Materi Khutbah Jum’at 04
Pada kesempatan siang yang Allah ta’ala
berkahi ini, kami akan sampaikan sebuah hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya:
إِنَّ
اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ
أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya
Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian
untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta
berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun
membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya,
banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim no. 1715)
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Dalam
hadits ini terdapat beberapa pelajaran berharga yang harus kita perhatikan.
Pelajaran
pertama:
kita wajib mentauhidkan Allah ﷻ dalam beribadah. Tauhid merupakan pondasi
agama Islam. Tidak akan tegak agama ini kecuali dengan tauhid. Tauhid merupakan
kewajiban yang pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim. Tauhid
merupakan hak Allah ﷻ yang paling besar.
Rasulullah ﷺ bersabda,
يَا
مُعَاذُ أتَدْرِي ما حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ ؟ قال قُلْتُ: اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ: حَقَّه عَلَيهم أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا، أَتَدْرِي ماَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ إِذَا فَعَلوُا ذلِكَ
قُلْتُ : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ: حَقُّهُمْ عَلَيْهِ أَنْ لاَ
يُعَذِّبَهُمْ
“Wahai
Muadz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hambaNya?” Muadz menjawab, “Aku
berkata, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui.” Nabi shallallohu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Hak Allah atas mereka adalah hendaknya mereka menyembahNya
dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu. Tahukah kamu apa hak para hamba
atas Allah bila mereka melakukan hal itu?” Aku menjawab, “Allah dan RasulNya
lebih mengetahui.” Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hak mereka atas
Allah adalah bahwa Dia tidak mengazab mereka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Tauhid
adalah dakwah para rasul. Mulai dari Nuh ‘alaihissalam hingga Nabi Muhammad ﷺ. Maka, sudah seharusnya seorang muslim
mempelajari tauhid sebelum mempelajari yang lainnya. Allah ﷻ berfirman,
فَاعْلَمْ
أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah..”
(QS:Muhammad | Ayat: 19).
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Pelajaran
kedua:
kewajiban menjauhi syirik. Yaitu
menyekutukan Allah ﷻ dalam beribadah
kepada-Nya.
Syirik
merupakan bentuk kezhaliman yang paling besar serta pelanggaran terhadap hak
Allah ﷻ.
Allah
ﷻ berfirman,
وَإِذْ
قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS:Luqman |
Ayat: 13).
Allah
ﷻ mengancam orang yang melakukan perbuatan
syirik dengan ancaman yang membuat merinding orang yang beriman karena takut.
Yaitu, dosa syirik tidak akan diampuni dan kekal di dalam neraka.
Namun
merupakan suatu musibah yang besar pada zaman ini, banyak orang terjerumus ke
dalam perbuatan syirik. Keengganan mereka mempelajari tauhid adalah salah satu
sebabnya. Sungguh merugi orang yang banyak melakukan amalan kebajikan, namun
tidak diterima oleh Allah ﷻ. Mengapa? Karena ia
campurkan ibadah-ibadahnya dengan perbuatan syirik. Allah ﷻ berfirman,
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu.
“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah
kamu termasuk orang-orang yang merugi”. (QS:Az-Zumar | Ayat: 65).
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Pelajaran
ketiga:
kita wajib berpegang teguh dengan
tali Allah, dan tidak boleh berpecah belah.
Allah
ﷻ berfirman,
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
“Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai.” (QS:Ali Imran | Ayat: 103).
Dalam
ayat ini, Allah ﷻ memerintahkan kita
agar berpegang teguh dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah ﷺ. Dan Dia melarang kita dari perpecahan. Terlebih di zaman
fitnah banyak tersebar yang menggiring manusia menuju jalan yang salah. Maka,
tidak ada jalan lain untuk menangkal fitnah-fitnah tersebut kecuali dengan
berpegang pada Alquran dan Sunnah Rasulullah ﷺ
sesuai dengan pemahaman salaf ash-shaleh. Rasulullah ﷺ
bersabda,
فَإِنَّهُ
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا
وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Barangsiapa
di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan
yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah
Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah
dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.” (HR. at-Tirmidzi).
Inilah
tiga hal yang apabila kita melaksanakannya, Allah ﷻ
akan ridha kepada kita.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ
وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ.
أَمَّا
بَعْدُ:
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Kemudian,
tiga hal yang dibenci oleh Allah ﷻ
yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas adalah:
Pertama:
menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya.
Karena
hal tersebut hanya akan menimbulkan fitnah dan permusuhan. Sehingga Allah ﷻ melarang hal ini, dan memerintahkan kita
agar melakukan tabayyun (mengecek kebenarannya), apabila kita mendengar sebuah
berita. Allah ﷻ berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ
تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.” (QS:Al-Hujuraat | Ayat: 6).
Bahkan
Rasulullah ﷺ mengancam orang yang suka memberitakan
setiap apa yang ia dengar, dengan memberikan predikat pembohong. Rasulullah ﷺ bersabda,
كَفَى
بِالْمَرْء كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah
seseorang dikatakan berdusta bila menceritakan segala hal yang ia dengar.” (HR.
Muslim).
Kedua: banyak
bertanya tentang sesuatu yang tidak perlu.
Perbuatan
ini merupakan sebab hancurnya umat-umat terdahulu. Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ.
“Apa
saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku
perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa
yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan
menyelisihi Nabi-nabi mereka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Oleh
sebab itu, para sahabat mengatakan, “Kami dan kami taat terhadap perintah Allah
dan Rasul-Nya”. Dan begitulah seharusnya sikap seorang mukmin terhadap perintah
Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ.
Allah ﷻ berfirman,
وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ
يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 36).
Kaum
muslimin rahimakumullah,
Ketiga:
menghambur-hamburkan harta pada suatu yang tidak bermanfaat.
Harta
merupakan amanah dari Allah ﷻ yang akan ditanyakan
pada hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ
تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Kedua
kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya
mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia
amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5)
mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi).
Maka
seorang muslim hendaknya menggunakan hartanya untuk suatu hal yang bernilai
ibadah di sisi Allah ﷻ. Itulah tiga hal yang
dicintai Allah dan tiga hal yang dibenci-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar