Mengajak Anak Suka Membaca
02 Sep 2017 10:09:27
SAHABAT KELUARGA AL FALAH –
Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman,
dalam :
Ayat yang pertama yang diturunkan
قْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ
الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ
الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ
يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Bacalah! Bacalah!
Karena dasar dari ILMU dengan membaca.
Maka seorang anak yang hobby membaca, dia akan pintar dan dia akan
mempunyai wawasan ilmu yang luas.
Orang tua adalah guru pertama bagi anak
dan rumah merupakan sekolah pertama baginya. Tak salah jika membaca menjadi
mata pelajaran pertama bagi anak. Karena itulah, membaca bisa dimulai dari
rumah, bukan di sekolah.
Membantu anak dalam membaca merupakan
tugas pertama orang tua, bukan guru di sekolah. Menurut Satria Dharma, pegiat
literasi yang juga turut menggagas Gerakan Literasi Sekolah, jika setiap anak
Indonesia bisa dan suka membaca, maka Indonesia akan jaya.
“Keberhasilan sebuah sekolah ditingkat
dasar diukur dan dinilai dari kemampuannya membuat siswa memiliki keterampilan
membaca,” tegas Satria pada acara seminar Kids Fair yang diselenggarakan
komunitas Gerakan Peduli ASI sekitar Tangerang Selatan di Bintaro, pekan lalu.
Membaca menurut Satria memiliki peran
besar dalam pendidikan. Mengutip kata bijak dari Dr. Roger Farr, ‘Membaca
Adalah jantungnya Pendidikan’, semua sepakat bahwa tanpa membaca, pendidikan
akan ‘mati’.
Sementara, menurut Glenn Doman, membaca
merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses
belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Membaca adalah landasan bagi semua
proses belajar.
”Anak-anak yang sudah mulai terpapar
dengan banyak bacaan di rumah akan mudah memulai sekolah. Anak yang percaya
diri dengan membaca akan memiliki perilaku yang positif pada belajar. Anak yang
membaca bersama keluarganya akan mengembangkan kecintaan membaca yang akan
berlangsung seumur hidup,” jelas Satria.
Bagaimana anak belajar membaca?
Anak telah siap membaca sejak ia masih
bayi. Karena itulah, kebiasaan membaca tidak perlu menunggu ketika anak masuk
sekolah.
Anak usia bayi hingga 3 tahun sangat
suka dibacakan dan melihat buku. Mereka belajar tentang huruf melalui gambar
dan irama bacaan Al Qur’an. Mereka mulai belajar bahwa apa yang dipikiran
mereka bisa dicetak kedalam buku.
Anak usia pra sekolah mulai belajar
memahami bahwa kata yang tercetak membentuk cerita. Mereka mulai memahami
hubungan antara suara dan huruf.
Sementara, anak usia sekolah belajar
cara mengidentifikasi kata. Mereka bisa membaca berbagai macam materi dan
menebak kisah dalam cerita. Mereka bisa menghubungkan arti dari buku pada apa
yang yang mereka ketahui dan lakukan.
”Setiap anak belajar sesuai
kecepatannya sendiri-sendiri. Anak butuh perhatian dan dukungan penuh dari
orang tua pada setiap tahapan bacanya. Karena itulah tugas orang tua untuk
mendampingi,” tegas Satria.
Lalu, bagaimana membantu anak agar
menjadi pembaca yang baik?
Tahap pertama,
Selalu sediakan buku-buku bacaan, koran
dan alat tulis seperti pensil, krayon, kertas gambar dan sebagainya.
Kalau perlu buat perpustakaan keluarga
Membacalah bersama anak setiap hari.
Bacakan mereka buku-buku cerita yang menarik. Tuntun mereka untuk ikut membaca.
Usahakan untuk tidak berhenti membacakan buku ketika mereka sudah bisa membaca
sendiri.
Setiap Anda membaca buku, jangan lupa
ceritakan juga pada ananda apa buku yang sedang Anda baca. Hal ini akan
membantu anak untuk mengembangkan kosakata dan kemampuan berpikir kritisnya.
Tunjukkan bahwa membaca itu penting,
karena itu, membacalah di depan mereka dan dorong anak untuk ikut membaca juga.
”Orang tua yang terlibat dalam
proses belajar anaknya akan memberikan pengaruh yang positif pada keberhasilan
anak mereka di sekolah,” tegas Satria.
Sumber :
Sahabat pendidikan Kemendikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar