FIQH EKONOMI ISLAM 01
[ HUKUM
PEMBATALAN SEWA RUMAH ]
Pertanyaan :
“Saya mempunyai
rumah yang saya sewakan, kemudian pada suatu hari ada seseorang yang datang
untuk menyewa rumah saya, kemudian terjadilah akad sewa rumah selama 1 tahun
dengan uang sewa sekian. Kemudian beberapa waktu kemudian penyewa tersebut
datang, ingin membatalkan sewa rumah selama 1 tahun dan hanya menyewa setengah
tahun saja, dengan meminta sebagian uang sewa yang telah diberikan dimuka,
bagaimana hukumnya seperti ini ustadz, apakah wajib bagi saya untuk
mengembalikan sebagian uang sewa tersebut, jazaakumullah khoiro”.
Jawaban :
1. Perlu diketahui
jenis-jenis akad muamalah di dalam Islam :
a. Akad yang
mengikat kedua belah pihak.
Dalam akad ini
tidak boleh salah satu pihak membatalkan akad tanpa persetujuan dari pihak
lain, contohnya adalah akad jual-beli dan akad sewa menyewa.
b. Akad yang
mengikat salah satu pihak saja tapi tidak mengikat pihak yang lain.
Dalam akad ini pihak
pertama boleh membatalkan tanpa persetujuan pihak kedua, tapi pihak kedua tidak
boleh membatalkan tanpa persetujuan pihak pertama, contohnya akad gadai.
c. Akad yang
tidak mengikat kedua belah pihak.
Kedua belah
pihak boleh membatalkan akadnya tanpa persetujuan pihak lain, contohnya akad
titip barang.
2. Sewa menyewa
termasuk jenis akad yang mengikat kedua belah pihak, jadi seandainya pihak
penyewa ingin membatalkan atau mengurangi akad sewa yang telah disepakati harus
dengan persetujuan pihak pemilik rumah. Jika pemilik rumah rela mengembalikan
uang sewanya maka suatu kebaikan yang bernilai pahala di sisi Allah, insya
Allah.
Jika pihak pemilik rumah tidak
setuju maka boleh baginya untuk tidak mengembalikan uang sewa dan pihak penyewa
tidak boleh memaksanya.
3. Kecuali di
dalam rumah tersebut ada cacat yang diketahui oleh pemilik rumah tapi tidak
diberitahukan kepada penyewa.
4. Solusinya pihak penyewa bisa menyewakan sisa
waktu kepada orang lain.
5. Allahu ta’ala
a’lam bi showab
sditalfalahcawas.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar