Senin, 30 April 2018

5 Tips Agar Anak Tak Gampang Lupa




SAHABAT KELUARGA - 
Ayah-Bunda, seberapa sering anak berkata : “lupa”. kalimat seperti di atas sering mampir  ke telinga? Mungkin tanpa disadari kita sering mendengar anak-anak menggerutu saat belajar. Materi pelajaran pekan lalu atau bahkan materi yang baru dipelajari kemarin, seakan-akan lenyap dari ingatan mereka.
Pada rentang usia sekolah dasar anak-anak biasanya memiliki ingatan yang sangat tajam. Pada usia ini mereka memiliki kecenderungan yang besar untuk mengingat segala hal.
Namun, kita tak bisa menampik kejadian seperti di atas kerap terjadi. Kelelahan fisik akibat bermain, emosi yang kurang stabil dan minat serta motivasi yang kurang terhadap mata pelajaran tertentu, bisa membuat mereka melupakan hal-hal yang dipelajarinya di sekolah. Tentunya, sebagai orang tua, kita harus bijak dalam menghadapi masalah ini.
Ada beberapa cara yang dapat Ayah-Bunda lakukan agar anak tak gampang lupa.
Pertama, gunakan jembatan keledai untuk mengingat materi yang bersifat hafalan. Ayah-Bunda bisa membuat singkatan-singkatan unik dan lucu sehingga materi pembelajaran menjadi berkesan.
Terkadang menghadirkan kesan yang imajinatif dan berlebihan akan membuat anak mudah mengingat sesuatu. Misal untuk mengingat nama bulan Hijriyah Musho, roro, juju, rosya-rosya, dzul-dzul [ MUharram, SHOfar, Robiul Awal Robiul Tsany, Jumadal Ula Jumadal Tsaniyah, ROjab Sya’ban, Ramadan Syawal Dzulqo’dah Dzulhijjah]
warna pelangi pada mata pelajaran IPA, Ayah-Bunda dapat membuat singkatan ’mejikuhibiniu’. Atau untuk mengingat letak geografis Negara Indonesia pada pelajaran IPS, dengan menggunakan singkatan Si Dia Ai Ra (Samudra Pasifik dan Hindia, Benua Asia dan Australia).
Kedua, tulis dan tulis
Daya ingat manusia terbatas, oleh karenanya ilmu perlu diikat denga tulisan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya
Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya:
اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ
“Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran

Imam Syafi’I rahimahullah berkata,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.

Sampai-sampai Asy-sya’bi rahimahullah berkata,
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ
 “Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding”

Ketiga,. gunakan rumus berwarna. Pelajaran matematika kadang menjadi momok bagi anak-anak usia sekolah. Beragam rumus yang turut serta dalam proses pembelajaran seolah menjadi musuh pada sebagian anak.
Untuk memudahkan mereka, Ayah-Bunda bisa menuliskan rumus-rumus tersebut pada kertas berwarna dan ditempel pada tempat yang mudah terlihat. Biasanya mata anak akan lebih peka terhadap warna-warna, sehingga dapat menjadi alternatif untuk memudahkan mereka dalam mengingat.

Keempat, biasakan anak mengulang pelajaran yang telah mereka dapat di sekolah. Ini adalah kunci paling penting yang harus Ayah-Bunda tanamkan pada mereka. Bukankah pisau akan menjadi lebih tajam jika sering diasah? Demikian pula dengan ingatan anak.
Tekankan bahwa mengulang materi pembelajaran akan menjadikan ingatan mereka lebih tajam. Sebab, semakin sering pengulangan dilakukan, maka otak akan semakin mudah memroses informasi yang masuk. Hal ini tentunya, akan menciptakan kebiasaan belajar yang baik.
Jika anak-anak terbiasa dengan pola seperti ini, maka mereka akan memiliki banyak cara untuk membuat suasana belajarnya terasa menyenangkan. Tentunya, Ayah-Bunda tidak harus melibatkan emosi berlebih jika sedang mendampingi mereka belajar. Mari mengupayakan cara-cara terbaik untuk membentuk mereka menjadi pembelajar sejati. Semoga bermanfaat. 

Kelima : Ikatlah dengan amal
Dipraktikkan…Sebagian lagi mengatakan bahwa di zaman seperti sekarang ini.
قيد العلم بالعمل
“ikatlah ilmu dengan mengamalkannya”
Ilmu lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab telah banyak dilupakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar