SIKAP PARA SHAHABAT DAN ULAMA SALAF
TERHADAP PARA PEMIMPIN
Salah
satu ketetapan dari Allah ta’ala bahwa kehidupan di muka bumi akan baik jika
diatur oleh para pemimpin.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ
فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang pemimpin di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)pemimpin di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."
Dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah ra, Nabi
SAW bersabda:
”Apabila keluar tiga orang untuk bersafar, maka angkat satu di
antaranya sebagai pemimpin.”
Kehidupan di bawah
seorang pemimpin lebih baik daripada kehidupan tanpa pemimpin, walaupun
pemimpin itu pemimpin yang dzalim.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
ويقال {
ستون سنة من إمام جائر أصلح من ليلة واحدة بلا سلطان } . والتجربة تبين ذلك .
ولهذا كان السلف – كالفضيل بن عياض وأحمد بن حنبل وغيرهما – يقولون : لو كان لنا
دعوة مجابة لدعونا بها للسلطان
–
Ada sebuah ungkapan, “Enam puluh tahun bersama pemimpin zalim lebih maslahat (lebih baik) daripada semalam tanpa pemimpin.” Pengalaman membuktikan hal ini.
Ada sebuah ungkapan, “Enam puluh tahun bersama pemimpin zalim lebih maslahat (lebih baik) daripada semalam tanpa pemimpin.” Pengalaman membuktikan hal ini.
Karena itulah, para
salaf —seperti Al Fudhail bin Iyadh, Ahmad bin Hanbal, dan selain mereka—
mengatakan, “Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, niscaya akan aku doakan
kebaikan untuk pemimpin.”
– Majmu’ Fatawa Syaikhil Islam jil 28/ hlm 391
Dan
dalam syariat Islam seorang pemimpin adalah dari kalangan laki-laki, tidak
boleh seorang wanita jadi pemimpin.
Abu Bakrah berkata,
لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله
عليه وسلم – أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ
« لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً »
“Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa
bangsa Persia mengangkat putri Kisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja,
beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, ” Suatu kaum itu tidak
akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita”. ”
(HR. Bukhari no. 4425)
Pesan-pesan
Shahabat dan ulama Salaf :
وكتبَ رجل إلى ابن
عُمر - رضي الله عنه - أن اكتُبْ إليَّ بالعلم كله. فكتب إليه: إنَّ العلم كثير،
ولكن إن استطعتَ أن تَلْقَى الله خفيفَ الظهر من دماءِ الناسِ، خَمِيصَ البطنِ من
أموالهم، كافَّ اللسان عن أعراضهم، لازمًا لأمْرِ جَمَاعتهم، فافعل. [السير
(تهذيبه) 1/ 370].
Ada
seorang laki-laki menulis kepada Ibnu Umar-semoga Allah meridhainya- tulislah
untukku rangkuman dari ilmu semuanya.
Maka
beliau menulis :
“Sesungguhnya
ilmu sangat banyak, akan tetapi jika Engkau mampu maka berusahalah bertemu
dengan Allah ringan punggungmu dari menumpahkan darah manusia, perutmu kosong
dari memakan harta orang lain, menjaga lisan dari merendahkan kehormatan
mereka, senantiasa menjaga jamaah persatuan- dengan mentaati pemimpin- maka
lakukanlah.
[siyar
1/370]
وعن
عُمَر بن الفضل قال: سألت أبا العلاء رحمه الله -- فقلت: يا أبا العلاء أسب
الحجاج؟ فقال: ادع له بالصلاح فإن صلاحه خير لك. [الزهد للإمام أحمد / 422].
Dari
Umar bin Fudhail berkata : aku bertanya kepada Abal “ala’-semoga Allah
merahmatinya- bolehkan aku mencela Hajjaj (seorang pemimpin yang sangat jahat)
?
Maka
berkatalah Abul “Ala’ :
Doakan dia dengan kebaikan, karena
kebaikannya lebih baik untukmu.
[
Az Zuhd Imam Ahmad 422 ]
عن
سعيد بن المسيِّب رحمه الله قال: لا تملؤوا أعينَكم من أعوان الظَّلمة إلا بإنكار
من قلوبكم، لكَيلا تحبَطَ أعمالُكم. [السير (تهذيبه) 1/ 485].
Dari
Sa’id bin Musayyib –semoga Allah merahmatinya- berkata :
“
Jangan kalian memenuhi mata kalian dari perbuatan pemimpin yang dzalim kecuali
hanya dengan pengingkaran dalam hati kalian, agar tidak terhapus amal kebaikan
kalian”
[
Siyar : 1/485 ]
Waspadalah
makar orang-orang kafir, mereka belajar dari sejarah tidak bisa menang dalam
perang melawan orang Islam, walau senjata lebih canggih dan personil lebih
banyak.
Maka
mereka menggunakan taktik baru, untuk menghancurkan umat Islam, dengan mengadu
domba umat dengan para penguasanya, biarkan, sibukkan mereka berperang sendiri,
saling menumpahkan darah sesama umat Islam, dengan dalih pemimpin yang dhalim.
Waspadalah
jangan terpengaruh mereka...
Abul
hasan Ali Cawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar