Orang
Tua Dan Anak...
Mari
Bersama Belajar Disiplin Waktu.
SAHABAT KELUARGA AL FALAH-
Mendapati anak yang berlari kencang saat memasuki pintu gerbang sekolah,
tak ayal membuat hati bertanya-tanya, ada apakah dia berlari sekencang itu?
Bahkan peringatan untuk tidak berlari agar tidak jatuh juga tak dia indahkan.
Setelah usut punya
usut, ternyata bel sekolah telah berbunyi dan anak tersebut datang terlambat ke
sekolah. Sebagai pengganti orangtua di sekolah, Seorang guru langsung menghampiri dan menanyakan penyebab
terlambat. Jawaban mereka pun beragam. Ada yang bangun kesiangan, masih
menunggu bekal karena belum matang, belum ada yang mengantar bahkan ada yang
karena menunggu bajunya di seterika dahulu akibat kemarin pulang sekolah
kehujanan.
Ini hanya sebagian pemicu keterlambatan anak
datang ke sekolah. Jika di telusuri kasus tersebut bukan semata-mata kesalahan
anak. Namun peran orang tua dan lingkungan terdekat juga dominan dalam mempengaruhi
perilaku kedisipinan anak.
Karena
dalam teori Islam setiap anak adalah lahir dalam kondisi fitroh yaitu dalam
kebaikan.
كُلُّ مَوْلُودٍ
يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap manusia yang lahir,
mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi
atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)
Oleh sebab itu Pendidikan di rumah dan di sekolah memegang peranan penting dalam mencetak karakter anak. Peran orangtua terutama ibu sangatlah diperlukan. Mengingat ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Melihat kasus anak yang terlambat datang tersebut ada beberapa jurus yang bisa ibu lakukan agar peristiwa tersebut tidak terjadi:
Pertama,
mengingatkan agar tidak tidur terlalu malam.
Dunia anak yang
identik dengan bermain seringkali membuat mereka terlena hingga melupakan
pesan-pesan ibunya. Situasi inilah, kesabaran dan ketelatenan seorang ibu
sangat diperlukan. Jangan pernah lelah dan selalu bersabar untuk
mengingatkanya. Misalnya, jika saat ini anak sudah dipesan untuk tidur lebih
awal dan itu terlaksanakan, sedangkan besok hal itu terlupakan, maka terus
ulangi pesan tersebut agar hal itu menjadi kebiasaan.
Kedua, membuat
jadwal menu
Upayakan bahan yang
dibutuhkan disiapkan sore hari agar pada pagi hari mudah untuk mengolahnya.
Pengadaan bahan masakan ini agar tetap segar bisa dilakukan dengan
memesan bahan dasar kepada tukang sayur yang dipercaya dan menyimpannya dalam
lemari es. Jangan membeli bahan yang sudah layu atau sudah busuk. Hal ini untuk
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
Ketiga, buat jadwal
jam mengantar atau menjemput Tepatilah jadwal mengantar dan menjemput anak
tersebut. Pembuatan jadwal ini harus disesuaikan dengan jam masuk dan
kepulangan anak. Jangan sampai terjadi ketidaksesuaian antara rencana dengan
kenyataan, sehingga ada salah satu yang harus menunggu terlalu lama, baik itu
orangtua atau anak.
Keempat, cek seragam
sepulang sekolah
Karena dunia anak
erat sekali bermain maka alangkah baiknya seragam anak dibuat dobel. Mengapa?
Ini penting mengingat seringnya baju anak kotor usai belajar atau bermain di
sekolah.
Penyampaian materi
dengan metode bermain sambil belajar acapkali diinginkan dan diminati anak
karena metode itu sangat cocok sekaligus menyenangkannya. Contohnya metode snow
ball, petak umpet, market pleace dan lain-lain. Namun, pelaksanaan metode ini
berakibat seragam anak seringkali kotor. Apakah kita harus memarahi mereka
karena bajunya yang kotor? Tentu tidak. Berani kotor adalah salah satu proses
bagi anak untuk menerima kenyataan. Karena tidak semua keinginan baik itu
terwujud. Kemungkinan hal terburuk yang tidak kita inginkan juga dapat terjadi.
Jadi biarkan mereka menikmati dunianya dan berkembang minat serta bakatnya
sesuai usianya
dengan di bawah naungan syariat.
Sementara untuk
mengantisipasi akan baju kotornya dapat dilakukan dengan menyediakan baju
seragam dobel untuk mereka. Demikianlah ketidakdisiplinan anak karena bangun
kesiangan, menunggu bekal, belum ada yang mengantar hingga tidak adanya seragam
sekolah karena baju masih kotor, bukan murni 100% kesalahan anak.
Berkat ibu shalihah, cerdas yang selalu kerja keras, ikhlas, dan tuntas
semua masalah akan teratasi. Tidak ada keberhasilan tanpa adanya sebuah proses.
Dan proses tidak akan pernah membohongi hasil. Untuk itu jangan pernah putus
asa untuk melatih anak menjadi disiplin. Semoga dengan jurus melatih
kedisiplinan tersebut tidak ada lagi anak-anak yang masih tataran golden age
datang terlambat ke sekolah. Salam sehat dan kuat bunda hebat.
Sumber:
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar