BEKAL GURU # 8
[ MENJAGA WAKTU ]
Seorang
guru menjadi teladan dalam menjaga waktunya, waktu belajar dan waktu untuk
mengajar, karena waktu terus berjalan dan tidak akan bisa kita mengulanginya
lagi.
Waktu Pasti akan Berlalu,
Beramallah
Ja’far bin Sulaiman
berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri,
إنما أنت أيام معدودة، فإذا ذهب
يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل.
“Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari
berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir
sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati)
sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah.”[2]
Waktu Bagaikan Pedang
Imam Asy Syafi’i
rahimahullah pernah mengatakan,
صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى
حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك
“Aku pernah bersama
dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua
hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak
memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”
Jika Tidak Tersibukkan dengan
Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-sia
Lanjutan dari perkataan
Imam Asy Syafi’i di atas, “Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan
lain:
ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا
اشتغلتك بالباطل
Jika dirimu tidak tersibukkan
dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang
sia-sia (batil).”[3]
Waktu Berlalu Begitu Cepatnya
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah
umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk
mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan
dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari
berjalannya awan (mendung).
Barangsiapa yang
waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan
umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun
hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”
Kematian Lebih Layak Bagi Orang
yang Menyia-nyiakan Waktu
Lalu Ibnul Qoyyim
mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya
dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan
syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak
tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian
lebih layak bagi dirinya.”[4]
© Abul Hasan Ali Cawas
عفا الله عنه و
والديه و أهله
[1] Hilyatul
Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi
[2] Shifatush
Shofwah, 1/405, Asy Syamilah
[3] Al
Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah
[4] Al
Jawabul Kafi, 109
[5] Az
Zuhud li Ahmad bin Hambal, 3/321,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar