Mutiara
Salaf 33
[
MENJAGA WAKTU ]
Waktu
adalah sebuah anugrah dan kenikmatan dari Allah yang berharga, akan tetapi
banyak yang menyia-nyiakannya. Waktu adalah tempat terjadinya amal perbuatan
manusia, banyak sedikitnya amal, bagus jeleknya amal, terjadi pada waktu.
عن الأوزاعي رحمه
الله أنه قال: ليس ساعة من ساعات الدنيا إلا وهي معروضة على العبد يوم القيامة
يومًا فيومًا وساعة فساعة فلا تمر به ساعة لم يذكر الله فيها إلا تقطعت نفسه عليها
حسرات، فكيف إذا مرت به ساعة مع ساعة ويوم مع يوم. [المنتظم 8/ 196].
Dari Al Auza’i –semoga Allah merahmatinya-
berkata :
”Tidak suatu waktu
berlalu di dunia, melainkan akan di perlihatkan diputar kembali kepada seorang
hamba pada hari kiamat, hari per hari, jam per jam. Maka tidaklah berlalu satu detik
tidak dimanfaatkan padanya untuk mengingat Allah, kecuali akan menyebabkan
penyesalan jiwa seorang hamba, maka bagaimana jika berlalu jam demi jam dan
hari demi hari”.
[Al Muntadzim 8/196]
وعن إسماعيل بن
زبان قال: قالت داية لداود الطائي رحمه الله: يا أبا سليمان أما تشتهي الخبز؟ قال:
يا داية، بين مضغ الخبز وشرب الفتيت قراءة خمسين آية. [المنتظم 8/ 279].
Dari Ismail bin Zaban berkata : berkata Dayah
kepada Dawud Ath Thaai-semoga Allah merahmatinya- : Wahai Abu Sulaiman, apakah
engkau tidak menginginkan makan roti ?
Berkata Dawud Ath Thaai :
“Wahai Dayah, waktu
antara menelan roti dan minum air, bisa dimanfaatkan membaca 50 ayat”.
[Al Muntadzim 8/279]
وقال عريف اليماني
رحمه الله: إن من إعراض الله عن العبد أن يشغله بما لا ينفعه. [الحلية (تهذيبه) 3/
295].
Berkata ‘Ariif Al Yamany-semoga Allah
merahmatinya- :
“Sesungguhnya termasuk
dari (tanda) berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah dengan menyibukkan
dirinya dengan sesuatu yang tidak bermanfaat”.
[Al Hilyah : 3/295]
berbagi Ilmu dan Faidah
kunjungi dan ulas kami
sditalfalahblogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar