Minggu, 13 Januari 2019


Rasulullah -shalallah ‘alaihi wa sallam bersabda :
Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847)
Berkata Asy Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili -hafizhahullah- :
“Maha Suci Allah …hadits ini di dalamnya terdapat bantahan terhadap orang2 yang mengatakan bahwa : dalil dalil yang mengharuskan kita mendengar dan mentaati pemerintah, hanya berlaku bagi pemerintah seperti Abu Bakar dan Umar dan Utsman dan Ali.
Di dalamnya juga terdapat bantahan bagi orang orang yang mengatakan bahwa dalil2 untuk mendengar dan taat hanya khusus bagi pemerintah yang melaksanakan agama dengan baik. Sedangkan pemerintah yang banyak penyimpangan agama…maka tidak ada ketaatan kepadanya. – ini tidak benar-
Karena Nabi memberikan ciri kepada mereka : tidak mengikuti petunjukku dan tidak merujuk kepada sunnahku.
Kemudian Nabi juga berkata : “ walau memukul punggungmu dan merampas hartamu.”
Kenapa Nabi shalallahu alaihi wa sallam berkata seperti itu ? maksudnya adalah : kalian yakin dan merasakan sendiri  kedzaliman mereka.
Karena kedzaliman terkadang hanya terdengar berupa berita saja, bahwa pemerintah dzalim hanya berita saja.
Sehingga jika kedzaliman telah sampai kepadamu sehingga punggungmu dipukul dan tidak ada keraguan kepadamu dan engkau yakin, bersamaan dengan itu Nabi shalallah alaihi wa sallam tetap memerintahkan : “dengar dan taatlah.
Yang sungguh mengherankan : Ahlul Ahwa – walau hadits ini dalam shahih Muslim mereka berkata : hadits ini lemah, kemudian mencari-cari penguat dengan sebagian orang yang punya sedikit ilmu hadits, mencari-cari cacat tersembunyi dalam sanad hadits ini.
Dan mereka melupakan bahwa hadits ini punya banyak jalan2 penguat yang lain yang memastikan keabsahan hadits ini.
Bersamaan dengan itu dengan riwayat Imam Muslim dan jalan jalan penguat yang lain yang memastikan keshahihan hadits ini.
Mereka memakai hadits lain untuk penguat mereka yang derajatnya lebih lemah daripada hadits ini.
Semua itu karena hadits ini bertentangan dengan hawa nafsu mereka, maka mereka mencari orang-orang yang bisa mencari  lemahnya hadits ini.
Dan telah kita teliti sanad hadits ini dan kita kumpulkan jalan2 pendukungnya dan telah kami temukan kesimpulan sesuai dengan pedoman ilmu hadits : menuntut untuk keshahihan hadits ini tanpa ada keraguan.
   




Tidak ada komentar:

Posting Komentar