Mengenal Manhaj Salaf # 1
Ada
pepatah, “Tak kenal maka tak sayang…”
Dalam
kesempatan yang berbahagia ini, kami akan menyajikan tulisan untuk memperkenalkan
manhaj salaf...
I.
Kata
Salaf Secara Bahasa
Salaf secara bahasa artinya orang yang
terdahulu, baik dari sisi ilmu, keimanan, keutamaan atau jasa kebaikan.
Seorang pakar bahasa Arab Ibnu Manzhur
mengatakan, “Kata salaf juga berarti orang yang mendahului kamu, yaitu nenek
moyangmu, sanak kerabatmu yang berada di atasmu dari sisi umur dan keutamaan.
Oleh karenanya maka generasi awal yang mengikuti para sahabat disebut dengan
salafush shalih (pendahulu yang baik).” (Lisanul ‘Arab, 9/159, dinukil
dari Limadza, hal. 30).
§ Contoh kata Salaf dalam Al Qur’an di dalam An Nisa 22 :
وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آَبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ
سَبِيلًا
Janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah
dinikahi oleh ayahmu, kecuali pada Salaf (kejadian di masa la mpau (zaman
jahiliyah). Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan
seburuk-buruk jalan. (QS.
an-Nisa: 22).
§
Contoh kata Salaf dalam
hadits ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Fathimah:
فَاتَّقِى اللهَ وَاصْبِرِيْ فَإِنَّهُ
نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ.
رواه مسلم،
“Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah...Aku adalah sebaik-baik
salaf (pendahulu) bagimu.” (HR. Muslim 245/2).
II.
Arti
Salaf dalam syariat Islam :
“Salaf adalah generasi
awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada
tiga kurun yang mendapatkan keutamaan
Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas jalan mereka di
sepanjang masa disebut sebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadap
mereka.”
III.
Contoh-Contoh
Penggunaan Kata “Salaf” di kitab-kitab ulama :
§ Imam Bukhari di dalam kitab Shahihnya :
Imam Bukhari rahimahullah mengatakan,
“Rasyid bin Sa’ad
berkata: Para salaf menyukai kuda jantan. Karena ia lebih lincah
dan lebih berani.”
Imam Bukhari, :
“Az Zuhri mengatakan
mengenai tulang bangkai semacam gajah dan selainnya: Aku menemui sebagian para ulama
salaf yang bersisir dengannya (tulang) dan menggunakannya sebagai
tempat minyak rambut. Mereka memandangnya tidaklah mengapa.”
§ Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya.
Di dalam mukaddimahnya Imam Muslim
mengeluarkan hadits dari jalan Muhammad bin ‘Abdullah. Ia (Muhammad)
mengatakan: Aku mendengar ‘Ali bin Syaqiq mengatakan: Aku mendengar Abdullah
bin Al Mubarak mengatakan di hadapan orang banyak, “Tinggalkanlah
hadits (yang dibawakan) ‘Amr bin Tsabit. Karena dia mencaci kaum salaf.”
§ Imam Al Ajurri di dalam kitabnya yang berjudul Asy Syari’ah
:
bahwa Imam Auza’i pernah berpesan, :
“Bersabarlah engkau di
atas Sunnah. Bersikaplah sebagaimana kaum itu (salaf) bersikap. Katakanlah
sebagaimana yang mereka katakan. Tahanlah dirimu sebagaimana sikap mereka
menahan diri dari sesuatu. Dan titilah jalan salafmu yang shalih. Karena
sesungguhnya sudah cukup bagimu apa yang membuat mereka cukup.”
IV.
Mengapa
perlu mengikuti jalan para “Salaf” :
Karena setelah meninggalnya Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa
sallam- umat Islam terpecah-pecah, ada diantara mereka yang tetap istiqomah
berpegang dengan ajaran Rasulullah
–shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan ada diantara mereka yang menyimpang
dari jalan Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-.
-
Beliau bersabda:
“Aku wasiatkan kepada
kalian supaya senantiasa bertakwa kepada Allah. Dan tetaplah mendengar dan taat
(kepada pemimpin). Meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena
sesungguhnya barangsiapa yang hidup sesudahku niscaya akan menyaksikan banyak
perselisihan. Maka berpeganglah dengan Sunnahku, dan Sunnah para khalifah yang
lurus dan berpetunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi-gigi geraham. Serta
jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (di dalam agama). Karena semua
bid’ah (perkara yang diada-adakan dalam agama) adalah sesat.”
[ HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, di
shahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ hadits no. 2549
]
-
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :
‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa
yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika
ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka
niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu.
Dan
sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka
kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga
millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya,
‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’”
[ Imam
at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan, karena banyak pendukungnya/ syawahid-nya.
Di shahihkan AlBani Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah no. 1348 dan kitab Shahih
Tirmidzi no. 2129 ]
PENTING :
ü Dalam hadits-hadits diatas jelas bahwasanya
umat Islam akan terpecah pecah dan tidak semua yang mengaku sebagai seorang muslim
berada di jalan kebenaran dan tidak semua orang yang mengaku Muslim akan masuk surga.
ü Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa
sallam- telah memberikan solusi dan
petunjuk jalan yang benar, jalan keselamatan yang akan menghantarkan kepada
surga; yaitu jalan PARA SHAHABAT yaitu JALAN PARA SALAF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar