إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa,
hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan yang suka menyembunyikan diri.”[ HR. Muslim no. 2965]
Menyembunyikan diri berarti amalannya pun
sering tidak ditampakkan pada orang lain.
Ibnul Mubarok mengatakan, “Jadilah orang yang suka
mengasingkan diri (sehingga amalan mudah tersembunyi, pen), dan janganlah suka
dengan popularitas.”
Az Zubair bin Al ‘Awwam mengatakan, “Barangsiapa yang
mampu menyembunyikan amalan sholihnya, maka lakukanlah.”
Ibrahim An Nakho’i mengatakan, “Kami tidak suka
menampakkan amalan sholih yang seharusnya disembunyikan.”
Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim
berkata, “Sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan
amalan kejelekanmu.”
Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Sebaik-baik ilmu
dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan di hadapan manusia.”
Basyr Al Hafiy mengatakan, “Tidak selayaknya
orang-orang semisal kita menampakkan amalan sholih walaupun hanya sebesar
dzarroh (semut kecil). Bagaimana lagi dengan amalan yang mudah terserang
penyakit riya’?”
Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sudah sepatutnya bagi
seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya
saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan
manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَالْمُسِرُّ
بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ بِالصَّدَقَةِ
“Orang yang mengeraskan bacaan Al Qur’an sama
halnya dengan orang yang terang-terangan dalam bersedekah. Orang yang
melirihkan bacaan Al Qur’an sama halnya dengan orang yang sembunyi-sembunyi
dalam bersedekah.”[ HR. Abu Daud no. 1333
Yang dipraktekan oleh para ulama, mereka
sampai-sampai menutupi mushafnya agar orang tidak tahu kalau mereka membaca
Qur’an.
Ar Robi’ bin Khutsaim selalu melakukan amalan
dengan sembunyi-sembunyi. Jika ada orang yang akan menemuinya, lalu beliau
sedang membaca mushaf Qur’an, ia pun akan menutupi Qur’annya dengan bajunya.[ Hilyatul Awliya’, 2/107
]
]
Begitu pula halnya dengan Ibrohim An Nakho’i. Jika
ia sedang membaca Qur’an, lalu ada yang masuk menemuinya, ia pun segera
menyembunyikan Qur’annya.[ Ta’thirul Anfas, hal. 246
] Mereka melakukan ini semua agar amalan sholihnya tidak terlihat oleh orang lain.
] Mereka melakukan ini semua agar amalan sholihnya tidak terlihat oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar