Mendidik
Anak Agar Mau Melaksanakan Salat 5 Waktu
Pagi itu ada seorang guru menanyakan pada anak-anak tentang siapa saja
yang tadi salat Subuh. Betapa kagetnya, sebagian besar siswa menjawab bahwa
mereka kesiangan untuk salat Subuh. Kemudian ditanyakan lagi apakah salat lima
waktu dilaksanakan semua. Tanpa malu mereka mengatakan bahwa salatnya masih
bolong-bolong. Salat Subuh kesiangan, Dhuhur dan Asar masih tidur. Magrib
mereka baru melaksanakan salat sedangkan Isya pun kadang tidak dilaksanakan.
Itulah
kenyataan anak zaman now. Salatnya masih bolong-bolong. Masih banyak anak belum
merasa berkewajiban untuk salat lima waktu. Salat belum menjadi kebutuhan
anak-anak tetapi masih menjadi beban. Mereka bisa berlama-lama bermain gawai
atau game tetapi enggan melaksanakan kewajiban untuk beribadah. Oleh karena
itu, orangtua harus bisa mengajarkan anak sedini mungkin untuk salat. Seperti
kita ketahui bersama bahwa seorang anak berusia tujuh tahun harus dibiasakan
salat.
Sebagaimana
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, :
مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ
سَبْعِ سِنِيْنَ ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ ،
وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
"Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka
telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur
sepuluh tahun." (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim)
Apa saja
yang harus dilakukan orangtua agar anak-anak kita mau dengan ikhlas
melaksanakan perintah Allah ta’ala, yaitu salat lima waktu?
Pertama,
memberi pengertian Orangtua sebaiknya memberikan pemahaman kepada anak akan
pentingnya salat bagi umat muslim. Perlu pendekatan dari hati ke hati. agar anak
mudah mengerti. Sampaikan bahwa sholat sebagai sarana berkomunikasi dengan
Allah.
Kedua,
keteladanan Keteladanan adalah kunci utama agar anak lebih mengerti akan apa
yang kita ajarkan. Seribu kata tak ada gunanya kalau tak ada keteladaan dari
orangtua. Jika kita menginginkan anak kita salat lima waktu, orangtua pun harus
memberi contoh. Kita bisa ajak salat masjid. Cara ini akan membuat anak senang
karena bisa bertemu teman-temannya. Selain hubungan dengan anak menjadi lebih
akrab, ada keteladanan yang akan jadi panutan anak untuk salat.
Ketiga,
membuat absensi keaktifan salat Beri kepercayaan pada anak untuk membuat
catatan semacam absensi untuk kegiatan salat. Kita sediakan karton berwarna agar
menarik. Ajarkan membuat kolom yang berisi hari tanggal dan kolom Isya sampai
Magrib. Silakan anak memberi tanda ceklis (V) jika telah melaksanakan salat.
Orangtua wajib memantau perkembangan salat anak lewat bukti catatan sekaligus
berusaha membersamai salat kala ada di rumah. Kejujuran itu penting. Anak harus
berani bicara kalau anak tidak melaksanakan. Tak ada salahnya pemberian reward
apabila anak yang salatnya tidak bolong-bolong. Tak usah mahal, misalnya
belikan buku atau bisa juga dengan buka bersama di luar.
Keempat,
meningkatkan komunikasi Komunikasi amat penting untuk keberlangsungan tumbuh
kembang anak dalam beribadah. Orangtua tak jemu-jemu untuk mengingatkan.
Misalnya orangtua tidak di rumah, bisa selalu berkomunikasi dengan telepon, dah
salat belum sayang ? Ini juga merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian pada
anak. Dengan cara ini insyaAllah anak merasa diperhatikan dan akan melaksanakan
kewajiban sebagai umat muslim.
Kelima,
mendoakan Mendoakan anak agar taat beribadah adalah hal penting yang harus
dilakukan orangtua. Harapan kita bahwa anak-anak menjadi anak saleh. Amalan
yang tidak akan putus ketika meninggal jika bisa menjadikan anak-anak saleh.
Mendoakan agar anak saleh dan rajin salat adalah keharusan. Dengan kelima hal
tersebut, anak akan melakukan ibadah salat dengan ikhlas tanpa beban. Semoga
anak-anak kita bisa menjadi saleh. Dengan pertolongan Allah, anak- anak akan
rajin sholat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar