Senin, 23 April 2018

BEKAL PUASA

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan datang, kewajiban puasa akan bersama kita, mari kita mempersiapkan diri kita untuk menyambutnya dengan ilmu yang bermanfaat.

1.        Makna Puasa :
Puasa adalah suatu ibadah kepada Allah ta’ala dengan cara menahan diri dari makan, minum, bersenggama dan segala sesuatu yang membatalkannya, pada waktu tertentu bagi orang tertentu.
Puasa sebagai media pengendalian 2 syahwat, syahwat lambung dan syahwat kemaluan, seperti yang Allah ta’ala paparkan dalam hadits qudsi :

يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR. Muslim no. 1151)


Barang siapa yang mampu mengendalikan 2 syahwat ini, dijamin dengan surga:
 "Barangsiapa yang dapat memberi jaminan kepadaku dari apa yang ada di antara jenggot dan kumisnya (lisan) dan kedua pahanya (kemaluan), maka aku jamin untuknya Surga." 
( HR Bukhori )

Akan tetapi untuk mencapai nilai puasa yang tinggi, harus disertai pengendalian syahwat-syahwat yang lain.
Seperti syahwat terhadap harta, orang yang berpuasa disunnahkan untuk banyak bersedekah.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” 
(HR. Bukhari, no.6)

2.      Tahapan Kewajiban Puasa         :

Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun ke 2 setelah hijrah Nabi -shalallahu ‘alaihi wa sallam ke kota Madinah, sehingga Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- berpuasa 9 kali dalam hidupnya. Kewajiban puasa, Allah ta’ala syariatkan melalui 3 tahapan :
a.    Tahap pertama  : kewajiban puasa ‘Asyura, tanggal 10 Muharram 1 hari dalam setahun.
Berdasarkan :
b.    Tahap kedua     : kewajiban puasa bulan Ramadhan dengan pilihan, puasa lebih baik atau memberi makan orang miskin walau mampu puasa.
c.    Tahab ketiga     : kewajiban puasa bulan Ramadhan bagi yang mampu.

‘Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Dulu, orang-orang Quraisy berpuasa di hari ‘Asyura di masa jahiliyyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berpuasa di hari tersebut (di masa jahiliyyah). Ketika beliau tiba di Madinah, beliau mengerjakan puasa ‘Asyura dan memerintahkan kepada para sahabat untuk berpuasa.
Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa ‘Asyura. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka dia mengerjakannya. Dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa, maka mereka meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


3.       Hikmah Ibadah Puasa    :

Ibadah puasa mempunyai hikmah yang banyak-hanya Allah ta’ala- yang mengetahuinya, diantara hikmah tersebut :

a.    Melatih keikhlasan      : dari sisi batin hanya Allah ta’ala yang mengetahui orang yang berpuasa dan siapa yang tidak berpuasa.
Seseorang tidak berpuasa, tetapi bisa menampakkan kepada orang lain, bahkan kepada orang-orang dekatnya(istri dan anaknya) dia berpuasa, makan sahur Bersama, siang hari jajan diluar, sore buka Bersama.
Sebaliknya seseorang berpuasa tetapi orang terdekatnya tidak tahu dia berpuasa, seperti kisah sebagian salaf, yang pergi bekerja pada dini hari sebelum adzan subuh, makan dan berpamitan kepada keluarganya untuk bekerja membawa bekal, pulang sore dan makan sore Bersama keluarga, dia berpuasa tetapi istrinya tidak tahu kalua suaminya berpuasa, bertahun tahun.

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
(HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)


b.    Melatih kepedulian kepada orang lain, terutama kepada faqir miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar