Bagian Keenam : ADAB MENGUAP DAN BERSIN
1. Apabila seseorang akan menguap, maka hendaknya menahan semampunya
dengan jalan menahan mulutnya serta mempertahankannya agar jangan sampai
terbuka, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ
أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ.
“Kuapan (menguap) itu datangnya dari syaitan. Jika salah seorang di
antara kalian ada yang menguap, maka hendaklah ia menahan semampunya” [HR.
Al-Bukhari no. 6226 dan Muslim no. 2944. Lafazh ini berdasarkan riwayat
al-Bukhari]
2. Apabila tidak mampu menahan, maka tutuplah mulut dengan meletakkan
tangannya pada mulutnya, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap maka hendaklah
menutup mulut dengan tangannya karena syaitan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).”
[HR. Muslim no. 2995 (57) dan Abu Dawud no. 5026]
ADAB-ADAB BERSIN
1. Hendaknya orang yang bersin untuk merendahkan suaranya dan tidak secara sengaja mengeraskan suara bersinnya. Hal tersebut berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu:
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ
بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ.
“Bahwasanya apabila Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menutup wajah dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” [HR.
Ahmad II/439, al-Hakim IV/264, Abu Dawud no. 5029, at-Tirmidzi no. 2746. Lihat
Shahih at-Tirmidzi II/355 no. 2205]
2. Dianjurkan kepada orang yang
bersin untuk mengucapkan alhamdulillaah sesudah ia selesai bersin. Dan tidak
disyari’atkan kepada orang-orang yang ada di sekitarnya untuk serta merta
mengucapkan pujian kepada Allah (menjawabnya) ketika mendengar orang yang
bersin. Telah ada ungkapan pujian yang disyari’atkan bagi orang yang bersin
sebagaimana yang tertuang dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yaitu:
اَلْحَمْدُ
ِللهِ.
“Segala puji bagi Allah”
[HR. Al-Bukhari no. 6223, at-Tirmidzi no. 2747]
4. Wajib bagi setiap orang yang
mendengar orang bersin (dan mengucapkan alhamdulillah) untuk melakukan tasymit
kepadanya, yaitu dengan mengucapkan,
يَرْحَمُكَ
اللهُ
“Semoga Allah memberikan
rahmat kepadamu.”
Apabila tidak mendengarnya
mengucapkan al-hamdulillah, maka janganlah mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallah)
baginya, dan tidak perlu mengingatkannya untuk mengucapkan hamdallah (ucapan
alhamdulillaah).[1]
6. Apabila orang yang bersin lebih dari tiga kali, maka tidak perlu dijawab
dengan ucapan yarhamukallah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam:
إِذَا
عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيُشَمِّتْهُ جَلِيْسُهُ، وَإِنْ زَادَ عَلَى ثَلاَثٍ فَهُوَ
مَزْكُوْمٌ وَلاَ تُشَمِّتْ بَعْدَ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ.
“Apabila salah seorang di
antara kalian bersin, maka bagi yang duduk di dekatnya (setelah mendengarkan
ucapan alhamdulillaah) menjawabnya dengan ucapan yarhamukallah, apabila dia
bersin lebih dari tiga kali berarti ia sedang terkena flu dan jangan engkau
beri jawaban yarhamukallah setelah tiga kali bersin.” [HR. Abu Dawud no.
5035 dan Ibnu Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 251. Lihat Shahiihul
Jami’ no. 684]
Dan jangan mendo’akan orang yang
bersin lebih dari tiga kali serta jangan pula mengucapkan kepadanya do’a:
شَفَاكَ
اللهُ وَعَافَاكَ.
“Semoga Allah memberikan
kesembuhan dan menjagamu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar