5 Tips Agar Anak Tak Gampang Lupa
SAHABAT KELUARGA -
Ayah-Bunda, seberapa sering anak
berkata : “lupa”. kalimat seperti di atas sering mampir ke telinga? Mungkin tanpa disadari kita sering
mendengar anak-anak menggerutu saat belajar. Materi pelajaran pekan lalu atau
bahkan materi yang baru dipelajari kemarin, seakan-akan lenyap dari ingatan
mereka.
Pada rentang usia sekolah dasar
anak-anak biasanya memiliki ingatan yang sangat tajam. Pada usia ini mereka
memiliki kecenderungan yang besar untuk mengingat segala hal.
Namun, kita tak bisa menampik
kejadian seperti di atas kerap terjadi. Kelelahan fisik akibat bermain, emosi
yang kurang stabil dan minat serta motivasi yang kurang terhadap mata pelajaran
tertentu, bisa membuat mereka melupakan hal-hal yang dipelajarinya di sekolah.
Tentunya, sebagai orang tua, kita harus bijak dalam menghadapi masalah ini.
Ada beberapa cara yang dapat
Ayah-Bunda lakukan agar anak tak gampang lupa.
Pertama, gunakan jembatan keledai untuk mengingat materi
yang bersifat hafalan. Ayah-Bunda bisa membuat singkatan-singkatan unik dan
lucu sehingga materi pembelajaran menjadi berkesan.
Terkadang menghadirkan
kesan yang imajinatif dan berlebihan akan membuat anak mudah mengingat sesuatu.
Misal untuk mengingat nama bulan Hijriyah Musho, roro, juju, rosya-rosya,
dzul-dzul [ MUharram, SHOfar, Robiul Awal Robiul Tsany, Jumadal Ula Jumadal
Tsaniyah, ROjab Sya’ban, Ramadan Syawal Dzulqo’dah Dzulhijjah]
warna pelangi pada mata pelajaran
IPA, Ayah-Bunda dapat membuat singkatan ’mejikuhibiniu’. Atau untuk
mengingat letak geografis Negara Indonesia pada pelajaran IPS, dengan
menggunakan singkatan Si Dia Ai Ra (Samudra Pasifik dan
Hindia, Benua Asia dan Australia).
Kedua, tulis dan tulis
Daya ingat manusia terbatas, oleh karenanya ilmu perlu diikat
denga tulisan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam,
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu
dengan dengan menulisnya”
Bahkan
beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya
adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya:
اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا
حَقٌّ
“Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di
tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran”
Imam
Syafi’I rahimahullah berkata,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ
بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ
الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Ilmu
adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk
kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah
itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.
Sampai-sampai
Asy-sya’bi rahimahullah berkata,
إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ
“Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun
pada dinding”
Ketiga,. gunakan rumus berwarna. Pelajaran matematika
kadang menjadi momok bagi anak-anak usia sekolah. Beragam rumus yang turut
serta dalam proses pembelajaran seolah menjadi musuh pada sebagian anak.
Untuk memudahkan mereka, Ayah-Bunda
bisa menuliskan rumus-rumus tersebut pada kertas berwarna dan ditempel pada
tempat yang mudah terlihat. Biasanya mata anak akan lebih peka terhadap
warna-warna, sehingga dapat menjadi alternatif untuk memudahkan mereka dalam
mengingat.
Keempat, biasakan anak mengulang pelajaran yang telah
mereka dapat di sekolah. Ini adalah kunci paling penting yang harus Ayah-Bunda
tanamkan pada mereka. Bukankah pisau akan menjadi lebih tajam jika sering
diasah? Demikian pula dengan ingatan anak.
Tekankan bahwa mengulang materi
pembelajaran akan menjadikan ingatan mereka lebih tajam. Sebab, semakin sering
pengulangan dilakukan, maka otak akan semakin mudah memroses informasi yang
masuk. Hal ini tentunya, akan menciptakan kebiasaan belajar yang baik.
Jika anak-anak terbiasa dengan pola
seperti ini, maka mereka akan memiliki banyak cara untuk membuat suasana
belajarnya terasa menyenangkan. Tentunya, Ayah-Bunda tidak harus melibatkan
emosi berlebih jika sedang mendampingi mereka belajar. Mari mengupayakan
cara-cara terbaik untuk membentuk mereka menjadi pembelajar sejati. Semoga
bermanfaat.
Kelima : Ikatlah dengan amal
Dipraktikkan…Sebagian lagi mengatakan bahwa di zaman seperti
sekarang ini.
قيد العلم بالعمل
“ikatlah
ilmu dengan mengamalkannya”
Ilmu
lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab
telah banyak dilupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar