Senin, 18 Februari 2019


WASIAT SALAF 02
[ BAKTI KEPADA ORANG TUA ]
1.    Iyas bin Mu’awiyyah
Ketika ibu beliau meninggal, beliaupun menangis. Orang yang mengetahui hal itupun bertanya kepada beliau yang mungkin didorong rasa heran karena melihat seorang yang ‘alim di antara mereka tak mampu menahan airmatanya tatkala mendapati ibunya telah meninggal. “Mengapa Anda menangis?”. Maka Iyas bin Mu’awiyyah menjawab,”Dahulu aku memiliki dua pintu yang terbuka untuk menuju surga, namun kini salah satunya telah terkunci.”
2. Abu Hanifah
Sesungguhnya ibu dari Abu Hanifah pernah bersumpah dengan satu sumpah, kemudian dia melanggarnya. Maka sang ibu pun meminta fatwa kepada anaknya, Abu Hanifah. Namun ternyata ibunya merasa tidak mantap dengan fatwa yang diberikan anaknya.
Ibunya berkata,”Aku tidak merasa ridha, kecuali dengan mendengar langsung fatwa dari Zur’ah Al-Qash!”
Maka Abu Hanifah pun mengantar ibunya untuk meminta fatwa kepada Zur’ah. Namun Zur’ah Al-Qash mengatakan,”Wahai Ibu, engkau meminta fatwa kepadaku, sementara di depanku ada seorang yang paling alim di kota Kuffah?!”
Abu Hanifah pun berkata dengan berbisik kepada Zur’ah, “Berilah fatwa kepadanya demikian dan demikian” (sebagaimana fatwa Abu Hanifah kepada ibunya), kemudian Zur’ahpun memberikan fatwa hingga ibu Abu Hanifah merasa ridha!
Wahai saudaraku, inilah sikap bakti Abu Hanifah kepada ibunya. Rasa cinta dan baktinya kepada sang ibu tidaklah membuatnya merasa gengsi tatkala sang ibu menginginkan fatwa dari orang lain yang tingkatan ilmunya justru lebih rendah dari Abu Hanifah. Dan lihatlah, beliau sama sekali tak merasa sombong dan angkuh di hadapan ibunya meski orang lain telah mengakui kefaqihannya dalam memahami ilmu syar’i.
3. Manshur bin Al-Mu’tamar
Muhammad bin Bisyr Al-Aslami berkata,”Tidaklah didapati orang yang paling berbakti kepada ibunya di kota Kuffah ini selain Manshur bin Al-Mu’tamar dan Abu Hanifah. Adapun Manshur sering mencari kutu di kepala ibunya, dan menjalin rambut ibunya.”
4. Haiwah bin Syarih
Suatu hari Haiwah bin Syarih –beliau salah seorang imam kaum muslimin- duduk dalam majelis beliau untuk mengajarkan ilmu kepada manusia. Lalu ibunya berteriak memanggil beliau, “Berdirilah wahai Haiwah, beri makan ayam-ayam itu!”
Lalu beliaupun berdiri dan meninggalkan majelisnya untuk memberi makan ayam.

5. Muhammad bin Al-Munkadir

Muhammad bin Al-Munkadir pernah menceritakan, “’Umar (saudara beliau) menghabiskan malam dengan mengerjakan sholat malam, sedangkan aku menghabiskan malamku untuk memijat kaki ibuku. Dan aku tidaklah ingin malamku itu diganti dengan malamnya ‘Umar.”


Maraji’:
Ma’allim Fith-Thariiq Thalabil ‘Ilm bab Thalibul ‘Ilm wa Birrul Walidain, ‘Abdul ‘Aziz Muhammad bin ‘Abdillah As-Sadhan, Darul ‘Ashimah.

SDS IT ALFALAH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar