Selasa, 03 Oktober 2017

PENGARUH RIDHA ORANG TUA TERHADAP ANAK


SAHABAT KELUARGA  AL FALAH
Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua

(Hasan. at-Tirmidzi : 1899,  HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394).  

Kebanyakan orang tua sudah mengetahui hadits ini, akan tetapi ada suatu hal yang terlupakan.

Urutan logika siklus nakalnya anak dengan tidak bijaknya orang tua itu begini : Karena anaknya nakal...maka orang tuanya murka. Karena orang tuanya murka.. maka Allah juga murka. Karena Allah murka...maka tidak turun rahmat di rumah itu. Karena tidak turun rahmat di rumah itu...maka keluarga itu akan banyak masalah. Karena keluarga itu banyak masalah...maka anaknya...tidak merasakan kebahagiaan dan tidak nyaman...sehingga akan makin nakal.
Prinsip inti siklus itu, sebenarnya masih pada orang tua...yakni: Ridla Allah...berada pada ridlanya orang tua. Murka Allah...berada pada murkanya orang tua.
Maka, strategi paling ‘efisien’ untuk memutus rangkaian siklus itu...Insya Allah ada pada bagian awal,...yakni  mencegah orang tua murka.
Bila orang tua segera menghadapi segala kenakalan anaknya dengan kesabaran,kasih sayang, dengan keridhaan tidak dengan kemurkaan, maka orang tua itu menunjukkan kepada Allah, bahwa mereka berdua ridla kepada anaknya, Tentu bukan ridla terhadap kenakalannya,  melainkan ridla kepada diri anaknya. Maka Allah akan ridha kepada anak mereka, sehingga memberikan hidayah untuk menjadi anak yang shalih dan shalihah.
Apa yang harus dilakukan orang tua,  ada tiga tahapan:
  1. Segera memaafkan anaknya, tidak memarahinya sama sekali dan segera berusaha memahami situasi apa yang sedang dihadapi anaknya.
  2. Segera menemui, dan berdialog dan turut mendiskusikan, solusi terbaik apa yang harus diambil oleh anak, orang tua atau pihak lainnya, sambil terus mendoakannya.
  3. Segera melupakan segala kesalahan anaknya tadi dan tidak mengungkit-ungkitnya kembali.
Dengan, ‘konversi murka menjadi ridla’, maka sekarang siklusnya jadi begini : 
Suatu hari anak itu nakal,  orang tuanya segera melakukan 3 tahap itu, dengan penuh kasih sayang, sebagai wujud keridlaan mereka kepada anaknya. 
Karena orang tua anak itu ridla, maka Allah meridlainya. Karena Allah meridlainya, maka rumah yang penuh ridla itu dirahmati Allah. Karena rumah itu penuh rahmat Allah, maka keluarga itu penuh kasih sayang sehingga jadi makin bahagia. Karena keluarga itu bahagia, maka anak tidak akan sempat lagi nakal, sebab setiap masalah hidupnya selalu segera mendapat solusi.
Kesimpulannya,  pada setiap kenakalan anak, lokasi perbaikannya sesungguhnya harus menyeluruh bukan hanya pada anak, melainkan juga pada orang tuanya si anak, juga lihat faktor lingkungan sekolah atau rumah? Apakah orang tua sudah berusaha untuk mencari lingkungan yang baik untuk anaknya di sekolah dan rumah ? atau hanya lingkungan asal-asalan…. yang penting murah?
 Semoga bermanfaat.

Sahabat pendidikan Kemendikbud


Tidak ada komentar:

Posting Komentar