MARI
MENGGAPAI
DERAJAT
IHSAN
Derajat ihsan merupakan
tingkatan tertinggi keislaman seorang hamba. Tidak semua orang bisa meraih
derajat yang mulia ini. Hanya hamba-hamba Allah yang khusus saja yang bisa
mencapai derajat mulia ini. Oleh karena itu, merupakan keutamaan tersendiri
bagi hamba yang mampu meraihnya. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan
kita termasuk di dalamnya.
Allah berfirman kepada NabiNya :
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٢١٧) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (٢١٨) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (٢١٩) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri, dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui" (QS Asy-Syu'aroo : 17-20)
Allah berfirman kepada NabiNya :
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٢١٧) الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ (٢١٨) وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ (٢١٩) إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri, dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui" (QS Asy-Syu'aroo : 17-20)
Kata ihsan (berbuat
baik) merupakan kebalikan dari kata al isaa-ah (berbuat
buruk),
Ihsan
terbagi menjadi 2 macam :
1.
Ihsan berkaitan dengan sesama :
yakni
perbuatan seseorang untuk melakukan perbuatan yang ma’ruf dan menahan diri dari
dosa. Dia mendermakan kebaikan kepada hamba Allah yang lainnya baik melalui
hartanya, kehormatannya, ilmunya, maupun raganya.
2.
Ihsan berkaitan dengan Allah ta’ala :
Adapun
yang dimaksud ihsan bila dinisbatkan kepada peribadatan kepada Allah adalah
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasululluah shalallahu ‘alaihi wa
sallam dalam hadist Jibril :
قَالَ فَأَخْبِرْنِى عَنِ
الإِحْسَانِ. قَالَ « أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ »
“’Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘
Beliau menjawab, ‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika
kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim 102)
Tingkatan Ihsan
Adapun
kadar ihsan yang mustahab (dianjurkan) di dalam beribadah kepada Allah memiliki
dua tingkatan, yaitu :
Pertama, tingkatan muroqobah.
Yakni
seseorang yang beramal senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah
dalam setiap aktivitasnya. Ini berdasarkan sabda Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
(jika kamu tidak melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu).
Tingkatan muroqobah yaitu
apabila seseorang tidak mampu memperhatikan sifat-sifat Allah, dia yakin bahwa
Allah melihatnya. Tingkatan inilah yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Apabila
seseorang mengerjakan shalat, dia merasa Allah memperhatikan apa yang dia
lakukan, lalu dia memperbagus shalatnya tersebut.
Kedua, tingkatan musyahadah
Tingkatan
ini lebih tinggi dari yang pertama, yaitu seseorang senantiasa memeperhatikan
sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat
tersebut. Inilah realisasi dari sabda Nabi
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ
كَأَنَّكَ تَرَاه
(‘Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu
melihat-Nya).
Pada
tingkatan ini seseorang beribadah kepada Allah, seakan-akan dia melihat-Nya.
Perlu ditekankan bahwa yang dimaksudkan di sini bukanlah melihat dzat Allah,
namun melihat sifat-sifat-Nya, tidak sebagaimana keyakinan orang-orang sufi.
Yang mereka sangka dengan tingkatan musyahadah adalah melihat
dzat Allah. Ini jelas merupakan kebatilan. Yang dimaksud adalah memperhatikan
sifat-sifat Allah, yakni dengan memperhatikan pengaruh sifat-sifat Allah bagi
makhluk. Apabila seorang hamba sudah memiliki ilmu dan keyakinan yang kuat
terhadap sifat-sifat Allah, dia akan mengembalikan semua tanda kekuasaan Allah
pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan inilah tingkatan tertinggi dalam
derajat ihsan.
Contoh
dalam kehidupan kita sehari –hari :
·
Kita rekreasi melihat pemandangan yang indah, maka kita teringat,
(إن الله جميلٌ يحب الجمال،
“Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan,
[ HR Muslim ]
“Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan,
[ HR Muslim ]
Dengan itu
akan menambah keimanan kita.
·
Kita melihat bangunan yang tinggi, besar,
mengagumkan, kita teringat,
الله اكبر
[ Allahu Akbar
]
Allah
lebih besar, semakin menambah iman kita.
·
Kita bertemu
dengan orang yang sangat baik, maka kita
teringat,
الله كريم
[ Allah Maha
Baik ]
Bersyukur kepada Allah yang telah mempertemukan dengan
orang yang baik, dan tentu saja Allah lebih baik.
·
Kita bertemu dengan orang yang jahat, sikap,
ucapan dan perilakunya menyakiti hati,
maka kita teringat,
الله
سميع بصير
[ Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat ]
Allah
yang akan membalasnya dan meminta pertanggung jawaban kepadanya.
·
Kita sebagai orang tua
sedang kesulitan finansial, anak-anak
kita meminta bayaran SPP, kita teringat,
الله
غني
[ Allah Maha Kaya ]
Pasti akan memberi
kemudahan dan kecukupan bagi kita, menambah iman kita,
Segala sesuatu kejadian yang disaksikan, akan menambah ketebalan iman bagi orang yang IHSAN
Mari kita berusaha mempraktekannya...
Abul Hasan Ali Cawas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar