MATI
BATANG OTAK
Seorang pasien dating dengan keluhan penurunan kesadaran, sebelumnya mengalami pusing hebat, muntah dan kejang.Setelah masuk ruang ICU, kondisi semakin menurun dan akhirnya dipasang alat bantu nafas(ventilator).
Pernahkah anda menjumpai kasus ini? Ilustrasi kasus di atas mungkin sering kita temui, lantas apaka pasien tadi dalam keadaan hidup atau sudah meninggal?
Menurut pernyataan IDI tentang mati dalam SK PB IDI No.336/PB
IDI/a.4 15 Maret 1988 yang disusul SK PB IDI No.231/PB A.4/07/92, seseorang
dikatakan mati, bila fungsi pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti
/ ireversibel atau terbukti telah terjadi kematian batang otak.
Kerusakan permanen otak secara mendadak umumnya disebabkan gangguan
sistem pembuluh darah, dapat berupa pecah atau
tersumbatnya pembuluh darah sehingga otak tidak mendapat suplai makanan dan
oksigen. Banyak hal dapat menjadi penyebab gangguan ini; stroke, benturan (
terbanyak akibat Kecelakaan Lalu Lintas), kelainan bentuk pembuluh darah adalah
sebagian penyebab kasus ini. Kerusakan otak secara pelahan-lahan umumnya karena
penyakit kronis ( menahun) yang sering terjadi pada lanjut usia.
Berbeda dengan sel tubuh lain, sel otak tidak memiliki kemampuan regenerasi, sehingga jika sel otak mati, tidak akan ada pertumbuhan sel otak baru untuk menggantikan sel yang mati tersebut. Kerusakan otak sebagian akan menimbulkan kecacatan sesuai fungsi sel yang rusak.
Berbeda dengan sel tubuh lain, sel otak tidak memiliki kemampuan regenerasi, sehingga jika sel otak mati, tidak akan ada pertumbuhan sel otak baru untuk menggantikan sel yang mati tersebut. Kerusakan otak sebagian akan menimbulkan kecacatan sesuai fungsi sel yang rusak.
Diagnosamatibatangotakmerupakandiagnosaklinis.Tidakdiperlukanpemeriksaanlainjikapemeriksaanklinis(termasukpemeriksaanrefleksbatangotakdantes
apnea) dapatdilakukansecaraadekuat.Kapan seseorang dinyatakan mati otak, merupakan hal yang sangat
penting dan krusial dalam program ini. Dari aspek medis, diperlukan 3 bidang
keahlian kedokteran untuk menyatakan seseorang mati otak : saraf, bedah saraf
dan anestesi. Diperlukan pemeriksaan teliti dan dengan menggunakan alat untuk
menegakkan diagnosa ini.
TandaUtamamatibatangotak ada tga, yaitu:
1. Komadalam
2. Hilangnyaseluruhrefleks batangotak
3. Apnea
Ø Komadalamdiartikantidakadanyaresponmotorikserebralterhadaprangsangnyeri
di seluruhekstremitasdanpenekanan di supraorbital.
Ø Penilaianklinisrefleksbatangotak:
Penentuanmatibatangotakperlupenilaianfungsiotakoleh
minimal 2orang klinisidengan interval waktupemeriksaanbeberapa jam.
Penilaianitumeliputi:
1. Hilangnyaresponmenyeringai/matatidakmembukaterhadaprangsangtekanan
yang dalampadakeduacondylessetinggitemporomandibular
2. Hilangnyareflekskorneaterhadaprangsangsentuhantepi
cornea mata
3. Hilangnyareflekscahaya
4. Hilangnyarefleksoculovestibularkearah
stimulus dinginoleh air es.
5. Hilangnyarefleks batukterhadap rangsangpenghisapan
yang dalampada trachea.
Ø Tes Apnea
Tesinidilakukansetelahpemeriksaanrefleksbatangotak yang
keduadilakukan.
Langkah-langkahtesapnea
:
1. Pasang pulse
oximeterdanputuskanhubungan ventilator
2. Beri O2 100%, 6L/menit
3. Amati adanyagerakanpernafasan/
tidak (gerakandinding dada dan abdomen)
4. Ukur PaO2,
PaCO2,pH(AGD) setelahkirakira 8 menit, kemudian ventilator dipasanglagi.
5. Bilatidakadagerakanpernafasandan
PaCO2 >=60mmHg, makates apnea positif (mendukungdiagnosaklinismatibatangotak),
dansebaliknya.
Umumnya
pasien dengan mati batang otak masih belum dianggap mati oleh keluarganya. Atas
permintaan keluarga, pasien dipertahankan di ruang ICU dengan alat bantu nafas
( respirator/ventilator ), obat-obatan dan mendapat makanan lewat selang yang
terpasang ke tubuh. Makin muda, makin kuat, sehingga makin lama dia bertahan.
Jika denyut jantung dan tekanan darah melemah diberi tambahan obat untuk
memperkuat denyut yang hanya berfungsi sementara.
Masyarakat umumnya memandang kematian terjadi setelah jantung berhenti. Karena pandangan masyarakat yang berbeda tentang konsep kematian serta belum memahami konsep mati batang otak, keadaan diatas masih banyak dijumpai di negara kita. Padahal apabila konsep ini diterima secara luas, dapat dilakukan banyak hal untuk kepentingan masyarakat banyak. Secara finansial juga tidak ada penggunaan uang sia-sia untuk ICU dan obat-obatan. Dari sisi kepentingan rumah sakit juga dapat memanfaatkan ICU untuk pasien lain yang membutuhkan dan masih ada harapan tertolong.
Manfaat utama jika konsep Mati Otak ini diterima secara luas adalah, program transplantasi organ. Setelah secara medis dinyatakan mati otak, sementara organ tubuh lain masih berfungsi, misalnya : kornea, ginjal, jantung dsb dapat didonorkan ke masyarakat yang membutuhkan_dengan beberapa syarat (harus mendapat ijin ahli waris, bukan untuk tujuan komersial dan tidak boleh didonorkan pada orang kafir harbi). Jika menunggu setelah jantung berhenti berdenyut, organ – organ tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan.
Masyarakat umumnya memandang kematian terjadi setelah jantung berhenti. Karena pandangan masyarakat yang berbeda tentang konsep kematian serta belum memahami konsep mati batang otak, keadaan diatas masih banyak dijumpai di negara kita. Padahal apabila konsep ini diterima secara luas, dapat dilakukan banyak hal untuk kepentingan masyarakat banyak. Secara finansial juga tidak ada penggunaan uang sia-sia untuk ICU dan obat-obatan. Dari sisi kepentingan rumah sakit juga dapat memanfaatkan ICU untuk pasien lain yang membutuhkan dan masih ada harapan tertolong.
Manfaat utama jika konsep Mati Otak ini diterima secara luas adalah, program transplantasi organ. Setelah secara medis dinyatakan mati otak, sementara organ tubuh lain masih berfungsi, misalnya : kornea, ginjal, jantung dsb dapat didonorkan ke masyarakat yang membutuhkan_dengan beberapa syarat (harus mendapat ijin ahli waris, bukan untuk tujuan komersial dan tidak boleh didonorkan pada orang kafir harbi). Jika menunggu setelah jantung berhenti berdenyut, organ – organ tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan.
Bagaimana pandangan islam
tentang mati batang otak ini ?. Hakekat kematian menurut ulama ahli fiqh :
مفارقة
الروح البدن.
“Terpisahnya ruh dengan badan”. Tanda-tanda terpisahnya ruh dengan
badan antara lain :
1.
Berhentinya nafas.
2.
Lemasnya kedua kaki dan
telapak tangan.
3.
Bengkoknya hidung.
4.
Dinginnya badan. Keadaan
orang sakit yang dipasang alat bantu kehidupan padanya, ada 3 jenis :
1)
Setelah dipasang alat maka
keadaannya membaik dan organ-organnya berfungsi seperti semula, pernafasannya
membaik, detak jantungnya kembali teratur, maka diputuskan oleh tim dokter ahli
untuk dilepas alat bantu kehidupan tersebut.
2)
Berhentinya total detak
jantung dan pernafasan paru-paru, telah dicoba alat bantu kehidupan tetapi
tidak berhasil dan tidak ada reaksi sama sekali, maka diputuskan oleh tim
dokter ahli untuk melepas alat bantu tersebut.
3)
Telah ada pada orang sakit
tersebut, tanda kematian batang otaknya dengan koma tidak sadar, tidak bergerak
sama sekali, akan tetapi dengan alat bantu, paru-paru atau pernafasannya masih
berfungsi dan jantungnya masih berdetak dan mereka berpendapat dengan hanya
sekedar melepas alat tersebut maka jantung dan paru-parunya akan berhenti
fungsinya. Maka bagaimana hukum melepas alat bantu tersebut.
Kesimpulan jawaban atas permasalahan diatas terbagi menjadi 3 :
1.
Jika sudah ditetapkan oleh
tim dokter ahli tidak harapan untuk hidup lagi, atau harapan hidupnya sangat
tipis, maka boleh dilepas.
2.
Jika harapan hidupnya 50%
maka tidak boleh melepasnya.
3.
Jika harapan hidupnya masih
besar maka juga tidak boleh dilepas.
Dan jika telah dilepas, maka hukum kepastian kematian dan hukum
yang berkaitan setelahnya berupa warisan, tidak hanya sekedar dengan dilepasnya
alat, akan tetapi kembali hukum hakikat,
kematian oleh ahli fiqh dengan terpisahnya ruh dari badan disertai
dengan tanda-tandanya. Allohu a’lam.
Rujukan : Fiqh Nawazil : Syaikh Bakr Abu Zaid
dr. Yuni Aryanti
Staff Pengajar dan bidang kesehatan SDIT AL FALAH, Cawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar