Presiden Tegaskan Pentingnya Pendidikan
Karakter Sejak Usia Dini
22
Sep 2017 08:46:04
SAHABAT KELUARGA AL
FALAH–
Bagaimana Islam
memberi perhatian pendidikan usia dini :
وَإِذْ قَالَ
لُقْمَنُ لِآبْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ, يَبُنَىَّ لاَ تُـشْرِكْ بِاللهِۖ إِنَّ
الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ‘Hai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah. Sesungguhnya kesyirikan itu merupakan kezhaliman yang besar.” (Qs. Luqman: 13)
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan hal ini kepada ‘Abdullah bin
‘Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau bersabda,
يَاغُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَ اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ . وَاعْلَمْ، أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ إِلاَّ قَدْ كَتَبَ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ .
وَاعْلًمْ، أّنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya: “Wahai
anak kecil, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat.
Jagalah (hak-hak) Allah, niscaya Allah akan menjagamu, jagalah (hak-hak) Allah,
niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta, maka
mintalah kepada Allah, dan apabila engkau memohon pertolongan maka mohonlah
kepada Allah. Dan ketahuilah, sekiranya ummat ini bersatu untuk memberimu manfaat
maka manfaat tersebut tidak akan sampai kepadamu kecuali apa yang telah
ditetapkan Allah atasmu. Dan apabila ummat ini bersatu untuk mencelakakanmu
maka sedikit pun mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah
Allah tetapkan atasmu. Pena (takdir) telah terangkat dan lembaran (takdir)
telah mengering.
Pendidikan anak di
usia dini merupakan hal yang sangat krusial bagi tumbuh kembangnya anak-anak
Indonesia. Karena itu, perlu peran penting dari orang tua, guru serta
masyarakat dalam membantu anak usia dini menjalani tumbuh kembang dengan baik.
Presiden Joko Widodo
dalam sambutannya di acara pelatihan akbar guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) se-Provinsi DKI Jakarta di Islamic Center Jakarta, Koja, Jakarta Utara,
Rabu, (20/9/2017) lalu, mengakui, salah satu elemen yang memiliki peranan
penting dalam upaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa adalah
guru-guru PAUD.
"Kunci
pembangunan kecerdasan dan karakter itu berada pada usia emas 1 tahun sampai 12
tahun. Ibu-ibu dan bapak-bapak semuanya berada pada posisi yang sangat penting
menentukan masa depan negara karena di sinilah anak-anak kita dididik,"
ujar Presiden di awal sambutannya.
Namun, ia mengingatkan
bahwa dalam mendidik anak-anak kita, tak cukup hanya fokus pada kecerdasan
semata. Kecerdasan itu memang diperlukan, tapi tentunya harus diimbangi dengan
budi pekerti, dan nilai-nilai karakter yang baik,
"Inilah
proses-proses membangun mentalitas dan menguatkan pendidikan karakter yang akan
terus kita lakukan," kata Presiden.
Ia mencontohkan fenomena
yang terjadi di negara kita. Para pelaku korupsi misalnya, mereka juga
mengenyam pendidikan yang tinggi. Namun, hal itu tak mencegah mereka untuk
melakukan tindak pidana yang sangat merugikan negara. Ia menduga bahwa hal itu
terjadi karena memang penguatan pendidikan karakter belum menjadi perhatian
pemerintah selama ini.
"Di mana
sebetulnya titik lemah kita ini? Karena kita tahu yang korupsi itu juga
pendidikannya dari TK, SD, SMP, SMA, sampai universitas. Tapi kenapa melakukan
itu? Karena urusan penguatan pendidikan karakter itu belum menjadi perhatian
pemerintah," ucapnya.
Oleh karenanya, sekira
dua minggu lalu, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam
kaitannya dengan aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru PAUD,
Perpres tersebut nantinya juga diharapkan dapat menjadi payung hukum untuk
mengalokasikan dana bantuan bagi guru PAUD.
"Kalau tidak ada,
mana berani gubernur, bupati, dan wali kota memberikan. Tapi ini baru dua
minggu yang lalu, nanti akan saya perintahkan setelah bertemu dengan gubernur,
bupati, dan wali kota," ia menambahkan.
Dalam kesempatan
tersebut, Presiden sekaligus mengapresiasi pelatihan yang diberikan bagi para
guru PAUD. Ia berharap agar pelatihan-pelatihan serupa ini untuk dapat
diperbanyak karena pelatihan baru dilakukan di 19 kota, sementara di seluruh
tanah air terdapat 514 kota dan kabupaten.
“Jadi masih sangat
kurang. Tadi saya bisik-bisik, yang kurang apa? Biar saya bantu agar
pelatihan-pelatihan seperti ini semakin masif seluruh guru-guru PAUD diberikan
pendidikan dan pelatihan yang diperlukan," tuturnya.
Kepada para pendidik
PAUD yang hadir dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo mempercayakan
pendidikan anak-anak Indonesia di tangan mereka. Ia sekaligus berpesan agar
para pendidik dapat mempersiapkan anak-anak Indonesia untuk dapat berkompetisi
di masa mendatang.
"Dalam kompetisi
global, persaingan antarsumber daya manusia negara satu dengan lainnya salin
bersaing. Untuk memenangkan kompetisi itu tidak hanya masalah kecerdasan,
dibutuhkan karakter-karakter unggul yang tahan banting dan pantang menyerah.
Itulah kenapa pelatihan ini dilakukan," ujarnya.
Menurut Presiden,
anak-anak Indonesia juga harus ditanamkan rasa cinta kepada Sang Pencipta dan
segala ciptaan-Nya. Semua itu perlu diberikan pemahaman dan pelatihan sejak
dini. Tak terkecuali yang berkaitan dengan kemandirian, disiplin. dan tanggung
jawab.
"Kita harus
menyiapkan anak-anak kita bagaimana mempunyai rasa percaya diri yang baik. Kita
ini biasanya kalau sudah dengan bule ini langsung menjadi inferior, grogi,
tidak boleh! Kita harus percaya diri. Anak-anak kita harus kita siapkan untuk
menjadi karakter-karakter yang kreatif, tahan banting, dan pantang
menyerah," tegasnya.
Tak kalah pentingnya,
anak-anak Indonesia juga harus diarahkan untuk dapat menjadi pemimpin besar di
masa mendatang. Inilah tugas utama yang diharapkan dapat diemban oleh para
pendidik-pendidik kita.
"Anak-anak kita
juga harus kita siapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang baik dan bijak.
Mau jadi ketua RT, jadilah ketua RT yang baik dan bijak. Jadilah lurah yang
baik dan bijak. Mau jadi bupati, wali kota, dan gubernur, jadilah yang baik dan
bijak. Itu disiapkan sejak dini. Ingin jadi menteri atau presiden? Siapkan
mereka menjadi pemimpin yang baik dan bijak. Itu menjadi tugas Bapak/Ibu dan
saudara-saudara," tuturnya.
Turut hadir mendampingi
Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan sejumlah istri
anggota Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era
Kabinet Kerja (OASE-KK).
Sumber :
Sahabat pendidikan Kemendikbud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar