PENGARUH RIDHA ORANG TUA TERHADAP ANAK
SAHABAT KELUARGA AL FALAH
Dari Abdullah bin
’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى
الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua
dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”
(Hasan.
at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam
al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).
Kebanyakan
orang tua sudah mengetahui hadits ini, akan tetapi ada suatu hal yang
terlupakan.
Urutan logika siklus
nakalnya anak dengan tidak bijaknya orang tua itu begini : Karena anaknya
nakal...maka orang tuanya murka. Karena orang tuanya murka.. maka Allah juga
murka. Karena Allah murka...maka tidak turun rahmat di rumah itu. Karena tidak
turun rahmat di rumah itu...maka keluarga itu akan banyak masalah. Karena
keluarga itu banyak masalah...maka anaknya...tidak merasakan kebahagiaan dan
tidak nyaman...sehingga akan makin nakal.
Prinsip inti siklus itu, sebenarnya masih pada orang
tua...yakni: Ridla Allah...berada pada ridlanya orang tua. Murka Allah...berada
pada murkanya orang tua.
Maka, strategi paling ‘efisien’ untuk memutus rangkaian siklus
itu...Insya Allah ada pada bagian awal,...yakni mencegah orang tua murka.
Bila orang tua segera menghadapi segala kenakalan anaknya dengan
kesabaran,kasih sayang, dengan keridhaan tidak dengan kemurkaan, maka orang tua
itu menunjukkan kepada Allah, bahwa mereka berdua ridla kepada anaknya, Tentu
bukan ridla terhadap kenakalannya, melainkan ridla kepada diri anaknya. Maka
Allah akan ridha kepada anak mereka, sehingga memberikan hidayah untuk menjadi
anak yang shalih dan shalihah.
Apa yang harus dilakukan orang tua, ada tiga tahapan:
- Segera memaafkan anaknya, tidak
memarahinya sama sekali dan segera berusaha memahami situasi apa yang
sedang dihadapi anaknya.
- Segera menemui, dan berdialog dan
turut mendiskusikan, solusi terbaik apa yang harus diambil oleh anak,
orang tua atau pihak lainnya, sambil terus mendoakannya.
- Segera melupakan segala kesalahan
anaknya tadi dan tidak mengungkit-ungkitnya kembali.
Dengan, ‘konversi murka menjadi ridla’, maka sekarang siklusnya
jadi begini :
Suatu hari anak itu nakal, orang tuanya segera melakukan 3
tahap itu, dengan penuh kasih sayang, sebagai wujud keridlaan mereka kepada
anaknya.
Karena orang tua anak itu ridla, maka Allah meridlainya. Karena
Allah meridlainya, maka rumah yang penuh ridla itu dirahmati Allah. Karena
rumah itu penuh rahmat Allah, maka keluarga itu penuh kasih sayang sehingga
jadi makin bahagia. Karena keluarga itu bahagia, maka anak tidak akan sempat
lagi nakal, sebab setiap masalah hidupnya selalu segera mendapat solusi.
Kesimpulannya, pada setiap kenakalan anak, lokasi
perbaikannya sesungguhnya harus menyeluruh bukan hanya pada anak, melainkan juga
pada orang tuanya si anak, juga lihat faktor lingkungan sekolah atau rumah? Apakah
orang tua sudah berusaha untuk mencari lingkungan yang baik untuk anaknya di
sekolah dan rumah ? atau hanya lingkungan asal-asalan…. yang penting murah?
Semoga bermanfaat.
Sahabat pendidikan Kemendikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar