BEKAL
PUASA
Sebentar lagi bulan Ramadhan akan
datang, kewajiban puasa akan bersama kita, mari kita mempersiapkan diri kita
untuk menyambutnya dengan ilmu yang bermanfaat.
1.
Makna Puasa :
Puasa
adalah suatu ibadah kepada Allah ta’ala dengan cara menahan diri dari makan,
minum, bersenggama dan segala sesuatu yang membatalkannya, pada waktu tertentu bagi
orang tertentu.
Puasa
sebagai media pengendalian 2 syahwat, syahwat lambung dan syahwat kemaluan,
seperti yang Allah ta’ala paparkan dalam hadits qudsi :
يَدَعُ
شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى
“Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR.
Muslim no. 1151)
Barang siapa yang mampu mengendalikan 2 syahwat ini, dijamin dengan surga:
"Barangsiapa yang dapat memberi jaminan kepadaku dari apa yang ada di
antara jenggot dan kumisnya (lisan) dan kedua pahanya (kemaluan), maka aku
jamin untuknya Surga."
( HR Bukhori )
Akan tetapi
untuk mencapai nilai puasa yang tinggi, harus disertai pengendalian
syahwat-syahwat yang lain.
Seperti
syahwat terhadap harta, orang yang berpuasa disunnahkan untuk banyak
bersedekah.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ،
وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان
فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح
المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang
yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat
beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al
Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi
angin yang berhembus.”
(HR. Bukhari, no.6)
2. Tahapan Kewajiban Puasa :
Puasa
Ramadhan diwajibkan pada tahun ke 2 setelah hijrah Nabi -shalallahu ‘alaihi wa
sallam ke kota Madinah, sehingga Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wa sallam-
berpuasa 9 kali dalam hidupnya. Kewajiban puasa, Allah ta’ala syariatkan
melalui 3 tahapan :
a. Tahap pertama : kewajiban puasa ‘Asyura, tanggal 10 Muharram
1 hari dalam setahun.
Berdasarkan
:
b. Tahap kedua : kewajiban puasa bulan Ramadhan dengan
pilihan, puasa lebih baik atau memberi makan orang miskin walau mampu puasa.
c. Tahab ketiga : kewajiban puasa bulan Ramadhan bagi yang
mampu.
‘Ibnu
‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ
تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ
بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ
صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
“Dulu,
orang-orang Quraisy berpuasa di hari ‘Asyura di masa jahiliyyah. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berpuasa di hari tersebut (di masa
jahiliyyah). Ketika beliau tiba di Madinah, beliau mengerjakan puasa ‘Asyura dan
memerintahkan kepada para sahabat untuk berpuasa.
Ketika
puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa ‘Asyura. Barangsiapa
yang ingin berpuasa, maka dia mengerjakannya. Dan barangsiapa yang tidak ingin
berpuasa, maka mereka meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Hikmah Ibadah Puasa :
Ibadah
puasa mempunyai hikmah yang banyak-hanya Allah ta’ala- yang mengetahuinya,
diantara hikmah tersebut :
a. Melatih
keikhlasan : dari sisi batin hanya
Allah ta’ala yang mengetahui orang yang berpuasa dan siapa yang tidak berpuasa.
Seseorang
tidak berpuasa, tetapi bisa menampakkan kepada orang lain, bahkan kepada
orang-orang dekatnya(istri dan anaknya) dia berpuasa, makan sahur Bersama,
siang hari jajan diluar, sore buka Bersama.
Sebaliknya
seseorang berpuasa tetapi orang terdekatnya tidak tahu dia berpuasa, seperti
kisah sebagian salaf, yang pergi bekerja pada dini hari sebelum adzan subuh,
makan dan berpamitan kepada keluarganya untuk bekerja membawa bekal, pulang
sore dan makan sore Bersama keluarga, dia berpuasa tetapi istrinya tidak tahu kalua
suaminya berpuasa, bertahun tahun.
قَالَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan
puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.
(HR. Bukhari no. 1904,
5927 dan Muslim no. 1151)
b. Melatih kepedulian
kepada orang lain, terutama kepada faqir miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar