Selasa, 14 November 2017

Mengenal Manhaj Salaf # 1

Ada pepatah, “Tak kenal maka tak sayang…”
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami akan menyajikan tulisan untuk memperkenalkan manhaj salaf...

I.                   Kata Salaf Secara Bahasa

Salaf secara bahasa artinya orang yang terdahulu, baik dari sisi ilmu, keimanan, keutamaan atau jasa kebaikan.

Seorang pakar bahasa Arab Ibnu Manzhur mengatakan, “Kata salaf juga berarti orang yang mendahului kamu, yaitu nenek moyangmu, sanak kerabatmu yang berada di atasmu dari sisi umur dan keutamaan. Oleh karenanya maka generasi awal yang mengikuti para sahabat disebut dengan salafush shalih (pendahulu yang baik).” (Lisanul ‘Arab, 9/159, dinukil dari Limadza, hal. 30).

§  Contoh kata Salaf dalam Al Qur’an di dalam An Nisa 22 :
وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آَبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا
Janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali pada Salaf (kejadian di masa la mpau (zaman jahiliyah). Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan. (QS. an-Nisa: 22).
§   Contoh kata Salaf dalam hadits ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kepada Fathimah:
فَاتَّقِى اللهَ وَاصْبِرِيْ فَإِنَّهُ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ.
رواه مسلم،
“Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah...Aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu.” (HR. Muslim 245/2).


II.               Arti Salaf dalam syariat Islam :

“Salaf adalah generasi awal umat ini, yaitu para sahabat, tabi’in dan para imam pembawa petunjuk pada tiga kurun yang mendapatkan keutamaan  Dan setiap orang yang meneladani dan berjalan di atas jalan mereka di sepanjang masa disebut sebagai salafi sebagai bentuk penisbatan terhadap mereka.” 

III.            Contoh-Contoh Penggunaan Kata “Salaf” di kitab-kitab ulama :

§  Imam Bukhari di dalam kitab Shahihnya :

Imam Bukhari rahimahullah mengatakan, 
“Rasyid bin Sa’ad berkata: Para salaf menyukai kuda jantan. Karena ia lebih lincah dan lebih berani.”
Imam Bukhari, :
“Az Zuhri mengatakan mengenai tulang bangkai semacam gajah dan selainnya: Aku menemui sebagian para ulama salaf yang bersisir dengannya (tulang) dan menggunakannya sebagai tempat minyak rambut. Mereka memandangnya tidaklah mengapa.”
§  Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya.
Di dalam mukaddimahnya Imam Muslim mengeluarkan hadits dari jalan Muhammad bin ‘Abdullah. Ia (Muhammad) mengatakan: Aku mendengar ‘Ali bin Syaqiq mengatakan: Aku mendengar Abdullah bin Al Mubarak mengatakan di hadapan orang banyak, “Tinggalkanlah hadits (yang dibawakan) ‘Amr bin Tsabit. Karena dia mencaci kaum salaf.” 

§  Imam Al Ajurri di dalam kitabnya yang berjudul Asy Syari’ah  :

bahwa Imam Auza’i pernah berpesan, :
“Bersabarlah engkau di atas Sunnah. Bersikaplah sebagaimana kaum itu (salaf) bersikap. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan. Tahanlah dirimu sebagaimana sikap mereka menahan diri dari sesuatu. Dan titilah jalan salafmu yang shalih. Karena sesungguhnya sudah cukup bagimu apa yang membuat mereka cukup.”

IV.             Mengapa perlu mengikuti jalan para “Salaf” :


Karena setelah meninggalnya Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- umat Islam terpecah-pecah, ada diantara mereka yang tetap istiqomah berpegang dengan ajaran Rasulullah  –shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan ada diantara mereka yang menyimpang dari jalan Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-.

-         Beliau bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian supaya senantiasa bertakwa kepada Allah. Dan tetaplah mendengar dan taat (kepada pemimpin). Meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup sesudahku niscaya akan menyaksikan banyak perselisihan. Maka berpeganglah dengan Sunnahku, dan Sunnah para khalifah yang lurus dan berpetunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi-gigi geraham. Serta jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan (di dalam agama). Karena semua bid’ah (perkara yang diada-adakan dalam agama) adalah sesat.”
 [ HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, di shahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ hadits no. 2549 ]

-          Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :

‘Sungguh akan terjadi pada ummatku, apa yang telah terjadi pada ummat bani Israil sedikit demi sedikit, sehingga jika ada di antara mereka (Bani Israil) yang menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, maka niscaya akan ada pada ummatku yang mengerjakan itu.

 Dan sesungguhnya bani Israil berpecah menjadi tujuh puluh dua millah, semuanya di Neraka kecuali satu millah saja dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, yang semuanya di Neraka kecuali satu millah.’ (para Shahabat) bertanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Apa yang aku dan para Shahabatku berada di atasnya.’”

[ Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan, karena banyak pendukungnya/ syawahid-nya. Di shahihkan AlBani Silsilatul Ahaadits ash-Shahiihah no. 1348 dan kitab Shahih Tirmidzi no. 2129 ]

PENTING :

ü  Dalam hadits-hadits diatas jelas bahwasanya umat Islam akan terpecah pecah dan tidak semua yang mengaku sebagai seorang muslim berada di jalan kebenaran dan tidak semua orang yang mengaku Muslim akan masuk surga.

ü  Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-  telah memberikan solusi dan petunjuk jalan yang benar, jalan keselamatan yang akan menghantarkan kepada surga; yaitu jalan PARA SHAHABAT yaitu  JALAN PARA SALAF.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar