Rabu, 30 Oktober 2019

Cara Cerdas Orangtua Zaman Old Mendidik Generasi

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

“Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.”

(HR. at-Tirmidzi no. 1842 dari shahabat Anas bin Malik)


SAHABAT KELUARGA AL FALAH - Kemunculan internet dan perkembangan teknologi jelas membawa perubahan dalam kehidupan. Bahkan berakibat pada pengelompokkan generasi. Generasi Y (millenial) adalah generasi yang dilahirkan dalam rentang waktu 1981-1994, generasi Z adalah generasi yang dilahirkan tahun 1995-2010, dan genarasi teranyar adalah generasi alpha atau juga dikenal dengan Gen A, yakni anak-anak yang dilahirkan di atas tahun 2010.

Generasi alpha diklaim sebagai generasi paling cerdas. Sebab mereka dilahirkan saat teknologi sedang berkembang sangat pesat. Tak heran jika diusia belia mereka telah mahir mengunakan gawai dan alat-alat canggih lainnya. Sebagai orang tua kita harus ”melek” teknologi agar bisa membimbing dan mengarahkan generasi Alpha agar tidak terbawa pengaruh negatif teknologi.

Namun, bukan berarti cara didik ”orang tua zaman old” ditinggalkan sepenuhnya, mengingat agama Islam yang kita peluk mengajarkan kita menghormati orang yang lebih tua dan adat ketimuran yang kita anut. Selain itu, tidak dipungkiri pola asuh orangtua zaman old sedikit banyak telah memberikan kontribusi positif dalam keluarga. Pola asuh orang tua zaman old yang perlu dipertahankan dan masih sangat relevan dalam mendidik generasi alpha diantaranya adalah:

1.  Pendidikan Agama Menjadi Pondasi Pokok Kehidupan :

Sekolah di dua tempat Hal yang biasa bagi emak-emak zaman old menyekolahkan anak mereka di dua tempat. Pagi hari sekolah umum dan sorenya sekolah agama. Hal ini dilakukan karena orangtua menyadari bahwa pondasi agama yang kokoh sangat dibutuhkan anak. Minimnya pengetahuan agama yang dimiliki, membuat orangtua ’menitipkan’ anak-anaknya pada sekolah agama atau madrasah pada jam pulang sekolah. Agak sedikit berbeda dengan Gen A yang lebih banyak mengisi waktunya di bimbel untuk mengejar target pengetahuan dan perkembangan dunia. Alangkah baiknya orangtua zaman now menjadwalkan anak-anak Gen A untuk belajar di sekolah agama. Mendatangi dan belajar langsung pada guru-guru agama yang kompeten di bidangnya. Banyak sekolah agama yang masih eksis meski bertebaran aplikasi digital berbasis pendidikan agama. Belajar secara langsung tentu akan mendapatkan hasil yang ”berbeda” terhadap penanaman nilai-nilai agama bagi anak.

2.  Jalin Silaturahmi Dan Sosialisasi Yang Baik

Mengajak anak-anak arisan keluarga Semakin bertambah usia, anak-anak semakin enggan ikut serta dalam arisan keluarga. Anak mulai memiliki kesibukan sendiri dengan teman atau kegiatan sekolahnya. Sepertinya kebiasaan orangtua zaman dulu yang selalu membawa ’rombongan’ dalam arisan keluarga perlu dihidupkan kembali. Sebab tidak dipungkiri arisan keluarga adalah ajang silaturahmi memperkenalkan dan menguatkan ikatan kekeluargaan di antara sanak famili yang kian memudar di era digital. Meski kecanggihan teknologi membuat jarak semakin tak berarti, tetapi pertemuan secara fisik juga penting untuk menumbuhkan ikatan batin kekeluargaan, menanamakan rasa saling mencintai, menghormati serta menghargai nilai positif dalam keluarga.  

3.  Sangat Menghormati Guru.

Zaman old guru sangat dihormati dan dimuliakan oleh murid. Orang tua juga mengajarkan anaknya untuk menghormati gurunya. Berbeda dengan sekarang banyak guru yang direndahkan oleh orang tua wali murid.

Bersilaturahmi ke rumah guru, orangtua terutama ibu zaman old selalu mengajak anak-anaknya bersilaturahmi ke rumah guru-guru sebagai wujud hormat dan takzim terhadap guru. Mengikat kasih sayang dan kepercayaan antara guru, orangtua, dan anak sebagai satu kesatuan dalam upaya meraih keberkahan ilmu. Dengan cara ini, kasus lapor-melapor antara orangtua dan guru yang sering terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini akibat perbedaan persepsi bisa diminimalisir.
Berbeda dengan zaman now guru yang harus “sowan” ke rumah wali murid.

4.  Budaya Menabung

Budaya menabung dengan serbuan tanyangan komersial diberbagai media mempengaruhi pola hidup masyarakat menjadi konsumtif, tak terkecuali anak-anak. Menabung adalah kata yang mudah diucapkan, namun nyatanya sulit dilakukan. Orangtua zaman old mendidik anak-anaknya untuk menyisihkan uang sakunya dalam sebuah celengan. Gen A pun perlu diajarkan menabung. Menabung tidak harus di bank. Mulailah dengan menghadiahi celengan pada anak-anak. Dengan celengan sebagai hadiah, membangun persepsi pada anak bahwa celengan adalah sesuatu yang spesial dan berharga. Kebiasaan nyelengi dapat melatih anak mengelola keuangan, berhemat, dan menghargai uang.

5.  Selalu Mendamping Belajar Anak Di Kamar.

Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga memberikan dampak poitif dalam dunia pendidikan di Indonesia.   Generasi Alpha sebagai generasi pertama di abad ke-22 membutuhkan pendampingan cerdas agar teknologi yang telah mejadi dunianya tidak menjadi bumerang. Keberhasilan orangtua kita dalam mendidik kita seharusnya bisa kita jadikan patokan untuk diadaptasi dalam mendidik Gen A yang lahir di rumah kita. Ingat, bahwa anak-anak adalah investasi masa depan yang harus dipersiapkan sebaik-baiknya.

Siapa yang mendampingi anak zaman now di kamarnya : HP nya.

SDS IT ALFALAH


Jumat, 25 Oktober 2019


    PENTINGNYA PENGGUNAAN KALENDER HIJRIYAH

Kita sebagai umat Islam mulai perlu membiasakan diri untuk menggunakan kalender Hijriyah, karena ini perintah Allah Ta’ala.
يَسْأَلونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji”(QS. Al-Baqarah: 189).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,Maka Dia (Allah) mengabarkan bahwa hilal-hilal itu adalah patokan waktu bagi manusia dan ini umum dalam setiap urusan mereka, lalu Allah menjadikan hilal-hilal itu sebagai patokan waktu bagi manusia dalam hukum-hukum yang ditetapkan oleh syari’at, baik sebagai tanda permulaan ibadah maupun sebagai sebab diwajibkannya sebuah ibadah dan juga sebagai patokan waktu bagi hukum-hukum yang ditetapkan berdasarkan syarat yang dipersyaratkan oleh seorang hamba.

Mari kita biasakan diri kita dan putra putri kita menggunakan kalender Hijriyah.

Apa saja manfaat penggunaan kalender Hijriyah ini.
1.      Sisi Aqidah :
Dalam system penanggalan masehi atau Gregorian, satu tahun terdiri dari dua belas bulan. Kentalnya hubungan antara kalender masehi dengan kepercayaan paganisme bangsa romawi bisa dilihat dari nama-nama bulan yang dipergunakan. Berikut daftar  nama bulan tersebut beserta asal usulnya :

·         JANUARI. Merupakan bulan pertama dalam tahun masehi. Berasal dari nama dewa Janus, dewa bermuka dua, yang satu menghadap kedepan dan yang satunya lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus juga disebut Dewa Pintu.
·         FEBRUARI. Merupakan bulan kedua dalam tahun masehi. Berasal dari nama dewa Februus, dewa penyucian.
·         MARET. Merupakan bulan ketiga dalam tahun masehi. Berasal dari nama dewa Mars, dewa perang. Pada asalnya, maret merupakan bulan pertama dalam kalender Romawi, lalu pada tahun 45 SM Julius Caesar menambahkan bulan Januari dan Februari di depannya sehingga menjadi bulan ketiga.
·         APRIL. Merupakan bulan keempat dalam tahun masehi. Berasal darinama dewi Aprilis, atau dalam bahasa latin disebut juga Aperire yang berarti “membuka”. Diduga kuat sebutan ini berkaitan dengan musim bunga dimana kelopak-kelopaknya mulai membuka. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Phru, Dewi cinta orang romawi.
·         MEI. Merupakan bulan kelima dalam tahun masehi. Berasal dari dewi kesuburan bangsa romawi, Dewi Maia.
·         JUNI. Merupaka bulan keenam dari tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Juno.
·         JULI. Merupakan bulan ketujuh dalam tahun masehi. Di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu ia dinamakan bulan juli. Sebelumnya bulan juli disebut sebagai Quintilis, yqang berarti bulan kelima dalam bahasa latin, karena kalender romawi menempatkan maret sebagai bulan pertama.
·         AGUSTUS. Merupakan bulan kedelapan dalam tahun masehi. Seperti juga nama bulan juli yang berasal dari nama Julius Caesar, maka bulan agustus pun berasal dari nama kaisar Augustus. Pada awalnya, ketika maret masih menjadi bulan pertama, agustus menjadi bulan keenam dengan sebutan Sextilis.

2.    Sisi Ibadah :

Ibadah yang penting bagi umat Islam seperti Haji, Puasa, dan Sholat menggunakan kalender Hijriah dalam pelaksanaanya, Misal; Ibadah Haji dilaksanakan pada bulan Zulhijjah, puasa dilaksanakan di bulan Ramadhan, Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada 1 Syawal dan masih banyak hari-hari yang berkaitan lainnya yang dipatok menggunakan kalender Hijriyah.
Sangat berbahaya jika kita tidak hafal kalender Hijriyah, karena bisa jadi kita melewati bulan Ramadhan ataupun Ketinggalan Ibadah Haji tanpa kita sadari, padahal di waktu-waktu itu terdapat ibadah sunnah yang ganjaran pahala nya sangat besar sehingga sangat sayang rasanya jika kita lewatkan, seperti puasa sunnah setiap tanggal 13, 14 dan 15 Hijriyah, puasa 10 Muharram, Puasa 9 Dzulhijjah dll
Tujuan utama mengapa kita mesti memahami kalender Hijriyah ialah agar kita senantiasa mengingat Allah dengan ibadah-ibadah khusus di bulan tersebut. Maka memahami kalender Hijriyah sangat penting bagi kita sebagai Umat Islam.
·         Sisi Sejarah
Peristiwa-peristiwa penting selalu dicatat menggunakan tahun Hijriyyah seperti Kelahiran Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, kehidupannya,  wafatnya, berbagai peperangan baik di zaman Rasulullah ataupun setelahnya hingga kelahiran para Ilmuwan Islam. Jika anda ingin mendalami sejarah Islam maka sangat disarankan untuk memahami dan mengetahui kalender Hijriyah, bahkan kalau perlu gunakan kalender tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun tentu saja, tanpa meninggalkan secara total penanggalan Masehi, tetapi dalam penulisan dan pembicaraan kalender Hijriyah harus kita sebutkan dan kita gunakan.
SDS IT ALFALAH

Jumat, 18 Oktober 2019


Tips Mencegah Dan Mengobati Anak Kecanduan Gadget.
SAHABAT KELUARGA – Sering kita temui anak-anak yang tak bisa lepas dari gawai. Bahkan sepulang sekolah, ketimbang mengganti baju dan mengambil sepiring nasi, mereka lebih memilih duduk di sofa atau mengurung diri di kamar bersama HP nya. Seolah HP telah menjadi bagian hidup yang tak mungkin dipisahkan.

Membuat sebuah status, melihat status orang-orang lain begitu menyenangkan, apalagi bagi mereka yang baru menginjak bangku SMP. Biasanya pada usia ini muncul RASA INGIN POPULER dan DIKAGUMI BANYAK ORANG.

Ada beberapa usaha dan tips bagi orang tua untuk mencegah atau minimal mengurangi pengaruh negatif dari gadget :

1.  Pertama : Contoh dari orang tua :

Anak tertarik dengan HP biasanya karena melihat orang tuanya asyik dengan HP, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu apa yang ada dalam HP tersebut.

Maka usahakan jika bersama anak, orang tua menjauhkan diri dari HP jangan dipegang sementara disimpan, karena seberapa penting isi HP, pendidikan anak kita lebih penting.

Jika berkumpul dengan anak anak, maka lepaskan HP ini akan memperkuat komunikasi dan kedekatan orang tua dengan anak.


2.  Kedua : Sibukkan waktu anak dengan kegiatan positif  :

Setelah pulang sekolah diisi dengan tidur siang misalnya, atau kegiatan bermain dan olah raga bersama, ke lapangan bermain bola, lari-lari atau olah raga lainnya sesuai bakat dan kegemaran anak kita. lainnya.

Setelah shalat magrib dengan taklim di masjid atau makam malam bersama, setelah shalat isha’ dimanfaatkan dengan belajar dengan didampingi orang tua.

Menjelang tidur, bacakan cerita kisah Nabi dan para shahabat -salafus shalih- sampai mereka tidur dengan adab tidur yang benar.

Saat liburan orang tua hendaknya membuat acara-acara yang bermanfaat baik di rumah atau di luar rumah.

Kegiatan masak-masak, bersih bersih rumah, makan bersama atau rekreasi keluarga yang baik

3.  Sediakan fasilitas :

Sediakan di rumah permainan-permainan edukatif yang menyenangkan dan sesuai syariat.

Juga sarana olah raga sesuai bakat anak kita, seperti meja ping pong, ring basket, bola kaki dll.


Terkadang anak sudah terlanjur lama telah menggunakan gadget dan tidak bisa dihilangkan secara total, maka sikap orang tua adalah berusaha meminimalkan bahaya :

1.  Pertama : Buat kesepakatan dan aturan :

Jangan berikan gawai dengan bebas, tapi katakanlah “Ayah Ibu pinjamkan smartphone ini padamu dengan rentetan kesepakatan untuk hal yang bermanfaat. Kalau ada hal- hal negatif, smartphone ini Ayah Ibu ambil”. Jadi kalau anak membuka berbagai konten negatif, orang tua berhak mengambil gawai dari anak.

Kedua : Memasang Parental control :
 ketika membeli gawai, minta bantuan petugas toko untuk memasang parental control yang mencakup situs-situs yang diblokir dan timer pemakaian gawai.

Ketiga,: Memeriksa history
Sering- seringlah  memeriksa history atau sejarah penelusuran di gawai. Tegaskan pada anak, bahwa  orang tua berhak menentukan hal itu karena gawai itu milik orang tua dan anak hanya meminjamnya.

Keempat : Jangan dikunci :
Pastikan anak tidak mengunci ponsel dengan sandi atau pola. Jika sudah dikunci beri pengertian kepada anak maksud dan tujuan dari pelarangan kunci ponsel.



Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id.


Rabu, 16 Oktober 2019


Nasihat Salaf Saat Fitnah Melanda #01

وعن ابن عباس رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :
( من كره من أميره شيئاً فليصبر عليه فإنه ليس أحد من الناس خرج من السلطان شبراً فمات عليه إلا مات ميتة جاهلية).
صحيح مسلم رقم( 1849).

Dari Abdillah bin Abbas -semoga Allah meridhainya- dari Rasulillah -shalallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda :
“ Barang siapa yang membenci dari perbuatan pemerintahnya maka hendaknya bersabar-jangan memberontak melepas tali ketaatan-.
Sesungguhnya seseorang jika keluar dari tali ketaatan pemerintah satu jengkal saja dan mati dalam kondisi seperti itu, maka dia mati seperti matinya orang jahiliyah”.
[ Shahih Muslim : 1849 ]


Selasa, 15 Oktober 2019


Hikmah Al Qur’an 07
بسم الله الرحمن الرحيم

Rabu :
17 Shafar 1441 H
16 Oktober 2019 M

Mari kita awali hari ini dengan amalan kebaikan yang terbaik dan termulia,  yaitu mengkaji ilmu dari ayat-ayat suci Al Qur’an.

Firman Allah Ta’ala :

الم  ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa

[ Al Baqarah : 1-2 ]



Makna Ayat Ini       :
Kitab suci Al Qur’an adalah kitab suci yang tidak ada keraguan di dalamnya maksudnya adalah kitab suci benar dan berisi kebenaran dan kebaikan, tidak ada dalam Al Qur’an kesalahan dan kejelekan.
Hikmah Ayat Ini      :
Kita harus berusaha mengikuti Al Qur’an dalam segala aspek kehidupan kita.
Seluruh ucapan kita harus kita sesuaikan dengan Al Qur’an.
Seluruh perbuatan kita harus kita sesuaikan dengan Al Qur’an.
Seluruh pendapat kita harus kita sesuaikan dengan Al Qur’an.
Walaupun pendapat Al Qur’an tersebut tidak sesuai dengan perasaan kita atau seakan-akan pendapat Al Qur’an tersebut tidak sesuai dengan akal sehat.
Kisah Umar bersama Al Qur’an :
Umar bin Al Khathab, adalah salah satu sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam  suatu ketika berpidato di atas mimbar, yang beliau melarang memberikan mahar yang mahal.
Tak selang berapa lama Umar turun dari mimbarnya. Arahan kalifah yang singkat, padat dan lugas. Namun, setelah itu, tiba-tiba datang seorang perempuan dari Quraisy. Tanpa basa basi wanita itu berkata,

 “Wahai pemimpin orang Mukmin. Apakah Kitab Allah yang lebih berhak kami ikuti ataukah ucapanmu?”

Spontan Umar pun menjawab,  “Tentu al Quranlah yang lebih berhak dikuti.”
“Apa yang kamu maksudkan?” lanjut Umar.

Wanita itu berkata, “Engkau baru saja melarang untuk memberi mahar yang lebih banyak dari mas kawin Rasulullah. Padahal Allah Ta’ala berfirman,

وءاتيتم إحداهن قنطارا فلا تأخذوا منه شيئا {٢٠} سورة النساء
“Dan kalian telah memberikan pada salah satu wanita harta yang banyak sebagai mas kawin……….”

Khalifah Umar langsung menerima nasehat dari wanita Quraisy tersebut. Atas saran atau bahkan bisa dikatakan sanggahan dari seorang perempuan itu, Khalifah Umar bin Khattab tidak merasa canggung, tidak malu, tidak gengsi menerimanya, bahkan Umar berkata:
كل أحد أفقه من عمر
“Setiap orang lebih paham agama daripada Umar,” kata Umar.

Ucapan itu dilontarkan Umar dan diulang-ulang dua tiga kali. Ia  kembali naik ke atas mimbar lalu berkata, “Hadirin sekalian, aku telah melarang kalian memberi mahar lebih dari mahar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketahuilah bahwa aku cabut pernyatanku. Dan sekarang lakukanlah apa yang maslahat bagi kalian. Aku tidak membatasi. Selama tidak bertentangan dengan syariat.”

Sikap yang ditunjukkan oleh Khalifah Umar bin Khattab ini adalah sikap bijak seorang pemimpin yang berpegang teguh terhadap kebenaran dan Al Qur’an walau berbeda dengan pendapat pribadinya.
Kisah di atas shohih, diriwayatkan Abu Dawud 2106, Nasai 2/87, Timidzi 1/208, Ibnu Hibban 1259, ad-Darimi 2/141, al-Hakim 2/175, al-Baihaqi 7/234, Ahmad 1/40-48, al-Humaidi 23 dari jalur Muhammad bin Sirin dari Abu ‘Ajfa’ dari Umar. Hadits ini dishohihkan oleh Tirmidzi, al-Hakim dan disetujui adz-Dzahabi.




Rabu, 09 Oktober 2019


Informasi Pendidikan.

[ KECERDASAN YANG TIDAK TERGANTIKAN OLEH ROBOT ]

Kemajuan teknologi telah memberikan dampak positif dan kemudahan bagi manusia, dibalik itu ada sisi negatif yang tidak bisa dihindari.
Salah satunya adalah banyak lini pekerjaan yang awalnya dulu dilakukan manusia, tetapi sekarang banyak digantikan oleh teknologi, kecerdasan buatan atau robot.
Banyak penelitian menunjukkan kecerdasan dan pekerjaan yang bersifat pengulangan dan menghafal telah mulai tergerus oleh perkembangan teknologi otomatisasi, robot, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
"Ilmu yang sifatnya memorizing, menghafal akan sangat mudah digantikan oleh artificial intelligence. Sekarang ini robot IQ-nya mudah mencapai 700 bahkan sekarang sudah 70.000. (Sedangkan) Orang dengan IQ 150 sudah dianggap jenius,"
Jadi, jika harus berkompetisi dengan robot dari sisi IQ, maka kemungkinan manusia akan dikalahkan.

Namun demikian, terdapat beberapa keterampilan manusia yang tidak mudah digantikan oleh mesin, yaitu kecerdasan hati berupa empati, iman, taqwa, kejujuran, tanggung jawab, kepekaan, rasa, akhlak dan adab.
Maka sekolah dan pendekatan pendidikan yang hanya memfokuskan pada pengembangan IQ (intelligence quotient) anak didik saja tanpa mengasah kemampuan SI (spiritual intelligence) dan EI (emotional intelligence) tidak lagi relevan saat ini dan di masa depan.
Pendidikan yang akan bertahan adalah pendidikan yang mampu mengasah interaksi otak dan hati. Robot bisa menggantikan (kecerdasan) otak kita tapi dia tidak bisa meng-create hati.

SDS IT ALFALAH


Senin, 07 Oktober 2019


Hikmah Al Qur’an 06
بسم الله الرحمن الرحيم

Selasa :
09 Shafar 1441 H
08 Oktober 2019 M

Mari kita awali hari ini dengan amalan kebaikan yang terbaik dan termulia,  yaitu mengkaji ilmu dari ayat-ayat suci Al Qur’an.

Firman Allah Ta’ala :

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(Al Fatihah : 7)
Makna Ayat Ini       :
a.   Jalan yang lurus, jalan keselamatan yang mengantarkan kita kepada surga Allah adalah jalannya orang orang telah diberikan nikmat oleh Allah, yaitu jalannya para Nabi, para shiddiqin, para syuhada dan para shalihin yaitu para sahabat Nabi, yang ciri mereka adalah menggabungkan antara ilmu bermanfaat dan amal shalih.

b.   Jalan  yang akan mengantarkan kepada siksa dan neraka Allah adalah jalannya orang yang Allah murkai yaitu Yahudi yang mempunyai sifat berilmu tetapi tidak beramal.

c.    Jalan yang akan mengantar kepada siksa Allah adalah jalannya orang Nashara yang mempunyai sifat semangat beramal tetapi tanpa dilandasi ilmu.

Hikmah Ayat Ini      :

Setiap hari dalam kehidupan kita, marilah kita pelajari bagaimana petunjuk Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam segala aspek kehidupan kita, karena itulah jalan yang pasti benar dan lurus yang sudah mendapat jaminan dari Allah.
Sedang petunjuk selain petunjuk dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan sahabatnya, belum tentu benar, bisa benar bisa salah.
Mari kita ikuti petunjuk dan metode Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam ibadah, hubungan pribadi kita kepada Allah, karena itu metode yang terbaik.
Mari kita ikuti petunjuk Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam kehidupan rumah tangga kita, hubungan antara suami dengan istri, karena itu metode yang terbaik.
Mari kita ikuti petunjuk Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam pendidikan anak anak kita, karena itu metode yang terbaik.
Mari kita ikuti petunjuk Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam hidup bertetangga dan bermasyarakat, karena itu metode yang terbaik.
Mari kita ikuti petunjuk Nabi shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bagaimana sikap kita yang benar jika pemerintah kita adil dan baik?
Bagaimana sikap kita yang benar jika pemerintah kita dhalim?
Semua sudah ada petunjukknya dengan lengkap dan sempurna.