Selasa, 03 Oktober 2017

BEKAL GURU # 6

[TAWADHU’]

Tawadhu’ merupakan sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan diri. Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi hingga lebih dari yang semestinya. Sedangkan melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu rendah sehingga sampai pada pelecehan hak (Lihat Adz Dzari’ah ila Makarim Asy Syari’ah, Ar Roghib Al Ash-fahani, 299).

Dengan selalu bersikap mentaati kepada pimpinannya- dalam kebaikan-, menghormati sesama rekan kerjanya, dan menyayangi dan tidak sombong kepada orang yang kedudukannya lebih rendah darinya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588).

قال ابن المبارك ×: =الغنى في النفس، والكرم في التقوى، والشرف في التواضع+.([1])
([1]) غذاء الألباب للسفاريني 2/231.

berkata Ibnul Mubaarak-semoga Allah merahmatinya- :
“ kekayaan ada di dalam jiwa, kebaikan ada di dalam taqwa, dan kemuliaan ada di dalam tawadhu”
ثمرة القناعة الراحة، وثمرة التواضع المحبة+.([2])
غذاء الألباب 2/232
beliau juga berkata :
“ Hasil dari qonaah adalah ketentraman jiwa dan hasil dari tawadhu’ adalah kecintaan”



© Abul Hasan Ali Cawas
عفا الله عنه و والديه و أهله












Tidak ada komentar:

Posting Komentar