Senin, 19 Agustus 2019


Mendidik Anak Agar Mau Melaksanakan Salat 5 Waktu

Pagi itu ada seorang guru menanyakan pada anak-anak tentang siapa saja yang tadi salat Subuh. Betapa kagetnya, sebagian besar siswa menjawab bahwa mereka kesiangan untuk salat Subuh. Kemudian ditanyakan lagi apakah salat lima waktu dilaksanakan semua. Tanpa malu mereka mengatakan bahwa salatnya masih bolong-bolong. Salat Subuh kesiangan, Dhuhur dan Asar masih tidur. Magrib mereka baru melaksanakan salat sedangkan Isya pun kadang tidak dilaksanakan.

Itulah kenyataan anak zaman now. Salatnya masih bolong-bolong. Masih banyak anak belum merasa berkewajiban untuk salat lima waktu. Salat belum menjadi kebutuhan anak-anak tetapi masih menjadi beban. Mereka bisa berlama-lama bermain gawai atau game tetapi enggan melaksanakan kewajiban untuk beribadah. Oleh karena itu, orangtua harus bisa mengajarkan anak sedini mungkin untuk salat. Seperti kita ketahui bersama bahwa seorang anak berusia tujuh tahun harus dibiasakan salat.

Sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, :

مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
"Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun." (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)

Apa saja yang harus dilakukan orangtua agar anak-anak kita mau dengan ikhlas melaksanakan perintah Allah ta’ala, yaitu salat lima waktu?

Pertama, memberi pengertian Orangtua sebaiknya memberikan pemahaman kepada anak akan pentingnya salat bagi umat muslim. Perlu pendekatan dari hati ke hati. agar anak mudah mengerti. Sampaikan bahwa sholat sebagai sarana berkomunikasi dengan Allah.

Kedua, keteladanan Keteladanan adalah kunci utama agar anak lebih mengerti akan apa yang kita ajarkan. Seribu kata tak ada gunanya kalau tak ada keteladaan dari orangtua. Jika kita menginginkan anak kita salat lima waktu, orangtua pun harus memberi contoh. Kita bisa ajak salat masjid. Cara ini akan membuat anak senang karena bisa bertemu teman-temannya. Selain hubungan dengan anak menjadi lebih akrab, ada keteladanan yang akan jadi panutan anak untuk salat.

Ketiga, membuat absensi keaktifan salat Beri kepercayaan pada anak untuk membuat catatan semacam absensi untuk kegiatan salat. Kita sediakan karton berwarna agar menarik. Ajarkan membuat kolom yang berisi hari tanggal dan kolom Isya sampai Magrib. Silakan anak memberi tanda ceklis (V) jika telah melaksanakan salat. Orangtua wajib memantau perkembangan salat anak lewat bukti catatan sekaligus berusaha membersamai salat kala ada di rumah. Kejujuran itu penting. Anak harus berani bicara kalau anak tidak melaksanakan. Tak ada salahnya pemberian reward apabila anak yang salatnya tidak bolong-bolong. Tak usah mahal, misalnya belikan buku atau bisa juga dengan buka bersama di luar.
Keempat, meningkatkan komunikasi Komunikasi amat penting untuk keberlangsungan tumbuh kembang anak dalam beribadah. Orangtua tak jemu-jemu untuk mengingatkan. Misalnya orangtua tidak di rumah, bisa selalu berkomunikasi dengan telepon, dah salat belum sayang ? Ini juga merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian pada anak. Dengan cara ini insyaAllah anak merasa diperhatikan dan akan melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.

Kelima, mendoakan Mendoakan anak agar taat beribadah adalah hal penting yang harus dilakukan orangtua. Harapan kita bahwa anak-anak menjadi anak saleh. Amalan yang tidak akan putus ketika meninggal jika bisa menjadikan anak-anak saleh. Mendoakan agar anak saleh dan rajin salat adalah keharusan. Dengan kelima hal tersebut, anak akan melakukan ibadah salat dengan ikhlas tanpa beban. Semoga anak-anak kita bisa menjadi saleh. Dengan pertolongan Allah, anak- anak akan rajin sholat.

SDS IT ALFALAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar