شيخ الإسلام ابن تيمية في الفتاوي24/254 – 262
وَلَكِنْ
إذَا تَوَاطَأَ خَبَرُ أَهْلِ الْحِسَابِ عَلَى ذَلِكَ فَلَا يَكَادُونَ
يُخْطِئُونَ وَمَعَ هَذَا فَلَا يَتَرَتَّبُ عَلَى خَبَرِهِمْ عِلْمٌ شَرْعِيٌّ
فَإِنَّ صَلَاةَ الْكُسُوفِ وَالْخُسُوفِ لَا تُصَلَّى إلَّا إذَا شَاهَدْنَا
ذَلِكَ وَإِذَا جَوَّزَ الْإِنْسَانُ صِدْقَ الْمُخْبِرِ بِذَلِكَ أَوْ غَلَبَ
عَلَى ظَنِّهِ فَنَوَى أَنْ يُصَلِّيَ الْكُسُوفَ وَالْخُسُوفَ عِنْدَ ذَلِكَ
وَاسْتَعَدَّ ذَلِكَ الْوَقْتَ لِرُؤْيَةِ ذَلِكَ كَانَ هَذَا حَثًّا مِنْ بَابِ
الْمُسَارَعَةِ إلَى طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى وَعِبَادَتِهِ
…Akan tetapi jika berita
ahli hisab telah bersepakat akan terjadinya –gerhana- maka hampir-hampir berita
tersebut tidak akan salah, -tetapi- walaupun seperti itu tidak timbul atas
berita mereka tersebut ilmu syariat karena shalat gerhana tidaklah dikerjakan
kecuali kalau kita menyaksikannya-secara langsung dengan mata-.
Dan jika seseorang menganggap kebenaran
berita tersebut atau lebih besar kemungkinan benarnya berita tersebut menurut
perkiraannya, kemudian dia berniat untuk melaksanakan shalat gerhana saat terjadinya,
dan melakukan persiapan-persiapan menghadapi waktu tersebut. Maka ini termasuk suatu penyemangat didalam hal bersegera atas amalan ketaatan
kepada Allah ta’ala dan ibadah kepadaNya,
[ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Majmu Al Fatawa : 24/254-262
Tidak ada komentar:
Posting Komentar