Mewaspadai Sekte Menyimpang :
Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan :
عَنْ
أَبِيْ عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَبْدِ اللهِ بْنِ لُحَيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ
أَبِيْ سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أَلاَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أََلاَ إِنَّ مَنْ
قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ اِفْتَرَقُوْا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ
مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ.
ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ
الْجَمَاعَةُ .
Dari Abu ‘Amir al-Hauzaniy ‘Abdillah bin Luhai, dari
Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia (Mu’awiyah) pernah berdiri di hadapan
kami, lalu ia berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah berdiri di hadapan kami, kemudian beliau bersabda, “Ketahuilah
sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)
terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan
berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh
puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu
“al-Jama’ah.” [ HR Abu Dawud, Ahmad dan lainnya, Shahih Albani ]
I.
KHAWARIJ
A.
Definisi
Khawarij.
1. Secara Etimologi Bahasa Arab.
Khawarij
adalah bentuk jama` dari khoorij dan Korij adalah kata turunan dari khuruj
sedangkan khuruj secara etimologi Arab mengandung beberapa makna, diantaranya:
lawan dari masuk, yaitu keluar.
Dalam sejarah Islam dinamakan khawarij : karena keluar dari
ketaatan khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
B.
Awal mula khawarij :
Imam
Ibnul-Jauzi berkata dalam kitabnya Talbis Iblis:
“Khawarij yang pertama dan yang paling jelek adalah Dzul-Khuwaishirah.”
Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri,
bahwa beliau berkata:
‘Ali pernah mengirim dari Yaman untuk Rasulullah, sepotong emas
dalam kantong kulit yang telah disamak, dan emas itu belum dibersihkan dari
kotorannya. Maka Nabi membaginya kepada empat orang: ‘Uyainah bin Badr, Aqra’
bin Habis, Zaid al-Khail, dan yang ke-empat ‘Alqamah atau ‘Amir bin
ath-Thufail. Maka seseorang dari para shahabatnya menyatakan:
“Kami lebih berhak dengan (harta) ini dibanding mereka.”
Ucapan itu sampai kepada Nabi, maka beliau bersabda:
“Apakah kalian tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah
kepercayaan Dzat yang ada di langit (yakni Allah), wahyu turun kepadaku dari
langit di waktu pagi dan sore”.
Kemudian datanglah seorang laki-laki yang cekung kedua matanya,
menonjol bagian atas kedua pipinya, menonjol kedua dahinya, lebat jenggotnya,
botak kepalanya, dan tergulung sarungnya. Orang itu berkata:
“Takutlah kepada Allah wahai Rasulullah!”
Maka Rasulullah kemudian berkata: “Celaka engkau! Bukankah aku
manusia yang paling takut kepada Allah?”
Kemudian orang itu pergi. Maka Khalid bin al-Walid berkata:
“Wahai Rasulullah bolehkah aku penggal lehernya?”
Nabi berkata: “Jangan, dia masih shalat (yakni masih muslim).”
Khalid berkata: “Berapa banyak orang yang shalat dan
ber-syahadat ternyata bertentangan dengan isi hatinya.”
Nabi berkata: “Aku tidak diperintah untuk meneliti isi hati
manusia, dan membelah dada mereka.”
Kemudian Nabi melihat kepada orang itu, sambil berkata:
“Sesungguhnya akan keluar dari keturunan orang ini sekelompok
kaum yang membaca Kitabullah (al-Qur’an) secara kontinyu, namun tidak melampaui
tenggorokan mereka (*yakni
tidak paham makna aslinya). Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) agama seperti
melesatnya anak panah dari (sasaran) buruannya.”
Dan saya kira beliau berkata:
“Jika aku menjumpai mereka, niscaya aku akan bunuh mereka
seperti dibunuhnya kaum Tsamud.”
Imam Ibnul-Jauzi berkata:
“Orang itu dikenal dengan nama Dzul-Khuwaishirah at-Tamimi. Dia
adalah Khawarij pertama dalam sejarah Islam. Penyebab kebinasaannya adalah
karena dia merasa puas dengan pendapatnya sendiri. Kalau dia berilmu tentu dia
akan tahu bahwa tidak ada pendapat yang lebih tinggi dari pendapat Rasulullah.”
4. Ciri-ciri Dan Sifat-sifat Khowarij
Khowarij memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang menonjol yang telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits yang shohih, dan hal itu sangat penting dalam mengetahui siapa mereka,dan diantara faidah mengetahui hal ini:
Diantara sifat-sifat tersebut adalah:
1. suka mencela dan menganggap sesat para pemimpin, memberontak kepada pemerintah
Sifat ini tampak jelas pada Khowaarij, mereka selalu mencela para pemimpin-pemimpin dan menganggap mereka sesat serta menghukumi mereka sebagai orang-orang yang sudah keluar dari keadilan dan kebenaran, dan ini dapat dilihat dari sikap Dzul Khuwaishiroh terhadap Rasulullah.
2. Berprasangka buruk terutama kepada para pemimpinnya, kepada pemerintahnya ada program pemerintah, curiga ini program Yahudi, dananya dari mana ....? ada program dari pemerintah, curiga ini program dari aceng dll....ini adalah sifat Khawarij yang tampak dalam cara menghukum yang dilakukan oleh Dzul Khuwaishiroh.
Berkata Syiekhul Islam : Pada tahun peperangan Hunain, beliau
membagi Ghonimah (rampasan perang) Hunain kepada orang-orang yang hatinya lemah
(Mualafah Qulubuhum) dari penduduk Nejd dan bekas tawanan Quraisy seperti
`Uyainah bin Hafsh,dan beliau tidak memberi kepada kaum Muhajirin dan Anshor
sedikitpun.
Maksud beliau memberikan kepada mereka adalah untuk mengikat hati mereka dengan Islam, karena keterkaitan hati mereka dengannya merupakan mashlahat umum bagi kaum muslimin, sedangkan yang tidak beliau beri adalah karena mereka lebih baik dimata beliau dan mereka adalah wali-wali Allah yang bertaqwa dan seutama-utamanya hamba Allah yang sholih setelah para Nabi dan Rasul-rasul-Nya.Jika pemberian itu tidak dipertimbangkan untuk mashlahat umum, maka Nabi tidak akan memberikannya pada orang-orang kaya para pemimpin yang ditaati dalam perundang-undangan dan akan memberikannya kepada Muhajirin dan Anshor yang lebih membutuhkan dan lebih utama. Oleh karena itu orang-orang Khawarij mencela Nabi dan dikatakan kepada beliau oleh pelopornya:Wahai Muhammad berbuatlah adil, sesungguhnya engkau tidak berlaku adil. Dan perkataannya: `sesungguhnya pembagian ini tidak dimaksudkan untuk mendapat wajah Allah ....
Mereka meskipun banyak shaum (puasa), sholat dan membaca Alquran,tetapi keluar dari As Sunnah dan Jamaah, Memang mereka dikenal sebagai kaum yang suka beribadah, wara dan zuhud akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga mereka memutuskan bahwa pemberian itu semestinya tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang berhajat, bukan kepada para pemimpin yang ditaati dan orang-orang kaya itu,jika didorong untuk mencari keridhoan selain Allah-menurut prasangka mereka. Inilah kebodohan mereka, karena sesungguhnya pemberian itu menurut kadar mashlahat agama Allah. Jika pemberian itu akan semakin mengundang ketaatan kepada Allah dan semakin bermanfaat bagi agama-Nya, maka pemberian itu lebih utama. Pemberian kepada orang yang membutuhkannya untuk menegakkan agama, menghinakan musuh-musuhnya, memenangkan dan meninggikannya lebih agung daripada pemberian yang tidak demikian itu,walaupun yang kedua lebih membutuhkan(Lihat Majmu` Fatawa XXVIII/579-581 dengan sedikit diringkas)
3. Berlebihan dalam beribadah sebagaimana sabda Rasulullah :
karena dia mempunyai teman-teman yang salah seorang di antara kalian akan diremehkan [merasa remah] shalatnya jika dibandingkan dengan shalat mereka, dan puasanya jika dibandingkan dengan puasa mereka.
Berkata Ibnu Hajar: Mereka (Khowarij) dikenal sebagai Qurra` Penghapal Alquran), karena besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka menta`wil Alquran dengan ta`wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Mereka lebih mendahului pendapat-pendapat mereka, berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusyu` dan lain sebagainya.
4. Keras terhadap kaum muslimin, sebagimana sabda Rasulullah :
Sesungguhnya akan keluar dari keturunan laki-laki ini, suatu kaum yang membaca Alquran tidak melebihi kerongkongan mereka. membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala. Terlepas dari Islam seperti terlepasnya anak panah dari busurnya. Seandainya aku menemui mereka, sunggguh akan aku bunuh mereka seperti dibunuhnya kaum `Aad
Sejarah telah mencatat dalam lembaran-lembaran hitamnya tentang Khawarij berkenaan dengan cara mereka ini. Diantara kejadian yang mengerikan adalah kisah Abdullah bin Khobaab: Dalam perjalanannya, orang-orang Khaawarij bertemu dengan Abdullah bin Khabab.mereka bertanya kepadanya:Apakah engkau pernah mendengar dari bapakmu suatu hadits yang dikatakan dari Rasulullah, kalau ada, ceritakanlah kepada kami tentangnya! lalu beliau berkata:ya, aku telah mendengar dari bapakku, bahwa Rasulullah menyebutkan tentang fitnah.Yang duduk ketika itu lebih baik dari pada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik dari yang berlari, jika engkau menemuinya, hendaklah engkau menjadi hamba Allah yang terbunuh. mereka berkata: Apakah engkau mendengar hadits itu dari bapakmu dan memberitakannya dari Rasulullah?.beliau menjawab:ya, setelah mendengar jawaban beliau tersebut, mereka mengajak ke hulu sungai, lalu memenggal lehernya, maka mengalirlah darahnya seolah-olah seperti tali terompah.
Lalu mereka membelah perut istrinya yang sedang hamil dan mengeluarkan isinya. Kemudian mereka datang kesebuah pohon kurma yang lebat buahnya di Nahrawan. Tiba-tiba jatuhlah buah pohon korma tersebut dan diambil salah seorang diantara merekalalu dia masukkan kedalam mulutnya, Berkatalah salah seorang dari mereka,engkau mengambil tanpa dasar hukum, dan tanpa harga (tidak membelinya dengan sah).Akhrnya ia pun membuangnya kembali dari mulutnya salah seorang dari mereka yang lain mencabut pedangnya lalu mengayunkannya. Kemudian mereka melewati babi milik seorang ahlu dzimmah, lalu ia penggal lehernya kemudian diseret moncongnya. Mereka berkata:ini adalah kerusakan dimuka bumi.setelah mereka bertemu dengan pemilik babi itu, maka mereka mengganti harganya(Talbis Iblis hal.93-94)
5. Sedikit dan rendah pemahaman mereka terhadap fiqh, dan tidak mau kembali urusan agama kepada para ulama, shahabat jamam dulu atau ulama kibar pada jaman ini dan ini merupakan kesalahan mereka yang sangat besar yang menyebabkan mereka menyempal dari ajaran yang benar. Terutama dalam permasalahan kontemporer pada jaman ini, contohnya : masalah invasi Iraq ke Kuwait dan permintaan bantuan Arab Saudi kepada tentara Amerika, masalah Palestina dengan Israil, masalah ISIS, masalah pemilu dan demokrasi di berbagai negara, ciri khas mereka tidak mau mengikuti pendapat ulama kibar, ikut pikiran, perasaannya sendiri atau ustadz yang ndak jelas.
6. Muda usia dan berakal rendah, sebagaimana sabda Rasulullah :
Akan keluar padda akhir zaman suatu kaum, umumnya masih muda, rusak akalnya, mereka mengatakan dari sebaik-baik perkataan makhluk. Membaca Alquran tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya (H.R. Bukhari VI/618 no. 3611; Muslim II/746 no 1066)
7. Fasih dalam berbahasa. Telah terkenal kefasihan mereka dalam berbicara dan berbahasa, sehingga berkata Ibnu Ziyad: Sungguh ucapan mereka lebih cepat sampai ke hati-hati manusia dari pada rambatan api ke batang kayu
Dikutip dari tulisan Kholid bin Syamhudi.
Maksud beliau memberikan kepada mereka adalah untuk mengikat hati mereka dengan Islam, karena keterkaitan hati mereka dengannya merupakan mashlahat umum bagi kaum muslimin, sedangkan yang tidak beliau beri adalah karena mereka lebih baik dimata beliau dan mereka adalah wali-wali Allah yang bertaqwa dan seutama-utamanya hamba Allah yang sholih setelah para Nabi dan Rasul-rasul-Nya.Jika pemberian itu tidak dipertimbangkan untuk mashlahat umum, maka Nabi tidak akan memberikannya pada orang-orang kaya para pemimpin yang ditaati dalam perundang-undangan dan akan memberikannya kepada Muhajirin dan Anshor yang lebih membutuhkan dan lebih utama. Oleh karena itu orang-orang Khawarij mencela Nabi dan dikatakan kepada beliau oleh pelopornya:Wahai Muhammad berbuatlah adil, sesungguhnya engkau tidak berlaku adil. Dan perkataannya: `sesungguhnya pembagian ini tidak dimaksudkan untuk mendapat wajah Allah ....
Mereka meskipun banyak shaum (puasa), sholat dan membaca Alquran,tetapi keluar dari As Sunnah dan Jamaah, Memang mereka dikenal sebagai kaum yang suka beribadah, wara dan zuhud akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga mereka memutuskan bahwa pemberian itu semestinya tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang berhajat, bukan kepada para pemimpin yang ditaati dan orang-orang kaya itu,jika didorong untuk mencari keridhoan selain Allah-menurut prasangka mereka. Inilah kebodohan mereka, karena sesungguhnya pemberian itu menurut kadar mashlahat agama Allah. Jika pemberian itu akan semakin mengundang ketaatan kepada Allah dan semakin bermanfaat bagi agama-Nya, maka pemberian itu lebih utama. Pemberian kepada orang yang membutuhkannya untuk menegakkan agama, menghinakan musuh-musuhnya, memenangkan dan meninggikannya lebih agung daripada pemberian yang tidak demikian itu,walaupun yang kedua lebih membutuhkan(Lihat Majmu` Fatawa XXVIII/579-581 dengan sedikit diringkas)
3. Berlebihan dalam beribadah sebagaimana sabda Rasulullah :
karena dia mempunyai teman-teman yang salah seorang di antara kalian akan diremehkan [merasa remah] shalatnya jika dibandingkan dengan shalat mereka, dan puasanya jika dibandingkan dengan puasa mereka.
Berkata Ibnu Hajar: Mereka (Khowarij) dikenal sebagai Qurra` Penghapal Alquran), karena besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka menta`wil Alquran dengan ta`wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Mereka lebih mendahului pendapat-pendapat mereka, berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusyu` dan lain sebagainya.
4. Keras terhadap kaum muslimin, sebagimana sabda Rasulullah :
Sesungguhnya akan keluar dari keturunan laki-laki ini, suatu kaum yang membaca Alquran tidak melebihi kerongkongan mereka. membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala. Terlepas dari Islam seperti terlepasnya anak panah dari busurnya. Seandainya aku menemui mereka, sunggguh akan aku bunuh mereka seperti dibunuhnya kaum `Aad
Sejarah telah mencatat dalam lembaran-lembaran hitamnya tentang Khawarij berkenaan dengan cara mereka ini. Diantara kejadian yang mengerikan adalah kisah Abdullah bin Khobaab: Dalam perjalanannya, orang-orang Khaawarij bertemu dengan Abdullah bin Khabab.mereka bertanya kepadanya:Apakah engkau pernah mendengar dari bapakmu suatu hadits yang dikatakan dari Rasulullah, kalau ada, ceritakanlah kepada kami tentangnya! lalu beliau berkata:ya, aku telah mendengar dari bapakku, bahwa Rasulullah menyebutkan tentang fitnah.Yang duduk ketika itu lebih baik dari pada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik dari yang berlari, jika engkau menemuinya, hendaklah engkau menjadi hamba Allah yang terbunuh. mereka berkata: Apakah engkau mendengar hadits itu dari bapakmu dan memberitakannya dari Rasulullah?.beliau menjawab:ya, setelah mendengar jawaban beliau tersebut, mereka mengajak ke hulu sungai, lalu memenggal lehernya, maka mengalirlah darahnya seolah-olah seperti tali terompah.
Lalu mereka membelah perut istrinya yang sedang hamil dan mengeluarkan isinya. Kemudian mereka datang kesebuah pohon kurma yang lebat buahnya di Nahrawan. Tiba-tiba jatuhlah buah pohon korma tersebut dan diambil salah seorang diantara merekalalu dia masukkan kedalam mulutnya, Berkatalah salah seorang dari mereka,engkau mengambil tanpa dasar hukum, dan tanpa harga (tidak membelinya dengan sah).Akhrnya ia pun membuangnya kembali dari mulutnya salah seorang dari mereka yang lain mencabut pedangnya lalu mengayunkannya. Kemudian mereka melewati babi milik seorang ahlu dzimmah, lalu ia penggal lehernya kemudian diseret moncongnya. Mereka berkata:ini adalah kerusakan dimuka bumi.setelah mereka bertemu dengan pemilik babi itu, maka mereka mengganti harganya(Talbis Iblis hal.93-94)
5. Sedikit dan rendah pemahaman mereka terhadap fiqh, dan tidak mau kembali urusan agama kepada para ulama, shahabat jamam dulu atau ulama kibar pada jaman ini dan ini merupakan kesalahan mereka yang sangat besar yang menyebabkan mereka menyempal dari ajaran yang benar. Terutama dalam permasalahan kontemporer pada jaman ini, contohnya : masalah invasi Iraq ke Kuwait dan permintaan bantuan Arab Saudi kepada tentara Amerika, masalah Palestina dengan Israil, masalah ISIS, masalah pemilu dan demokrasi di berbagai negara, ciri khas mereka tidak mau mengikuti pendapat ulama kibar, ikut pikiran, perasaannya sendiri atau ustadz yang ndak jelas.
6. Muda usia dan berakal rendah, sebagaimana sabda Rasulullah :
Akan keluar padda akhir zaman suatu kaum, umumnya masih muda, rusak akalnya, mereka mengatakan dari sebaik-baik perkataan makhluk. Membaca Alquran tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya (H.R. Bukhari VI/618 no. 3611; Muslim II/746 no 1066)
7. Fasih dalam berbahasa. Telah terkenal kefasihan mereka dalam berbicara dan berbahasa, sehingga berkata Ibnu Ziyad: Sungguh ucapan mereka lebih cepat sampai ke hati-hati manusia dari pada rambatan api ke batang kayu
Dikutip dari tulisan Kholid bin Syamhudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar