Problematika di
bulan puasa : # 01
§
Saya shalat tarawih di masjid dan witir di masjid sampai selesai, kemudian jam 3 malam bangun untuk persiapan sahur, bolehkan bagi saya untuk shalat lagi sambil menunggu sahur ... ?
Jawaban :
Allah ta’ala a’lam, boleh bagi seseorang untuk
melaksanakan shalat lagi, walaupun sudah melaksanakan shalat witir, berdasarkan
1. ‘Aisyah menceritakan
mengenai shalat malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ
عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى
رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّ
يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan
shalat 13 raka’at (dalam semalam). Beliau melaksanakan shalat 8 raka’at
kemudian beliau berwitir (dengan 1 raka’at). Kemudian setelah berwitir,
beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk. Jika ingin melakukan
ruku’, beliau berdiri dari ruku’nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’.
Setelah itu di antara waktu adzan shubuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat
dua raka’at.”
(HR. Muslim no. 738)
Ibnul Qayyim rahimahullah
menjelaskan,:
“Dua raka’at setelah witir itu tanda bahwa
masih bolehnya dua raka’at setelah witir dan jika seseorang telah mengerjakan
shalat witir bukan berarti tidak boleh lagi mengerjakan shalat sunnah
sesudahnya.
Adapun hadits di atas “Jadikanlah
akhir shalat kalian di malam hari adalah shalat witir“, yang dimaksud
menjadikan shalat witir sebagai penutup shalat malam hanyalah sunnah (bukan
wajib). Artinya, dua raka’at sesudah witir masih boleh dikerjakan.” (Zaad
Al-Ma’ad, 1: 322-323).
2. Kedua, dari Ummu Salamah, beliau mengatakan
عَنْ
أُمِّ سَلَمَةَ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يُصَلِّي بَعْدَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْن
bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat dua raka’at sambil duduk setelah
melakukan witir
(HR. Tirmidzi no. 471.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
3.
Fatwa Ulama yang lain :
§ An-Nawawi mengatakan,
الصَّوَاب : أَنَّ هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ
فَعَلَهُمَا صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْد الْوِتْر جَالِسًا ;
لِبَيَانِ جَوَاز الصَّلَاة بَعْد الْوِتْر , وَبَيَان جَوَاز النَّفْل جَالِسًا , وَلَمْ يُوَاظِب
عَلَى ذَلِكَ.
Yang benar, dua rakaat yang
dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah witir dalam
posisi duduk adalah dalam rangka menjelaskan bahwa boleh shalat setelah witir,
dan menjalaskan boleh shalat sunah sambil duduk,
(Syarh Shahih Muslim, 6:21).
§ Ibnu Hazm mengatakan,
والوتر آخر الليل أفضل . ومن أوتر أوله فحسن , والصلاة بعد الوتر
جائزة , ولا يعيد وتراً آخر
“Witir dilakukan di akhir malam, lebih afdhal, dan jika dilakukan
di awal malam, itu baik. Boleh shalat setelah witir, dan tidak boleh mengulangi
witir dua kali.”
(Al-Muhalla, 2/91)
§ Ibnu Qudamah mengatakan,
ومن أوتر من الليل ثم قام للتهجد فالمستحب أن يُصلي مثنى مثنى ولا
ينقض وِتْرَه . روي ذلك عن أبي بكر الصديق وعمار وسعد بن أبي وقاص وعائذ بن عمرو
وابن عباس وأبي هريرة وعائشة
“Siapa yang melakukan witir di awal malam, kemudian dia bangun
untuk tahajud, dianjurkan untuk mengerjakan shalat 2 rakaat-2 rakaat dan tidak
perlu membatalkan witirnya. Kesimpulan ini berdasarkan riwayat dari Abu Bakr
As-Shidiq, Ammar bin Yasir, Sa’d bin Abi Waqqash, A’idz bin Amr, Ibn Abbas, Abu
Hurairah, dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.”
(Al-Mughni, 2/120).
Berbagi ilmu dan faidah
Kunjungi dan ulas kami
Sditalfalah blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar