Catatan Kajian...
[ ADAB TIDUR ]
§ Tidur merupakan salah satu ayat (tanda
kekuasaan) Allah ta’ala kepada hamba-hambanya.
QS. Ar-Ruum [30]:23~
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَابْتِغَاؤُكُم مِّن فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ
يَسْمَعُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu
mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Allah ta’ala menunjukkan kekuasaanNYA
dan kemampuanNYA mematikan manusia dan menghidupkannya kembali, karena tidur
adalah termasuk bagian dari kematian.
Allah ta’ala mengingatkan kita setiap
hari dengan tidur tentang adanya kematian dan kehidupan kembali setelah
kematian agar manusia sadar suatu saat mereka akan mati dan suatu saat mereka
hidup lagi setelah kematian [ Az Zumar 42 ]
اللَّهُ
يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي
قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang
belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia
tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir.
§ Tidur juga merupakan salah satu bentuk
kenikmatan Allah ta’ala kepada hambanya:
~QS. Al-Furqan [25]:47~
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ
لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ
النَّهَارَ نُشُورًا
Dialah
yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk
bangun berusaha.
Bisa
kita bayangkan orang yang tidak bisa tidur, bagaimana kehidupannya ?
Tidur asalnya adalah sebuah aktifitas
yang tidak bernilai ibadah dan tidak ada catatan pahala, akan tetapi bisa
bernilai ibadah dan dicatat pahala jika kita niatkan untuk memperkuat ibadah
dan dilakukan dengan adab-adab tidur yang telah dituntunkan Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam.
1.
Berwudhu.
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ
وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ.
“Apabila engkau hendak mendatangi
pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu’ terlebih dahulu sebagaimana
wudhu’mu untuk melakukan shalat.”
[HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no.
2710]
2. Posisi
tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) tidak mengapa apabila setelahnya berubah
posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اِضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ اْلأَيْمَنِ.
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah
kananmu.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710]
3. meletakkan tangan kanan di bawah pipi
kanan
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنْ اللَّيْلِ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
hendak tidur di malam hari, beliau meletakkan tangannya di bawah pipi,
[ HR
Bukhory 5839 ]
4. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi
perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam ataupun tidur siang. Sebagaimana
hadits:
إِنَّهَا ضَجْعَةٌ يَبْغَضُهَا اللهُ عَزَّ
وَجَلَّ.
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu
adalah posisi tidur yang dimurkai oleh Allah ta’ala
[HR. Abu Dawud dengan sanad yang
shahih]
5. Membaca ayat-ayat al-Qur-an, antara lain:
a. Membaca ayat kursi:
a. Membaca ayat kursi:
b. Membaca dua ayat terakhir dari surat
al-Baqarah:
c. Membaca
Qul Huwallaahu Ahad, Qul a’uudzu bi Rabbil falaq dan Qul a’uudzu bi Rabbin
naas. Hal ini berdasarkan pada riwayat-riwayat yang menganjurkan hal tersebut.
Yaitu dengan cara mengumpulkan dua
tapak tangan lalu ditiup dan dibacakan, “Qul Huwallaahu Ahad, qul a’uudzu bi
Rabbil falaq dan Qul a’uudzu bi Rabbin naas, kemudian dengan dua telapak tangan
mengusap bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah
dan tubuh bagian depan, hal ini diulang sebanyak 3 (tiga) kali. [HR. Al-Bukhari
dalam Fat-hul Baari XI/277 no. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayaan), Muslim no.
2192, Abu Dawud no. 3902, At Tirmidzi no. 3402 dan Ibnu Majah no. 3539]
6. Doa
ثُمَّ
يَقُولُ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ
النُّشُورُ
Artinya : “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
hendak tidur di malam hari, beliau meletakkan tangannya di bawah pipi, kemudian
beliau mengucapkan: “Bismika amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu aku mati dan aku
hidup). HR Bukhori
7. Hendaknya mengakhiri berbagai do’a tidur
dengan do’a berikut:
اللَّهُمَّ
أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي
إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ, لاَ
مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ
إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي
أَرْسَلْتَ.
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku
kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu aku menghadapkan wajahku kepada-Mu,
dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu,
tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali
kepada-Mu, aku memohon ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu, aku beriman
kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.” [HR.
Al-Bukhari no. 247, 6113, 6313, 7488, Muslim no. 2710, Abu Dawud no. 5046 dan
at-Tirmidzi no. 3394]
8. Hendaknya mengibaskan tempat tidur
(membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا
جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَأْخُذْ دَاخِلَةَ إِزَارِهِ فَلْيَنْفُضْ
بِهَا فِرَاشَهُ وَلْيُسَمِّ اللهَ فَإِنَّهُ لاَ يَعْلَمُ مَا خَلَفَهُ بَعْدَهُ.
“Jika salah seorang di antara kalian akan
tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan
kain tersebut sambil mengucapkan, ‘bismillaah,’ karena ia tidak tahu apa yang
terjadi sepeninggalnya tadi.” [HR. Al-Bukhari no. 6320, Muslim no. 2714,
at-Tirmidzi no. 3401 dan Abu Dawud no. 5050. Lafazh yang seperti ini
berdasarkan riwayat Muslim]
9. Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca
do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَحْيَاناَ
بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ.
“Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” [
HR Bukhory ].
Kajian “Riyadhus Shalihin”
Senin malam selasa, 13 Nopember 2017,
Bakda magrib, Masjid Al Falah
Garingan, Tlingsing, Cawas –harrosahullah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar