Saat
Keluarga Lebih Dulu Belajar
16 Jul 2017 23:59:57
SAHABAT
KELUARGA AL FALAH–
Akhir
pekan biasanya digunakan keluarga untuk berlibur atau bersantai di rumah, tapi
tidak dengan keluarga yang anaknya bersekolah di School of Human, Cibubur, Jawa
Barat. Pada Sabtu (15/7/2017) kemarin, orang tua/wali siswa baru
berbondong-bondong menghadiri pertemuan orang tua sebelum dimulainya tahun
ajaran baru.
Pertemuan
itu menjadi salah satu komitmen awal yang dilakukan oleh orang tua/wali dengan
pihak sekolah. Dalam pertemuan awal tersebut, orang tua/wali diminta untuk
mengikuti ‘Kelasnya Orang Tua’ selama dua hari penuh yakni Sabtu dan Minggu
(16/5/207).
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
sangat menyambut baik sekolah dengan jenjang pendidikan SMP dan SMA ini
melakukan pertemuan dengan orang tua di awal sekolah.
”Yang
paling berkepentingan dalam keberhasilan anak di sekolah tentu adalah keluarga,
sekolah sebenarnya adalah membantu. Tentunya kolaborasi ini perlu dibangun agar
peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bisa berjalan dengan baik dan
tidak tergeserkan. Tentunya dibutuhkan komunikasi intensif antara sekolah dan
keluarga. Sekolah ini ternyata sudah melakukan dengan sangat baik,” kata Dr.
Sukiman, M.Pd, Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga yang turut hadir dalam
pertemuan tersebut.
Dalam
kesempatan itu, Dr. Sukiman, M.Pd juga menyampaikan pesan pemerintah tentang
keterlibatan langsung keluarga di sekolah. Ada 4 cara yang bisa dilakukan
keluarga dan sekolah dalam mengkolaborasikan pendidikan keluarga.
Pertama,
terbentuknya paguyuban orang tua dalam level kelas. Hal ini perlu dilakukan
agar terjalin komunikasi intensif antara keluarga dan sekolah sehingga setiap
permasalahan anak bisa dikomunikasikan bersama.
Yang
kedua, terlaksananya kelas orang tua. Yakni mengumpulkan orang tua/wali untuk
hadir bersama-sama di sekolah membahas satu topik yang sudah disepakati orang
tua, misalnya isu-isu yang membahayakan anak seperti narkoba atau bullying.
Dari pertemuan itu, terbentuk solusi baik yang bisa melindungi anak untuk tidak
terjebak pada kasus negatif.
Ketiga,
kelas inspirasi. Yakni kegiatan yang dilakukan oleh orang tua/wali siswa yang
dianggap teladan dan sukses dunia ataupun contoh yng baik dalam agama untuk
menceritakan tentang profesinya kepada siswa dan diharapkan siswa mendapatkan
inspirasi dari cerita tersebut. ”Pihak sekolah perlu mendata latar belakang
orang tua/wali siswa tentang profesinya, kemudian diundang untuk menceritakan
hal tersebut di depan anak-anak.,” urai Dr. Sukiman, M.Pd.
Dan
yang terakhir, pentas akhir tahun sebagai bentuk perayaan untuk anak setelah
melakukan proses belajar selama satu tahun. Pelaksanaan pentas akhir tahun
dilakukan oleh komite sekolah yang berkoordinasi dengan kepala sekolah.
”Di
akhir tahun mungkin guru-guru sibuk dengan nilai dan raport, karena itulah
perlu keterlibatan orang tua dalam mensukseskan pentas akhir tahun. Biarkan
anak-anak tampil sesuai kemampuannya dan orang tua bersama-sama menyaksikan
penampilan anak-anak itu. Moment inilah saatnya memberikan apresiasi pada anak
khususnya pada prestasi non akademik,” tegas Dr. Sukiman.
Sudah
Melaksanakan
Keterlibatan
keluarga yang diharapkan pemerintah ternyata 80 persen sudah dilaksanakan oleh
School of Human (SOH). Di sekolah yang digagas oleh praktisi pendidikan Munif
Chatib ini, keterlibatan keluarga sudah harus dilakukan sejak awal mendaftar.
Saat
anaknya diterima di sekolah itu, orang tua harus berkomitment untuk mengikuti
program ‘Kelasnya Orang Tua’. ”Kami sampaikan ke orang tua, setelah anaknya
diterima, yuk orang tua, dua hari ikuti program kami, inilah komitmen bersama.
Semua yang dilakukan untuk kepentingan anak,” kata Andi Budimanjaya, Kepala
Sekolah SOH.
Bagi
sekolah yang baru berdiri pada tahun 2015 ini, kunci pertama keberhasilan
pendidikan adalah adanya sinkronisasi antara rumah dan sekolah. Kelas Orang Tua
bertujuan untuk membangun kesamaan paradigma dan pola didik. Setiap masalah
pada anak akan membutuhkan kerja sama untuk menemukan solusi terbaik.
Kelas
orang tua dilakukan setiap dua bulan sekali. Materi yang disampaikan pun
beragam. Seperti saat awal pertemuan kemarin yang dibagi menjadi dua sesi,
materi pertama bertema ‘Menjadi Orang Tua Inspiratif dengan Multiple
Intelligences’ yang disampaikan oleh Andi. Sedangkan, sesi kedua yang
berlangsung hari Minggu, mengambil tema tentang remaja dan permasalahannya yang
disampaikan oleh Munif Chatib.
Menurut
Andi, setiap materi yang disampaikan diambil sesuai dengan kebutuhan orang tua.
”Orang tua kita kasih angket, apa saja yang jadi kendala terkait putra putri
kita, hasil dari angket itu akan dijadikan tema. Nara sumbernya bisa dari dalam
internal sendiri atau kita datangkan ahlinya dari luar,” jelas Andi.
Setelah
kelas orang tua, keterlibatan orang tua lainnya dengan dibentuknya pengurusan
komite sekolah. ”Jajaran kepengurusannya sampai level kelas. Jadi setiap kelas
ada perwakilan komite sekolah. Sifatnya membantu program sekolah. Komite juga
memiliki program sendiri dan sekolah akan mendukung,” jelas Andi.
Tidak
hanya secara umum dalam lingkup sekolah atau kelas, hubungan baik antara
sekolah dan keluarga juga terjadi secara intensif lewat mentor. Sedikitnya 10
mentor siap menemani siswa jenjang kelas SMP dan SMA. Setiap mentor mengampu
lebih dari 3 keluarga.
Dijelaskan
Andi, mentor berbeda dengan wali kelas. Mentor lebih menangani masalah non
akademis, sementara wali kelas bersifat administratif dan akademis. ”Mentor
berfungsi menjadi satu satuan keluarga, sehingga keluarga tidak hanya di rumah,
tapi juga di sekolah. Hal ini sangat efektif untuk menghindari bullying.
Keluarga atau siswa boleh menceritakan apapun masalah yang terjadi antara di
rumah atau sekolah,” urai Andi.
Pelibatan
keluarga lainnya yang dijalankan SOH yakni melaksanakan rutin program kelas
inspirasi selama dua bulan sekali. Kelas inspirasi disampaikan oleh orang tua
siswa kepada murid-murid. Tujuannya memberikan inspirasi pada siswa untuk
menentukan tujuan pendidikan dan cita-cita yang ingin dikembangkan dan
diraihnya.
”SOH
adalah sekolah yang memanusiakan manusia. Ketika siswa hadir di sekolah, mereka
tahu bakat, potensi dan minatnya. Mereka sudah tahu apa yang akan
dikerjakannya, tujuannnya serta cita-citanya. Ketika mereka masuk ke jenjang
lebih tinggi, mereka tahu apa potensinya dan bagaimana melesatkannya,” urai
Andi.
Sesuai
visinya, School of Human merupakan sekolah yang menghargai setiap potensi
manusia sebagai ciptaan Tuhan YME yang terbaik dengan membantu peserta didiknya
menemukan profesi yang profesional sesuai minat dan bakat, minat dan pandangan
dunianya sehingga siap menghadapi era globalisasi dengan menjunjung tinggi
akhlakul karimah.
kesimpulan yang bisa kita terapkan di al falah :
1. saat PPDB : ada wawancara dengan Ortu dan aturan kepada mereka untuk aktif dalam kegiatan pembinaan di sekolah, dan pendidikan agama di rumah.
2. awal masuk sekolah, kenalan orang tua, murid baru, wali kelas baru. sosialisasi tata tertib sekolah.
3. kelas orang tua / parenting rutin, sebulan sekali atau 2 bulan sekali.
4. pertemuan wali murid tiap tengah smester, akhir semester dan akhir tahun.
5. orang tua harus aktif dalam kegiatan sekolah, buka puasa, kajian syaikh dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar