Senin, 17 September 2018

CARA MEMILIH PENDIDIK YANG BAIK

Dua karakter yang penting untuk dimiliki setiap pendidik :
1. Skill/profesionalitas.
2. Amanah dalam mengemban tugas.
Jika dua hal ini tidak
bisa didapatkan bersamaan dalam diri seseorang, karyawan tipe apakah
yang harus Anda dahulukan?
Memiliki pendidik yang profesional dan
amanah adalah impian setiap Yayasan. Di atas pundak mereka, sekolah
dapat maju pesat setelah izin dan ketentuan Allah ta’ala. Demikianlah kriteria karyawan
yang seharusnya Anda rekrut, sebagaimana dikisahkan Allah ta’ala dalam cerita puteri Syu’aib
‘Alaihissalam berikut :

قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ


“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat, lagi dapat dipercaya.” (QS. Al-Qashas: 26)
Namun fakta di lapangan tidak sesederhana dalam impian. Mendapatkan karyawan yang profesional insya Allah mudah, namun belum tentu amanah.

Mendapatkan orang yang amanah juga tidak begitu sulit. Sayangnya betapa sedikitnya dari mereka yang profesional.

·         Mana yang Harus Anda Pilih 

Sering Anda terpaksa harus memilih: merekrut karyawan profesional namun tidak amanah atau karyawan amanah namun tidak profesional? Kondisi ini
dipastikan membuat Anda pusing tujuh keliling.
“Bilaamanah (kepercayaan) telah disia-siakan, maka nantikanlah datangnya
Kiamat (kehancuran). Ada yang bertanya: Bagaimana wujud menyia-nyiakan
amanah? Beliau 
Shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab: Bila kepercayaan diberikan kepada orang yang tidak layak, maka nantikanlah datangnya Kiamat (kehancuran). (HR. Bukhari)

·         Langka Sekali…langsung mendapat Pendidik yang professional dan amanah

Saudaraku! Sunnatullah telah tetap, bahwa manusia  profesional lagi amanah adalah barang langka dari zaman dulu sampai sekarang.

Ibnu Taimiyah berkata: “Kemampuan dan amanah
jarang bersatu pada diri seseorang.” (As-Siyasah As-Syar’iyah, hlm. 15)

Ibnu Taimiyyah menjelaskan, :
 “Bila pada suatu jabatan terdapat dua pilihan orang:
– Lebih menonjol dalam hal amanah.
– Lebih menonjol dalam hal kemampuan (kekuatan).
Harus didahulukan orang yang paling berguna yang sesuai jabatan tersebut, dan paling sedikit risikonya.

Misalnya, pimpinan perang diserahkan kepada orang yang kuat dan
pemberani, walaupun tingkat ketakwaanya lebih rendah dibanding orang
yang lemah dan penakut walau memiliki amanah yang tinggi.
Bila suatu jabatan lebih membutuhkan kepercayaan, orang yang memiliki amanah lebih didahulukan. Misal jabatan bendahara atau yang serupa. Ada pun jabatan pemungut dan penjaga harta (semisal kasir), harus memenuhi dua kriteria di atas. Yaitu kekuatan dan amanah. Dengan demikian karyawan yang tangguh berbekal keberanian berhasil memungut harta, dan berbekal amanah dan pengalaman mampu menjaga harta tersebut.” (As-Siyasah As-Syar’iyah, 15- 17)

·         SOLUSI Bangunlah Amanah dan Kehandalan Pendidik.

Meningkatkan, membangun etos kerja karyawan adalah satu sikap bijak yang sepantasnya Anda lakukan dengan KAJIAN DAN PELATIHAN. Dengan cara demikian ini hasil kerja karyawan anda semakin optimal dan euntungan Andapun terus bertambah. Namun bagaimanakah kiat meningkatkan produktiviitas atau kemampuan karyawan dalam hal produksi
dan amanahnya?
Bagi seorang pengusaha, kiat-kiat meningkatkan
produktifitas karyawan – saya yakin – bukanlah hal yang asing lagi.
Namun mungkin yang baru bagi anda ialah bagaimana kiat manjur dalam
membangun amanah pada karyawan?
Imam Ibnu Taimiyah pernah memberikan resep sederhana namun efektif guna membangun amanah karyawan
Anda.

Beliau berkata: “Amanah terwujud berkat adanya tiga hal:
(1) Rasa takut kepada Allah;
(2) Tidak menjual ayat-ayat Allah (kebenaran) dengan harta; dan
(3) Tidak takut kepada sesama manusia.

Ketiga hal ini
merupakan syarat Allah yang dibebankan kepada setiap hakim yang
mengadili masyarakat. Allah nyatakan dalam Al-Quran, yang artinya, ”Karenaitu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (As-Siyasah As-Syar’iyah, hlm. 13)

Dengan
mewujudkan ketiga hal yang dijelaskan oleh Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyyah tersebut, artinya Anda mewujudkan kesadaran tinggi pada diri
karyawan Anda. Kesadaran tinggi yang bersumberkan keimanan kepada Allah
yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar seperti ini menjadikan karyawan
Anda merasa senantiasa diawasi walaupun dia sedang seorang diri jauh
dari pengawasan Anda.
Karyawan yang benar-benar mengaplikasikan
nilai-nilai imannya untuk selalu menyadari bahwa setiap perbuatanya
dicatat dan pasti dihisab di hadapan Allah. Sekecil apa pun
perbuatannya dan sepandai apa pun dirinya dalam menyembunyikan suatu
kecurangan, pastilah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Karena
itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan antara amanah dengan keimanan.

 “Tidak dinyatakan beriman orang yang tidak dapat menunaikan amanah, dan tidak dinyatakan beragama orang yang tidak menepati janji-janjinya.” (HR. Ahmad dan lainnya)

Sahabat Umar bin Khatthab juga mengutarakan hal serupa: ”Janganlah engkau terperdaya oleh sholat dan puasa seseorang. Siapa saja mau mendirikan sholat atau puasa niscaya ia kuasa melakukannya. Namun ketahuilah bahwa tidak dinyatakan beragama orang yang tidak dapat menunaikan amanah.”
(HR. Baihaqi dan lainnya)
Karena itu, sebagaimana Anda membuat
pelatihan kerja untuk para karyawan Anda, buatlah pelatihan-pelatihan
amanah untuk mereka. Harapannya, etos kerja karyawan Anda semakin
meningkat dan keuntungan andapun semakin berlipat.
Semoga bermanfat untuk meningkatkan produktivitas dan amanah karyawan Anda. Wallahu Ta’ala A’alam bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar