Jumat, 03 Maret 2017

§  PENDAHULUAN AQIDAH

1.      Pengertian Aqidah secara asal bahasa (etimologi ) : “ikatan yang kuat” sedangkan secara istilah syariat Islam : “Sesuatu yang  diyakini (diikat dengan kuat ) di dalam hati manusia  dalam perkara2 agama.

2.      Apa pentingnya Aqidah:
a.      Kewajiban pertama adalah aqidah/ bersyahadat diiringi dengan keaykinan hati.
Wahai Mu’adz sesungguhnya engkau akan menemui kaum ahli kitab. Maka hendaklah hal yang pertama kali engkau dakwahkan adalah supaya mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah… 14.HR Bukhori 4347

b.     Kewajiban terakhir menjaga aqidah
Siapa yang akhir perkataannya laa ilaaha illallah dia akan masuk syurga15. Ibnu Hibban (719), dan disohihkan oleh syaikh Al Bani dalam Irwaaul Gholil (3/50)

c.       merupakan awal dakwah seluruh nabi dan rosul, berdasar QS Al A’rof 59 kisah awal rasul Nuh
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Rasulullah 10 tahun di Makkah fokus dakwah aqidah  

d.     aqidah merupakan pondasi amalan, amalan banyak aqidah rusak, kurang bermakna

“Akan keluar di dalam umat ini -beliau tidak mengatakan di antaranya- suatu kaum yang kalian menganggap remeh shalat kalian dibandingkan shalat mereka, mereka membaca al-Qur-an namun tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama bagaikan anak panah yang keluar dari busurnya.” [HR. Al-Bukhari]

e.      amalan sedikit, aqidah lurus, bisa tertutupi :
“Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?” Lalu ditanyakan pula, “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Sehingga kamu tidak termasuk orang zalim pada hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosulullah’. Lalu ia bertanya, “Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi. (HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy yaitu kuat dan perowinya tsoiqoh termasuk perowi kitab shahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath Thoqoni. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

3.      Apa inti pembahasan aqidah : intinya adalah pembahasan rukun Iman yang enam, :
     HR Muslim
« أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره »

4.      Apa perbedaan Tauhid >< Aqidah : Tauhid lebih khusus membahas tentang dzat Alloh sedangkan aqidah lebih luas, mencakup malaikat, kitab, nabi, hari akhir dan taqdir, aqidah terhadap shahabat, aqidah terhadap pemerintah, dll.


* Pembinaan Guru-guru Al Falah, 03 Jumadil Akhir 1438 H/04 Maret 2017 © Abul Hasan Ali