Selasa, 25 April 2017

[ USTADZKU KURANG ADAB.......... ]
Bapak Ibu dan saudaraku para penuntut ilmu yang dirahmati Allah تعالى  Seorang guru adalah manusia lemah yang tidak sempurna yang sama dengan kita,mereka juga melakukan kesalahan,dan mereka juga berdosa,mereka bukanlah seorang yang ma’sum(yang terlepas dari kesalahan dan dosa).
Dan kita  wali murid atau sebagai penuntut ilmu pasti pernah merasakan sikap dan sifat yang tidak enak bagi kita dari seorang guru, kepada kita atau kepada anak-anak kita.
Apakah itu berupa hal yang tidak kita senangi seperti contoh: pernah dimarahin guru,dibentak,dan dipukul dan selainnya.
Namun demikian jika kita pikirkan apakah itu hal yang tidak wajar  yang dilakukan oleh seorang guru?
 Tentu itu hal yang wajar sekali, mereka memiliki alasan melakukannya.  ataupun kalau seandainya tidak ada alasan.
 Cobalah kita berpikir positif dalam memandang hal yang demikian tersebut, berpikir positif dalam menilai sikap dan sifat seorang guru,menilai kalau itu adalah merupakan kekurangan yang dia miliki, karena setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Dan jangan pernah menjadikan hal tersebut sebagai alasan bagi kita untuk menjauh dari menuntut ilmu dan cobalah kita juga melihat sisi baik dari seorang guru dan jangan lah karena kekurangannya kita tidak ingin mengambil kebaikan dari mereka. Sebagaimana yang dikatakan Bilal bin Abi Burdah:
لا يمنعكم سوء ما تعلمون منا ان تقبلو احسن ما تسمعون منا ))))
“Jangan lah mencegah kalian kejelekan apa2 yang kalian ketahui dari kami untuk menerima kebaikan yang kalian dengar dari kami”.
Itu benar, Jangan sampai kejelekan yang kita lihat dari guru kita mencegah kita untuk mengambil kebaikan yang mereka miliki. Karena guru atau ustadz atau syaikh walaupun mereka memiliki sikap dan sifat jelek tapi percayalah ya Tullabul ilmi mereka memliki sisi kebaikan yang sangat besar.
Mereka adalah pengajar ilmi,mereka berilmu,sudah pasti mereka memiliki kebaikan. Tapi terkadang karena kita terlau bodoh dan terlalu melihat dan mencari kejelekan-kejelekan guru kita akhirnya kita buta dari kebaikan yang mereka miliki.
-Berkata Assyafi’i: رحمه الله  
(( Dikatakan kepada Ibnu ‘Uyainah:
Sesungguhnya ada suatu kaum yang mendatangimu dari penjuru dunia, maka engkau marah kepada mereka! Hampir-hampir mereka pergi dan meninggalkan engkau. Kemudian berkata Ibnu Uyainah: mereka adalah orang-orang yang bodoh sepertimu,mereka mencoba meninggalkan apa yang bermanfaat bagi mereka karena tidak baikanya sikapku)).
Dan berkata lagi Assyafi’iرحمه الله  :
(( Ada dua orang laki-laki yang berselisih dihadapan Al a’masy: salah satu dari keduanya memiliki masalah,dan satunya lagi tidak ada masalah yang dimilikinya. Kemudian marah Al a’masy suatu hari kepada laki-laki yang memiliki masalah,kemudian berkata seorangnya lagi: Kalau dia (Al a’masy) memarahiku seperti dia memarahimu aku tidak akan kembali lagi kepadanya.
Maka berkata Al a’masy: “kalau begitu berarti dia bodoh sepertimu,dia meninggalkan apa yang bermanfaat bagi dia karena tidak baiknya sikapku”)).
Dan Ibnu Jama’ah Alkinany berkata,menyebutkan tentang kandungan wasiat-wasiatnya bagi penuntut ilmu:
((Bahwasanya hendak lah penuntut ilmu itu bersabar terhadap kekakuan yang muncul dari dari gurunya atau jeleknya akhlaqnya,
jangan sampai yang demikian tersebut menghalanginya dari bermulazamah kepada gurunya dan baiknya aqidahnya,dan perhatikan lah perbuatan-perbuatan baik yang muncul dari gurunya dengan benar-benar memperhatikan,dan mulai lah memberikan udzur dan taubat dengan sikap kekakuan gurunya terhadap apa-apa yang telah terjadi dan memaafkannya,dan berikan udzur kepada guru tersebut,dan menjauhkan celaan darnya. Maka yang demikian itu akan memberikan kecintaan terhadap guru,dan menjaga hatinya dan bermanfaat baginya menuntut ilmu didunianya dan akhiratnya)).

Dan dari sebagian salaf:
((orang yang tidak bisa bersabar diatas susahnya menuntut ilmu,belajar dia akan menetap dengan sisa umurnya dilembah kebodohan,dan sedangkan orang yang bersabar dia akan mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat)).

Ibnu 'Abbas radhiya-llahu 'anhuma berkata,
"Aku telah merendahkan diri sebagai seorang pencari ilmu, maka kini aku terhormat sebagai orang yang dicari ilmunya."
Sebagian ulama' salaf berkata,
"Bersabarlah menerima penyakitmu jika engkau bersikap kasar kepada doktermu; dan bersabarlah menerima kejahilanmu jika engkau bersikap kasar kepada gurumu."


>>NUKILAN DAN TERJEMAHAN DARI KITAB “ANNUBADZ FI ADABI THOLABIL ILMI”. HAL: 125, DGN JUDUL:  (إحتمال الشيخ(.

Berbagi ilmu dan faidah
Kunjungi dan ulas kami

sditalfalahblogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar