hujan, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menghadap kepada kami dan bertanya, “Tahukah kalian apa yang difirmankan Allah?” Sepontan para sahabat menjawab, “Hanya Allah dan rasulul-Nya yang mengetahui.

 Allah berfirman, “Pada pagi ini, ada dari hambaku yang beriman kepada-Ku dan juga kafir.” Adapun yang mengatakan,

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ
“Kami mendapat karunia hujan karena kemurahan Allah dan kasih sayang-Nya” maka ia beriman  kepada-Ku dan kafir kepada bintang musim hujan .

Sedangkan orang yang berkata, “Kami mendapat hujun karena bintang ini dan bintang itu telah terbit (musim pernghujan telah tiba, maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.” 

Mari kita ucapkan jika turun hujan : “ alhamdulillah turun hujan atas kemurahan dan kasih sayang Allah

(Muttafaqun ‘alaih)




Minggu, 05 Januari 2020


Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar

§  Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari 574 dan Muslim 635)

§  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ، وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidak akan masuk neraka orang yang mengerjakan shalat sebelum matahari terbit (yakni shalat subuh) dan sebelum matahari terbenam (yakni shalat ashar).”
(HR. Muslim 634).
Catatan Kajian :
Riyadhus Shalihin, Masjid Al Falah Tlingsing

Jumat, 03 Januari 2020


Doa Saat Hujan
Ayah Bunda – hafizhakumullah – ternyata saat hujan adalah waktu sangat dikabulkan doa. Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya musim hujan yang datang kepada kita untuk banyak berdoa.
Hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ تَحْتَ المَطَرِ
Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a setelah adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.[ Shohihul Jaami’ no. 3078.]
Do’a yang amat baik dibaca kala itu adalah memohon diturunkannya hujan yang bermanfaat.
Itulah yang Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ucapkan ketika melihat turunnya hujan. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ « اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat]”.[ HR. Bukhari no. 1032 ]

Doa saat terjadi banjir :
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
(Allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa. Allahumma ‘alal aakaami wadz dzirabi wa buthuunil awdiyati wa manabitis syajari)
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, jangan yang merusak kami. Ya, Allah! turunkanlah hujan di dataran tinggi, di bukit-bukit, di perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” 1
HR. Al-Bukhari 1/224 dan Muslim 2/614