AQIDAH
BERKAITAN DENGAN IMAN
Sebagai orang yang mengaku sebagai
orang yang beriman, kita harus mengetahui arti Iman, rukun-rukun Iman dan
amalan-amalan apa saja yang bisa menambah dan mengurangi Iman, sehingga
keimanan kita didasari dengan ilmu dan bashiroh dan akan meningkat kualitas
iman kita.
1) Arti
Iman :
a)
Secara bahasa (etimologi) : pembenaran dan penetapan
yang kuat yang mendorong pelaksanaan.
b)
Secara istilah syariat Islam (terminologi) : terpenuhi 5 hal ;
·
Penetapan dalam hati.
·
Pengucapan di lisan.
·
Pelaksanaan anggota badan.
·
Bertambah dengan ketaatan.
·
Berkurang dengan dosa.
2) Dalil-dalil
yang membuktikan iman harus terdiri dari 5 hal :
·
Iman harus terdiri dari
keyakinan hati, pengucapan lisan dan pelaksanaan anggota badan :
الْإِيمَانُ
بِضْعَةٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعَةٌ وَسِتُّونَ بَابًا، أَفْضَلُهَا شَهَادَةُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَصْغَرُهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ
Iman 70 an atau 60 an cabang, yang paling utama persaksian tidak
ada sesembahan yang benar kecuali Allah, yang paling lemah menyingkirkan
gangguan dari jalan dan malu merupakan bagian dari iman
·
Iman bisa bertambah :
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ
2. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
·
Iman bisa lemah dan berkurang :
«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ
مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ».
"barang siapa yang melihat
kemungkaran maka hendaklah dia segera merubahnya dengan tangannya, kalau tidak
mampu maka dengan lisannya, kalau tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu
merupakan iman yang paling lemah”
3) Pemahaman
yang sesat berkaitan dengan iman :
a)
Murjiah : Memisahkan
iman dengan amal, iman tidak dipengaruhi amal. Iman hanya sekedar pembenaran
dalam hati, atau pengetahuan dalam hati.
·
Bantahan :
seandainya
keimanan itu hanya keyakinan dalam hati maka Fir’aun termasuk golongan beriman dalam
kisahnya :
قَالَ لَقَدْ
عَلِمْتَ مَا أَنْزَلَ هَؤُلَاءِ إِلَّا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
بَصَائِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا (102)
102. Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu
telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan
yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan
Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang yang akan binasa". [Al
Isro’ : 102]
وَجَحَدُوا
بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الْمُفْسِدِينَ (14)
14. dan mereka mengingkarinya karena
kezaliman dan kesombongan (mereka) Padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya.
Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. [An
Naml : 14].
b) Karromiyah : Iman adalah pengucapan di lisan.
§
Bantahan :
Orang-orang Munafik dalam kisah mereka :
إِذا
جاءَكَ الْمُنافِقُونَ قالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنافِقِينَ
لَكاذِبُونَ (1)
1. apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang
munafik itu benar-benar orang pendusta. [Al Munafiquuna : 01].
c) Mu’tazilah
dan Khawarij : mereka meyakini bahwa Iman
terdiri dari keyakinan dalam hati, ucapan lisan dan amal perbuatan, tetapi
keyakinan mereka bahwa iman adalah suatu kesatuan, jika tercampur dengan dosa berupa
meninggalkan kewajiban atau melakukan dosa apa saja maka akan hilang secara
keseluruhan iman, perbedaan antara Mu’tazilah dan Khawarij tentang pelaku dosa
besar, Khawarij mengatakan keadaan mereka kafir di dunia, di akherat kekal di
neraka, Mu’tazilah mengatakan keadaan mereka diantara iman dan kafir di dunia,
kekal di neraka.
4) Aqidah
yang benar berkaitan dengan pelaku dosa dan pengaruhnya terhadap iman :
a)
Pembagian dosa :
·
Dosa yang bisa menghapus iman secara keseluruhan : dosa ini dikenal dengan dosa kesyirikan dan dosa
kekafiran, jika seseorang mengerjakannya dalam keadaan sadar dan sengaja maka
iman didalam dirinya akan hilang dan menyebabkan dirinya terjatuh di dalam
kekafiran dan akan mengekalkan dirinya dalam neraka jika mati dalam keadaan tidak
bertaubat dari dosa tersebut.
لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخاسِرِينَ" [الزمر: 65]
65.
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.
·
Dosa yang tidak menghapus iman secara keseluruhan
tetapi menguranginya dan melemahkannya :
dosa-dosa ini
dikenal dengan “Al Kabair” (dosa-dosa besar) dan “Ash Shoghoir”
(dosa-dosa kecil)
الَّذِينَ
يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ
وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
32. (yaitu)
orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunanNya. [An Najm
: 32].
5) Dalil-dalil
yang menunjukkan pelaku dosa besar tidak dihukumi kafir di dunia dan di akherat
tidak kekal di neraka :
§ Di
dunia : Allah masih mengatakan muslim
dan tetap dianggap sebagai saudara, seseorang yang melakukan dosa pembunuhan.
وَإِنْ
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
9. dan kalau ada dua
golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara
keduanya!
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (10)
10. orang-orang beriman
itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. [ Al Hujurat 10]
§ Di
akherat :
إِنَّ
اللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَنْ
يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (48)
48. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
HR
Bukhori 44 Muslim 193 :
«يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ
شَعِيرَةٍ مِنْ خَيْرٍ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ بُرَّةٍ مِنْ
خَيْرٍ، وَيَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ
قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَفِي قَلْبِهِ وَزْنُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ»
“akan keluar dari neraka seseorang yang berkata
Laa ilah illallah dan di dalam hatinya ada sekadar biji sya’iir dari kebaikan, akan
keluar dari neraka seseorang yang berkata Laa ilah illallah dan di dalam
hatinya ada sekadar biji gandum dari kebaikan, akan keluar dari neraka
seseorang yang berkata Laa ilah illallah dan di dalam hatinya ada sekadar biji
dzurrah dari kebaikan”.
Abul Hasan Ali Cawas, 16 Jumadil Akhir 1348 H/ 15 Maret 2017 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar