Jumat, 29 September 2017

BEKAL GURU # 4
[ SELARAS ANTARA UCAPAN DAN AMALAN ]

Seorang guru mempunyai kedudukan yang tinggi di mata muridnya, sehingga ucapan dan perbuatannya harus senantiasa dijaga, dipelihara dan diselaraskan antara ucapan dan amalan.
Seorang guru tidak akan mampu mendidik muridnya menjadi pribadi yang mulia, kecuali gurunya memberikan contoh kemuliaan, seorang guru tidak akan mampu menjadikan muridnya baik kecuali memberikan contoh kebaikan.

Allah ta’ala mengingatkan kita dalam sebuah ayatnya :

[مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً] (الجمعة: 5).

“permisalan orang-orang yang diberikan ilmu kitab Taurat, tetapi tidak mengamalkannya, seperti seekor keledai yang mengangkut lembaran2 kertas (ilmu)” [Al jumu’ah : 5]

قال الخطيب البغدادي ×: =فإن العلم شجرة، والعمل ثمرة، وليس يعد عالماً من لم يكن 
بعلمه عاملاً+.
اقتضاء العلم العمل للخطيب البغدادي ص14 


Berkata Al Khatib Al Bagdadi : “Sesungguhnya ilmu ibarat pohon dan amal buahnya, dan tidaklah seseorang dianggap berilmu selama tidak mengamalkan ilmunya”.

وقال: =فلا تأنس بالعمل ما دمت مستوحشاً من العلم، ولا تأنس بالعلم ما كنت مقصراً في العمل، ولكن اجمع بينهما وإن قلَّ نصيبُك منهما+
اقتضاء العلم العمل للخطيب البغدادي ص14

Beliau juga berkata :
“Jangan merasa bangga dengan amalmu, selama masih jauh dari ilmu, jangan merasa bangga dengan ilmumu selama masih teledor dalam amalanmu, GABUNGKAN  antara keduanya….!!! Walaupun sedikit kemampuannmu dari keduanya”.

© Abul Hasan Ali Cawas
عفى الله عنه و والديه و أهله




Kamis, 28 September 2017

BEKAL GURU # 3

[ TERUS BELAJAR DAN BELAJAR ]

Jangan pernah puas dengan ilmu, gelar atau titel yang kita sandang, karena ilmu merupakan pondasi pokok kebahagian hidup kita.

Bagaimana tidak…suri tauladan kita, orang yang paling berilmu dengan agama Allah ta’ala, orang yang paling dekat dengan Allah ta’ala, tetap diperintahkan untuk meminta tambahan ilmu.


: [وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْماً] (طه: 114).

( dan katakan –wahai Muhammad- Ya Rabbku tambahkanlah untukku ilmu )
[ Thoha : 114 ]

قال سعيد بن جبير ×: =لا يزال الرجل عالماً ما تَعَلَّم، فإذا ترك العلم وظن أنه قد استغنى 
واكتفى بما عنده _فهو أجهل ما يكون+.([1])

berkata Sa’id bin Jubair –semoga Allah merahmatinya- :

“ Seseorang dikatakan berilmu, selama dia mau belajar mencari ilmu, jika dia meninggalkan ilmu dan mengira telah merasa cukup dengan ilmu yang ada padanya, maka dia termasuk orang yang paling bodoh”. [ Tadzkiratus saami’ wa mutakallim : 60 ]

© Abul Hasan Ali Cawas

   عفى الله عنه و عن والديه و عن أهله





Rabu, 27 September 2017

Melatih Empati Anak



SAHABAT KELUARGA AL FALAH- 

Empati sangat dijunjung tinggi dalam Islam :
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ
 “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. 

[HR Muslim: 2699, at-Turmudziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih]. [1]

Berkata asy-Syaikh Salim bin Ied al-Hilaliy hafizhohullah, “Pemberian pertolongan seorang hamba terhadap saudaranya itu dapat menyebabkan pertolongan Allah kepada hamba tersebut”. [2]

Berkata asy-Syaikh Muhammad bi Shalih al-Utsaimin rahimahullah, :

“Bahwa Allah ta’ala menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. Di dalam hadits ini terdapat motivasi untuk menolong saudaranya dari kaum muslimin di dalam segala yang perkara yang mereka butuh pertolongan.. Namun motivasi menolong saudaramu yang muslim itu terikat dengan perbuatan baik dan ketakwaaan. Hal ini karena firman Allah ta’ala ((Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa. QS al-Maidah/ 5: 2)). [3]

Empati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dalam idiom Indonesia, kemampuan ini dekat dengan kemampuan menenggang perasaan orang lain. 
Kemampuan empati ini sangat diperlukan anak-anak, karena ia bagian dari keterampilan hidup (social skill). Seorang anak yang memiliki empati yang tinggi akan lebih mudah bergaul dengan teman-temannya. Seperti diperlihatkan dalam uji terhadap 7 ribu orang di Amerika Serikat dan 18 negara lain, manfaat empati antara lain anak menjadi lebih stabil secara emosional, lebih popular, lebih ramah dan lain-lain. (Melejitkan Kepekaan Emosional, Jeanne Segal Ph.D., Kaifa, 2000).  
Berikut kiat mengasah empati anak.
Pertama, anak-anak diajak menjenguk kerabat atau teman yang sedang sakit. Saat melihat orang lain sakit, anak-anak kemudian bisa melihat perbedaannya ketika sehat. Harapannya akan timbul rasa syukur, kemudian disusul dengan upaya membantu yang sakit agar lekas sembuh, baik dengan materi maupun berupa doa.
Kedua, mengajak anak-anak berkunjung ke panti asuhan anak yatim. Memiliki ayah dan bunda yang sepenuh hati menyayangi putra-putrinya menjadi dambaan setiap anak. Namun tidak semua anak bisa memperolehnya. Tak jarang, dalam usia yang masih dini, mereka sudah tidak bisa lagi merasakan kasih sayang ayahnya, karena ayah tercintanya telah dipanggil Tuhan.
Akirnya mereka tumbuh menjadi anak yatim, bahkan yatim piatu, dan  akhirnya mereka harus tinggal di panti asuhan. Mengajak anak ke panti asuhan akan menyadarkan mereka untuk selalu bersyukur, sekaligus memunculkan empati untuk membantu mereka yang tidak beruntung.
Ketiga, anak-anak diminta mengantar makanan ke tetangga yang rumahnya paling dekat dengan rumah kita dan yang paling membutuhkan. Ketika memasak jangan lupa untuk membuat porsi lebih, apalagi jika menu masakan istimewa, sehingga kita dapat berbagi kepada tetangga.
Ada satu nasihat yang sangat tepat berkaitan dengan cara ketiga ini, yaitu dalam hidup bermasyarakat, terutama bertetangga lebih penting kita membuat pagar nasi dibandingkan pagar besi. Artinya untuk menjaga keamanan lingkungan rumah, lebih baik ketika membangun keharmonisan di antara tetangga, dibandingkan mengisolasi rumah dengan membangun pagar dari besi.
Keempat, jika kita bepergian, bawalah oleh-oleh yang agak banyak, sehingga anak-anak tetangga pun bisa kebagian. Karena tidak setiap orang tua yang bepergian tak selalu bisa membawa oleh-oleh ketika pulang. Lalu mintalah anak Anda mengantarkan oleh-oleh itu ke rumah tetangga.   
Kelima, ajaklah anak ikut menelusuri perkampungan kumuh. Anak-anak akan melihat dan merasakan secara langsung bagaimana tinggal di rumah petak yang sempit dengan fasilitas sangat terbatas. Dalam benak anak akan muncul pikiran, ternyata tidak semua orang tua mampu menyediakan tempat tinggal yang layak bagai anak-anaknya. Dengan cara itu, diharapkan  anak akan memiliki empati terhadap  penghuninya.  
Keenam, biasakan anak menabung sedekah, misal dengan secara khusus Anda menyediakan celengan di rumah yang harus diisi uang setiap Jumat, misalnya. Celengan bisa dibuka setelah setahun pada Hari Raya Idhul Fitri. Uang yang terkumpul dapat diberikan kepada keluarga fakir miskin, sehingga mereka bisa ikut menikmati lebaran. 

sahabat pendidikan kemendikbud


BEKAL GURU # 2

[ SELALU MENJAGA DZIKIR ]

Dengan dzikir akan menenangkan jiwa, mensucikan hati.

قال _تعالى_: [أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ] (الرعد: 28).

( ketahuilah …dengan dzikir kepada Allah akan menenangkan hari )
QS. Ar Ra’du : 28

Dengan dzikir pula akan memberikan kekuatan dan meringankan segala permasalahan dan problematika.

قال ابن القيم  =إن الذكر يعطي الذاكرة قوة، حتى إنه ليفعل مع الذكر ما لم يظن فعله بدونه.وقد شاهدت من قوة شيخ الإسلام ابن تيمية في سننه، وكلامه، وإقدامه أمراً عجيباً، فكان يكتب في اليوم من التصنيف ما يكتبه الناسخ في جمعة وأكثر.وقد شاهد 
العسكر من قوته في الحرب أمراً عظيماً+.([1])
([1]) الوابل الصيب لابن القيم ص106.

Berkata Ibnul Qoyyim :

“Sesungguhnya dzikir mampu memberikan bagi seseorang kekuatan, sehingga dia mampu melakukan dengan dzikir, sesuatu yang tidak pernah dia perkirakan sebelumnya dan telah aku saksikan sendiri kekuatan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam petunjuknya, ucapannya, perbuatannya sesuatu yang sangat menakjubkan, beliau mampu menulis dalam sehari suatu karangan, kalau orang lain mampu melakukannya dalam sepekan, dan juga para tentara menyaksikan kekuatan Ibnu Taimiyah dalam peperangan, sesuatu yang luar biasa”.


وأفضل الذكر بعد القرآن تلك الكلمات الأربع: سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر.
وكذلك لا حول ولا قوة إلا بالله؛ فهذه الكلمة لها تأثير عجيب في ثبات القلب،

Berkata pula Ibnul Qoyyim :

“Dzikir yang paling afdhal adalah membaca Al Qur’an, kemudian 4 kalimat : subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illallah, dan Allahu Akbar, demikian pula Laa haula wa la quata illa billah, maka kalimat2 ini mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa dalam ketenangan hati…
الوابل الصيب لابن القيم ص107

© Abul Hasan Ali Cawas
-semoga Allah mengampuni dosa2 nya, orang tua dan keluarganya-




Selasa, 26 September 2017

RANGKUMAN IBADAH PUASA DI BULAN MUHARRAM :

Puasa pada bulan muharram ada 3 jenis :

1.       PUASA PADA TANGGAL 1 MUHARRAM.

Dr. Muhammad Ali Farkus menjelaskan hadis yang menganjurkan puasa tutup tahun dan pembukaan tahun baru. Beliau mengatakan,
ومن خصّص آخر العام وأوَّلَ العام الجديد بالصيام إنما استند على حديثٍ موضوع: «مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الحِجَّةِ وَأَوَّلَ يَوْمٍ مِنَ المُحَرَّمِ، خَتَمَ السَّنَةَ المَاضِيَةَ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ المُسْتَقْبلَةَبِصَوْمٍ جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَّارَةَ خَمْسِينَ سَنَةً»، وهو حديث مكذوبٌ ومُختلَقٌ على النبي صلى اللهُ عليه وآله وسَلَّم
Orang yang mengkhususkan puasa pada hari terakhir tutup tahun, atau hari pertama tahun baru, mereka dengan hadis palsu,
“Barangsiapa yang puasa pada hari terakhir Dzulhijah dan hari pertama Muharam, berarti dia menutup tahun sebelumnya dan membuka tahun baru dengan puasa. Allah jadikan puasa ini sebagai kaffarah dosanya selama 50 tahun.”
Hadis ini adalah dusta dan kebohongan atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setelah diteliti dengan ilmu musthalah hadits, ilmu jarh wa ta’diil, ilmu ‘ilal hadits, ilmu ushul fiqh, ilmu qowaid fiqiyah dan ilmu maqosidus syariah.
Dalam hadis ini terdapat perawi bernama Ahmad bin Abdillah al-Harawi dan Wahb bin Wahb. As-Suyuthi menilai, keduanya perawi pendusta. (al-Lali’ al-Mashnu’ah, 2/92). Penilaian yang sama juga disampaikan as-Syaukani dalam al-Fawaid al-Majmu’ah (hlm. 96).
Maka tidak boleh seseorang berpuasa tanggal 1 Muharram dengan niat dan keyakinan ingin mendapatkan keutamaan hadits diatas.
2.       PUASA SECARA UMUM DI BULAN MUHARRAM.

Ada keutamaan secara umum puasa pada bulan Muharram :

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أفضل الصيام بعد رمضان ، شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim 1163).
Hadis ini merupakan dalil dianjurkannya memperbanyak puasa selama Muharam. An-Nawawi mengatakan,
تصريح بأنه أفضل الشهور للصوم
”Hadis ini menegaskan bahwa Muharam adalah bulan yang paling utama untuk puasa.(sunnah)” (Syarh Shahih Muslim, 8/55).
3.       PUASA TANGGAL 9,10 DAN 11 MUHARRAM.

Dan sungguh sebagian ahlul ‘ilmi (para ulama) telah menyebutkan bahwa puasa hari ‘Asyura memiliki 4 keadaan:

● Keadaan pertama : [ Berpuasa tanggal 10 Muharram saja].

Berdasarkan :

dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
”Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah, puasa ini menghapuskan (dosa) setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim 1162).
Sebagian ulama memakruhkan puasa tanggal 10 Muharram saja, dengan alasan seperti puasanya orang Yahudi, berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim 1134
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan informasi bahwa Puasa Asyura adalah kebiasaan puasa yahudi yang paling agung, beliau bertekad, tahun depan akan puasa tanggal 9 Muharam, agar puasa beliau beda dengan kebiasaan puasa yahudi.

Akan tetapi puasa tersebut tidak makruh tetapi mubah/boleh boleh saja dan berpahala Insya Allah, seperti fatwa Syaikh Utsaimin –rahimahullah- :

والذي يظهر أن إفراده بالصوم ليس بمكروه، لكن الأفضل أن يضم إليه يوماً قبله أو يوماً بعده
Yang tampak adalah bahwa menyendirikan puasa hanya pada hari ‘Asyura bukanlah perkara yang makruh, hanya saja yang lebih utama dari itu adalah dengan menggandengkannya dengan puasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.
 [Majmu’ Fatawa wa Rasa`il Al- ‘Utsaimin 20/42]


● Keadaan kedua : [ Berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram].

Ini puasa yang paling utama, sesuai dengan petunjuk Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak sama dengan puasa orang Yahudi.
Berdasarkan sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam : Imam Muslim 1134

“Kalau saya hidup sampai tahun depan, niscaya aku bershaum pada hari ke-9.”

Ini beliau ucapkan ketika disampaikan kepada beliau bahwa kaum Yahudi juga bershaum pada hari ke-10, dan beliau suka untuk berbeda dengan kaum Yahudi, bahkan dengan semua orang kafir.


·         Keadaan ketiga : [ Puasa tanggal 10 dan 11 ]

Puasa ini diperbolehkan, jika seseorang ada halangan tidak bisa mengerjakan puasa tanggal 9 Muharram dan dalam rangka menyelisihi puasa orang Yahudi.

Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Iftaditanya apakah boleh melaksanakan shaum ‘Asyura satu hari saja? Maka lembaga tersebut menjawab : “BOLEH melaksanakan shaum hari ‘Asyura satu hari saja. Namun yang AFDHAL (lebih utama) adalah bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.

Keutamaannya dibawah puasa yang kedua.


·         Keadaan keempat : [ Puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram ]
Sebagian ulama ada yang berpendapat disunnahkan berpuasa pada tanggal 11 Muharram, di samping tanggal 9 dan 10 Muharram, di antaranya Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan Syaikh Utsaimin, Argumen yang dijadikan sandaran adalah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
Berpuasalah pada hari ‘Asyura dan selisihal kaum Yahudi dengan berpuasa satu hari sebelumnya dan satu hari sesudahnya.” (HR. Ahmad no. 2418, Al-Humaidi dalam musnadnya no. 485, dan Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya no. 2095.)
Akan tetapi ulama ahlul hadits menjelaskan :
Imam al-Syaukani rahimahullah dalam Nail al-Authar mengomentari riwayat di atas,
رِوَايَةُ أَحْمَدَ هَذِهِ ضَعِيفَةٌ مُنْكَرَةٌ مِنْ طَرِيقِ دَاوُد بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ ، رَوَاهَا عَنْهُ 
ابْنُ أَبِي لَيْلَى
"Riwayat Ahmad ini adalah lemah dan munkar, berasal dari jalur Dawud bin Ali, dari ayahnya, dari kakeknya. Ibnu Abi Laila meriwayatkan darinya. . ."
Begitu juga Syaikh al-Albani menguatkan akan kedhaifan riwayat ini yang beliau sebutkan dalam Dhaif al-Jami' al-Shaghir.
Demikian pula pentahqik musnad Imam Ahmad : Syaikh Syuaib Ar Arnaud melemahkan hadits ini.

Kesimpulannya :
Maka jika melandaskan puasa tanggal 11 Muharram dengan dalil ini , maka dalil tersebut tidak bisa dijadikan landasan dalil karena status hadits tersebut yang dhaif sekali.
Namun, jika niat dari berpuasa tanggal 11 adalah untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram atau untuk menggenapkan puasa tiga hari setiap bulan, maka tidak mengapa. Bahkan, dia telah melaksanakan sunnah dan –Insya Allah- terhitung sebagai shiyam dahr.
Dan boleh puasa tanggal 11 dalam rangka menghilangkan keraguan, kesalahan penentapan awal bulan
Imam Ahmad berkata, 
 “Barangsiapa yang ingin puasa Asyura hendaknya dia berpuasa tanggal 9 dan 10 kecuali jika penetapan hilal bulan diperselisihkan hendaknya ia berpuasa tiga hari (9,10 dan 11), inilah pendapat yang disampaikan Ibnu Sirin.” (Al Mughni 4/441).

© Abul Hasan Ali Cawas
-semoga Allah mengampuni dosa2nya, orang tua dan keluarganya-









Senin, 25 September 2017

Sopan Santun bagi Si Kecil Yang Harus Diperhatikan Orang Tua




SAHABAT KELUARGA AL FALAH– 
Anak-anak perlu diajarkan sopan santun sejak dini. Beberapa perilaku anak mungkin terlihat biasa saja, atau bahkan beberapa orang tua menganggap perilaku tersebut sebagai kenakalan kecil yang akan hilang seiring pertumbuhan usianya.
Padahal, jika hal tersebut dibiarkan, perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan yang akan sulit dihilangkan hingga mereka dewasa nanti.
Di dalam agama kita yang mulia, dienul Islam, sopan-santun terbagi menjadi 2 macam :
1.    sopan-santun yang berkaitan dengan diri sendiri.
2.    Sopan santun yang berkaitan dengan orang lain.

§  SOPAN SANTUN BERKAITAN DENGAN DIRI SENDIRI :
1. tata cara makan.
Petunjuk Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- berkaitan dengan sopan santun dalam makan.
Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata, “Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ » . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ

“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah “BISMILLAH”), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu.” Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu.
(HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

terkandung 3 macam sopan santun :
- membaca bismillah sebalum makan.
- makan dengan tangan kanan.
- makan dari arah yang terdekat.

2. Minum sambil duduk
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِمًا

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh melarang dari minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024).


§  SOPAN SANTUN DENGAN ORANG LAIN


1. Mengganggu Saat Orang Tua Berbicara
Anak kadang sangat antusias ingin menceritakan sesuatu pada orang tuanya tanpa melihat kondisi Anda yang mungkin sedang berbincang dengan orang lain. Dengan kata lain, anak memotong pembicaraan Anda agar perhatian orang tuanya segera teralihkan padanya.
Hal itu tentu saja tidak sopan. Dengan memotong pembicaraan, berarti anak tidak memikirkan kepentingan orang lain yang sedang berbicara. Dampaknya anak akan menjadi egois dan merasa berhak mendapatkan perhatian yang ia inginkan. Sebagai orang tua, Anda tidak boleh mengabaikan hal tersebut.
Cara mengatasinya:
Beritahu padanya bahwa memotong pembicaraan merupakan sikap yang buruk dan tidak boleh dilakukan. Jika masih dilakukan, hukum anak dengan memintanya duduk tenang atau berdiri di pojok sampai Anda selesai berbincang. Katakan padanya, dia tidak akan mendapatkan apa yang dia minta jika masih memotong pembicaraan orang lain.
2. Bermain Kasar
Saat bermain bersama temannya, Anda melihat si kecil melakukan tindakan kasar seperti mendorong, mencubit atau memukul. Meski akibat yang ditimbulkannya tidak terlalu parah, Anda sebagai orang tua harus segera menghentikannya.
Penasehat parenting Michele Borba, Ed.D berkata, ”Jika Anda tidak menyela saat anak bermain kasar, maka ia akan terus melakukan kekasaran tersebut hingga menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan. Jika dibiarkan terus menerus, anak akan berpikir bahwa menyakiti orang lain dibolehkan,”
Cara Mengatasinya:
Hadapi perilaku agresifnya di tempat itu juga. Tarik anak Anda menjauh dari temannya dan katakan padanya bahwa yang dilakukan itu telah menyakiti temannya. Latih dia untuk mengerti bahwa setiap tindakan yang menyakiti orang lain tidak diperbolehkan.
Sebelum janji bermain berikutnya, ingatkan dia bahwa tidak boleh bermain kasar. Jika masih melakukan hal yang sama, larang dia untuk bermain sampai dia bisa merubah perilakunya.
3. Pura-pura tidak mendengar Anda
Saat anak Anda berpura-pura tidak mendengar apa yang ada minta, ulangi perintah tersebut dua atau tiga kali agar anak mengerti bahwa perbuatan itu tidak boleh.
Menurut psikolog Kevin Leman, Ph.D., “Mengingatkan anak Anda lagi dan lagi akan melatih dia untuk menunggu peringatan diri Anda dibanding mendengarkan sejak awal apa yang Anda suruh. Jika Anda membiarkan perilaku ini, anak Anda mungkin menjadi penantang dan pengendali,”
Cara Mengatasinya:
Daripada berteriak pada anak, lebih baik Anda menghampiri dan katakan padanya apa yang perlu dilakukan. Buat dia melihat ke arah Anda dan menanggapinya dengan mengatakan, “Baik, bu”. Anda juga bisa lakukan dengan cara menyentuh bahunya, mengatakan namanya,untuk mendapat perhatian darinya.
Cara sederhana lainnya, jika anak tak juga mematuhi ucapan Anda, katakan padanya bahwa Anda akan membatasi permainannya atau kesukaannya.
4. Mengambil Sesuatu tanpa Ijin
Anak kecil belum terlalu memahami arti kepemilikan. Beberapa anak memiliki keegoisan besar. Jika ingin sesuatu barang, dia akan merengek demi mendapatkan barang tersebut.
Tak heran jika anak sering berebut mainan dengan temannya demi mendapat sesuatu yang diinginkannya. Awalnya mungkin menggemaskan, tetapi jika berlanjut sampai dewasa, hal tersebut akan mengkhawatirkan. Bukan tak mungkin juga akan berkembang menjadi penyakit kleptomania.
Cara Mengatasinya:
Buat peraturan kecil di rumah dengan anak Anda yang membuatnya mengerti bahwa dia harus meminta izin saat melakukan apapun. Misalnya, saat Anda sedang membaca buku, tiba-tiba anak Anda datang dan mengambil buku tanpa izin terlebih dahulu. Jelaskan padanya bahwa apa yang dia lakukan tidak baik dan dapat menyinggung seseorang. Membuat peraturan tegas seperti itu akan meredam dia untuk melakukan sesuatu tanpa seiizin pemilik.
5. Bersikap Kurang Baik
Mungkin Anda tidak sadar ketika anak memutar matanya atau menggunakan nada tidak sopan ketika berbicara pada seseorang saat usia praremaja. Perilaku tersebut sering mulai ketika anak berusia dini karena meniru teman yang lebih tua untuk menarik perhatian orang tua mereka.
”Beberapa orang tua mengabaikannya karena mereka pikir itu akan hilang seiring perkembangan waktu. Jika tidak segera dihentikan, maka anak akan sulit mendapatkan teman dan tidak bisa berhubungan baik dengan gurunya di sekolah karena sering tersinggung dengan perilakunya,” kata Dr. Dorba.
Cara Mengatasinya:
Beritahu anak bahwa perilaku tersebut tidak baik. Katakan padanya, bahwa ketika dia memutar mata seperti itu saat orang lain berbicara, orang tersebut akan menganggap seolah-olah kamu tidak menyukai apa yang sedang saya katakan, hal itu akan membuat tersinggung orang lain.
Jika masih terus diulangi, Anda bisa menolak untuk berkomunikasi dengannya sampai dia merubah perilakunya.
6. Melebih-lebihkan Fakta
Perilaku ini sama dengan berbohong sehingga termasuk kategori perilaku anak yang harus mendapat perhatian khusus orang tua.
Kata-kata yang dikeluarkan anak kebanyakan berbeda dari kenyataan. Seperti misalnya dia telah membereskan tempat tidur padahal selimutnya masih berantakan. Atau dia berkata pada temannya bahwa dia telah pergi ke luar negri padahal naik pesawat pun belum pernah.
Kelihatannya tidak masalah, namun jika dibiarkan bisa membuatnya memiliki kebiasaan berbohong hingga dewasa kelak.
Cara Mengatasinya :
Ajaklah berbicara, tanyakan kepadanya alasan dia berbohong. Katakan padanya, jika ia selalu berkata bohong, orang tidak akan percaya apapun dengan yang akan dikatakannya suatu hari nanti.
Ceritakan juga kisah seorang anak yang selalu menceritakan kisah bohong pada ibu dan orang-orang sekitarnya. Ketika anak itu benar-benar mendapat bahaya, tak seorangpun mau menolongnya karena semua orang menganggap anak itu sedang berbohong.

Perilaku yang terjadi pada anak mungkin terlihat sederhana, tapi jika diabaikan bukan tidak mungkin akan menjadi hal buruk bagi anak di masa depan.
Teruslah bersikap sabar, peka dan selalu peduli dalam mendidik anak. Cintai mereka dengan tulus dan sepenuh hati. Kerja sama dengan guru.. doakan mereka…

Sahabat pendidikan kemendikbud