Tips Pendidikan
[ Menanamkan Kejujuran Sejak Dini ]
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allâh, dan hendaklah
kalian bersama orang-orang yang jujur (benar)! [At-Taubah/9:119]
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللّٰهُ
عَنْهُ٠عَنِ النَّبِىّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ؛اِنَّالصِّدْقَ
يَهْدِى اِلَى الْبِرِّ وَ اِنَّ الْبِرَّ يَهْدِىْ اِلَى الْجَنَّةِ
٠رواہالبخارىومسلم
Dari ibnu mas’ud ra. Dari Nabi saw. Bersabda: “sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga.
Dari ibnu mas’ud ra. Dari Nabi saw. Bersabda: “sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga.
[ HR Bukhori Muslim ]
Penanaman nilai-nilai kejujuran seharusnya
diajarkan kepada anak-anak dalam persoalan sehari-hari. Semakin dini ditanamkan
maka budaya jujur akan melekat pada diri anak hingga usia dewasa.
Jika budaya
jujur sudah berlaku menyeluruh tiap individu, maka perilaku korupsi dapat
diminimalisir. Bahkan hilang dari pikiran seseorang.
Oleh karena
itu menjadi tugas orang tua, masyarakat dan guru untuk mengajarkan nilai-nilai
kejujuran sedini mungkin pada anak-anak. Kejujuran adalah berani mengatakan
atau berbuat sesuai dengan kenyataan.
Jika
anak-anak yang masih polos dibiasakan berperilaku jujur, dampak ke depan mereka
akan menjadi pribadi-pribadi yang mempunyai hati nurani yang bernilai tinggi.
Mereka akan menjadi pribadi yang kuat lahir dan batin.
Hal yang
dapat dilakukan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak, antara
lain:
·
Pertama,
Pengawasan
Allah ta’ala, beri pengertian kepada anak bahwa Allah senantiasa mengawasi dan
mendengar perbuatan kita.
Sebagaimana
nasihat Luqman kepada putranya :
يَا بُنَيَّ
إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ
فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ
خَبِيرٌ
“(Luqman berkata): “Hai anakku,
sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”
(QS. Luqman: 16).
Kedua
latihlah
sikap kejujuran anak dengan tanya jawab sederhana apa yang sudah dilakukan.
Setelah pulang sekolah ajak anak berdialog apa saja peristiwa yang terjadi di sekolah,
baik dengan teman atau dengan guru.
Demikian juga
dengan guru, adakan percakapan sederhana sebelum kegiatan bermain dilakukan.
Siapa hari ini yang shalat subuh berjama’ah di masjid, pukul berapa bangun pagi,
siapa yang tadi malam belajar dan pertanyaan-pertanyaan sederhana lain yang
memancing anak menjawab secara jujur.
·
Ketiga,
ceritakan
tokoh-tokoh penting yang menjunjung sikap jujur dalam hidupnya dari kalangan
Nabi, sahabat dan para ulama .Hal ini akan memicu anak memiliki tokoh idola
yang menjadi panutan dalam bersikap dan berbicara.
·
Keempat,
Ajarilah anak dalam setiap kesempatan, pergi ke pasar
beri contoh, kalau pedagang jujur akan laris dagangannya, kalau menipu nanti
tidak laku.
·
Kelima,
Yang lebih
utama berilah contoh model yang baik dari lingkungan terdekat anak,
apalagi orang tua harus menjadi teladan utama bagi anak-anaknya. Guru juga dan
tokoh masyarakat. Ingatlah, anak adalah peniru ulung apa yang dilihat dan
didengar langsung di sekitar lingkungannya. Sekali orang tua berbohong, seorang
anak akan menganggap benar suatu kebohongan yang dilakukan orang tua sehingga
suatu saat anak akan meniru.
·
Keenam,
tanamkan pada
anak bahwa jujur adalah suatu sikap yang mahal harganya, jika perlu beri hadiah
anak jika bersikap jujur, jangan marahi anak jika jujur walau salah.
jika dirusak oleh
kebohongan akan berimbas pada kehilangan harga diri dan di masyarakat akan
menjadi noda yang sulit dihilangkan dari pandangan manusia. Generasi jujur
lebih mempunyai nilai yang berharga dari apapun.
Semoga kita
mampu melakukan dengan kesadaran dan pemahaman yang baik dalam berlaku jujur
pada diri sendiri dan memberikan teladan pada anak-anak generasi bangsa.
Kejujuran merupakan anugerah dari Allah yang bersemayam di hati nurani manusia.
Barang siapa dapat mengikatnya maka kebahagiaan yang akan didapat.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar