Liburan untuk Pembentukan Karakter Positif Anak
SAHABAT KELUARGA - Siapa bilang liburan
sekolah identik dengan libur dari belajar? Karena kita sebagai seorang mukmin
seyogyanya memanfaatkan waktu dengan baik untuk belajar kapan saja dan di mana
saja.
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ،
الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia menyia
nyiakan, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”
(HR. Bukhari no. 6412)
Saat berlibur bersama keluarga, anak-anak justru mendapatkan kesempatan luas untuk belajar khususnya belajar membentuk karakter. Liburan akhir semester selama dua pekan perlu dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, dengan menyisipkan pendidikan karakter sang buah hati.
Berikut ini beberapa kegiatan pembentuk karakter anak.
1. Tanggung jawab
Tanggung jawab dimulai dari merancang
kegiatan. Rencana yang matang sudah setengah dari suksesnya kegiatan. Pesan
seperti ini sudah umum maka bagus jika anak-anak dilibatkan dalam merancang
liburan bersama keluarga. Mereka akan merasa memiliki dan tanggung jawab
menyukseskan kegiatan liburan itu.
Misalnya kegiatan liburan selama dua pekan,
target liburan, dan lain-lain. Bila lemah perencanaan, muncul kegiatan di luar
rencana yang kurang bermanfaat atau mengundang pemborosan. Namun demikian,
penyesuaian di lapangan jelas selalu ada.
Misalnya : Kegiatan hafalan Al Qur’an,
bagaimana target harian. Kegiatan ibadah shalat, kegiatan ibadah sedekah, kegiatan
ibadah silaturahmi dan yang lainnya.
2. Disiplin
Dalam melaksanakan rencana yang telah disusun.
Tidak ada rumus liburan kemudian kewajibannya libur, misalnya salat lima waktu
bagi muslim. Selain itu, barlalu lintas di jalan raya, anak-anak akan belajar
dari cara orang tua berlalu lintas. Apakah ayahnya taat pada aturan serta
santun dan menghargai pengguna jalan yang lain?
3. Peduli
Ajarkan anak peduli atau peka terhadap tugas rumah tangga, misalnya
mencuci piring, mencuci baju, merapikan tempat tidur.
Atau saat bermalam di rumah saudara. Anak perlu
menyesuaikan dan terlibat dalam kegiatan keluarga setempat.
Misalnya tiap pagi membantu menyapu atau membersihkan rumah.
Senang berbagi Berwisata tidak harus masuk restoran mahal. Sekali waktu
melirik warung makan yang sedikit pembeli. Aneka objek bisa dikunjungi,
selipkan niat berbagi kepada orang yang membutuhkan yang dijumpai membeli di
warung yang sepi. Senang untuk membawa oleh-oleh bagi tetangga pun, bagian dari
hal yang perlu ditularkan kepada anak.
4. Mengenal lebih dekat tugas anggota keluarga
Dengan sering berlibur, anak akan mengenal pembagian tugas dalam
keluarga. Misal, anak laki-laki lebih dekat dengan kegiatan ayah urusan
transportasi, mengenal dunia mesin, dan lain-lain. Bila sudah lebih besar akan
belajar menyetir mobil dan mengetahui aneka tantangan berlalu lintas. Bagi anak
perempuan akan akrab dengan menyiapkan perbekalan konsumsi, memasak dan
oleh-oleh.
5. Sabar
Bagaimana rasanya mengantre makanan di rumah makan dan menghadapi
kemacetan di jalan? Ini juga bagian dari latihan sabar. Ajari anak dengan bijak
bahwa semua orang pernah mengalami hal yang sama sehingga perlu bersabar.
Termasuk sabar menghadapi karakter orang lain atau saudara-saudaranya. Misalnya
ada yang cerewet atau suka pamer, dan lain-lain. Ini pun menarik untuk dipahamkan
kepada anak.
6. Jujur
Di rumah makan, makan tiga jajanan ngakunya
dua? Hal seperti ini sepertinya sudah tidak ada yang melakukan. Namun,
bagaimana bila di objek wisata saat di pintu loket? Dengan mobil pribadi berisi
10 orang, adakah orangtua yang mengatakan hanya berisi 6 orang? Maaf, hal ini
termasuk ilmu yang ditularkan ke anak, tidak jujur. Jangan ditiru.
7. Menghargai orang lain
Salah satu keterampilan hidup yang dicurigai bisa hilang adalah
menghargai lawan bicara karena serbuan media elektronika. Media canggih di
tangan terlalu mendekatkan yang jauh, tetapi justru menjauhkan yang dekat.
Jangan sampai niat silaturahmi, tetapi waktu anak habis hanya bersama gawainya,
baik sibuk main games maupun asyik dengan media sosialnya. Buatlah kesepakatan
sebelum berlibur atau nasihati anak saat sendiri, tidak perlu di depan banyak
orang.
Tentu masih banyak yang lain kegiatan liburan yang perlu direfleksi.
Ayah-Bunda, selagi ada waktu, nikmati kebersamaan bersama buah hati dan
manfaatkan liburan untuk pembentukan karakter hebat anak shalih shalihah.
SDS IT Al Falah