Rasulullah -shalallah ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin
yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan
sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang
yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku
lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada
pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah
mendengar dan ta’at kepada mereka.”
(HR. Muslim no. 1847)
Berkata Asy Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili
-hafizhahullah- :
“Maha Suci Allah …hadits ini di dalamnya terdapat
bantahan terhadap orang2 yang mengatakan bahwa : dalil dalil yang mengharuskan
kita mendengar dan mentaati pemerintah, hanya berlaku bagi pemerintah seperti
Abu Bakar dan Umar dan Utsman dan Ali.
Di dalamnya juga terdapat bantahan bagi orang orang
yang mengatakan bahwa dalil2 untuk mendengar dan taat hanya khusus bagi pemerintah
yang melaksanakan agama dengan baik. Sedangkan pemerintah yang banyak
penyimpangan agama…maka tidak ada ketaatan kepadanya. – ini tidak benar-
Karena Nabi memberikan ciri kepada mereka : tidak
mengikuti petunjukku dan tidak merujuk kepada sunnahku.
Kemudian Nabi juga berkata : “ walau memukul
punggungmu dan merampas hartamu.”
Kenapa Nabi shalallahu alaihi wa sallam berkata
seperti itu ? maksudnya adalah : kalian yakin dan merasakan sendiri kedzaliman mereka.
Karena kedzaliman terkadang hanya terdengar berupa
berita saja, bahwa pemerintah dzalim hanya berita saja.
Sehingga jika kedzaliman telah sampai kepadamu
sehingga punggungmu dipukul dan tidak ada keraguan kepadamu dan engkau yakin,
bersamaan dengan itu Nabi shalallah alaihi wa sallam tetap memerintahkan : “dengar
dan taatlah.
Yang sungguh mengherankan : Ahlul Ahwa – walau hadits
ini dalam shahih Muslim mereka berkata : hadits ini lemah, kemudian
mencari-cari penguat dengan sebagian orang yang punya sedikit ilmu hadits,
mencari-cari cacat tersembunyi dalam sanad hadits ini.
Dan mereka melupakan bahwa hadits ini punya banyak
jalan2 penguat yang lain yang memastikan keabsahan hadits ini.
Bersamaan dengan itu dengan riwayat Imam Muslim dan
jalan jalan penguat yang lain yang memastikan keshahihan hadits ini.
Mereka memakai hadits lain untuk penguat mereka
yang derajatnya lebih lemah daripada hadits ini.
Semua itu karena hadits ini bertentangan dengan
hawa nafsu mereka, maka mereka mencari orang-orang yang bisa mencari lemahnya hadits ini.
Dan telah kita teliti sanad hadits ini dan kita
kumpulkan jalan2 pendukungnya dan telah kami temukan kesimpulan sesuai dengan
pedoman ilmu hadits : menuntut untuk keshahihan hadits ini tanpa ada keraguan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar