Senin, 12 Februari 2018

Nasihat Syeikh Al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi kepada Salafiyin


Syeikh Al-‘Allaamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi berkata:
Kami melihat sikap keras menyebabkan kehancuran bagi dakwah salafiyah, dan merobek-robek ahlinya, maka apa yang seharusnya kita perbuat?
Saya katakan: Wahai saudaraku! Kalau kita melihat api menyala, apakah kita akan membiarkan api tersebut menjadi bertambah besar? Atau kita justru melakukan hal-hal yang dapat memadamkan api tersebut?
Saya merasa tidak ada lagi jalan lain – dan ini adalah merupakan kewajiban saya – dan telah saya katakan sebelum ini, akan tetapi saya memfokuskan permasalahan ini ketika saya melihat kehancuran saat ini, dan saya melihat bencana ini.
Saya katakan: “Hendaklah kalian bersikap lemah lembut, bersikap santun, hendaklah kalian saling bersaudara, hendaklah kalian saling mengasihi, sesungguhnya sikap keras ini, akibat buruknya akan berbalik terhadap Ahlussunnah sendiri, karena mereka meninggalkan ahli bid’ah dan mengarahkan sikap keras yang dapat membawa kehancuran ini kepada Ahli sunnah, dan ada kalanya sikap keras ini dibarengi dengan kezholiman dan hukum-hukum yang bathil serta zholim.”
Maka hendaklah kalian berhati-hati dan hendaklah kalian berhati-hati, jangan sampai kalian melalui jalan yang dapat mencelakakan kalian, dan dapat membinasakan dakwah salafiayah, dan juga ahlinya.
Kemudian saya memperingatkan kalian terhadap dua perkara:
Pertama: Hendaklah kalian saling menjalin tali persaudaraan di antara ahlussunnah secara keseluruhan.
Wahai para ikhwah salafiyyun! Tebarkanlah di antara kalian rasa kasih sayang dan persaudaraan, tampakkanlah apa yang telah di sampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang-orang mukmin itu bagaikan sebuah bangunan yang mana satu sama lainnya saling mengokohkan. Atau seperti digambarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang-orang mukmin itu bagaikan jasad manusia, dimana apabila salah satu bagian anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain pun akan ikut merasakan sakit.
Wahai ikhwan-ikhwan sekalian! Jadilah kalian seperti ini, jauhilah segala faktor yang menyebabkan perpecahan, karena sesungguhnya hal itu – Demi Allah – adalah kejahatan yang sangat berbahaya, dan merupakan penyakit yang sangat membinasakan.
Kedua: Jauhilah segala perkara yang dapat menimbulkan kebencian, pertikaian, serta perpecahan.
Jauhilah hal-hal semacam ini, karena saat ini hal-hal semacam ini sedang tersebar di tengah orang-orang yang Allah lebih mengetahui keadaan dan maksud-maksud mereka. Hal-hal ini telah berkembang dan telah merobek dan mencabik-cabik para pemuda di negeri ini, baik di dalam lingkungan universitas atau lainnya bahkan di seluruh pelosok dunia.
Adapun seorang salafy, yang mempunyai loyalitas terhadap salafy, mencintai salafy – baarakallaahu fikum(semoga Allah memberkati kalian) – dan membenci adanya kelompok-kelompok, membenci perkara-perkara bid’ah dan para pelaku bid’ah, dan tanda-tanda lainnya yang mencerminkan seorang salafy, kemudian dia menjadi lemah di sebagian titik, maka orang seperti ini, hendaknya kita berlemah lembut dengannya, dan jangan sampai kita tinggalkan, akan tetapi, hendaklah kita menasehatinya, menyelamatkan dia, dan kita obati dia. Semoga Allah memberkati kalian semua. Adapun kita katakan: “Siapa yang salah, maka dia telah binasa, maka dengan cara seperti ini tidak akan ada yang akan tersisa.”
Saya wasiatkan kepada para ikhwan, dan saya tekankan masalah ini: “Tinggalkanlah perpecahan, hendaklah kalian saling bersaudara, hendaklah kalian saling menolong untuk menegakkan kebenaran, hendaklah kalian menyebarkan dakwah ini di antara mahasiswa dan yang lainnya, dengan cara yang benar, dan rupa yang menawan, bukan dengan gambaran yang menakutkan yang dicerminkan oleh mereka.”
Sumber: Sahab.net
Silakan download fatwa asli Syeikh Al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi dalam bahasa Arab pada link berikut: [download#4]
===============================================
 Syaikh Basyiir bin Ali bin Ibrahiim : berkata Syaikh kami Rabii' bin Hadi Al Madkhali -Hafidzahullah-

Beliau berkata :
كما أُوصيكم –أيضأً- باستخدام الحكمةِ في التعامُلِ فيما بينكم، وتركِ الأسئلةٍِ -يا إخوان- التي تؤدّي إلى الشحناء، وإلى القيل والقال .هذه أضرّت –والله-
“Sebagaimana pula saya nasehatkan kalian untuk menggunakan hikmah di dalam berinteraksi diantara kalian dan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan wahai saudara-saudara sekalian, yang dapat mengantarkan kepada permusuhan dan desas-desus tidak jelas (qîla wa qôla). Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, wallâhi, membahayakan!
أنا –والله- الآنَ- مغلِقٌ هاتفي ؛ ما أستقبل الأسئلة؛لأني وجدتُ أنها سبّبت مشاكلَ لا أول لها، ولا آخر! لكن الأسئلة عن فلان وفلان! إن مدحتَ، وإن قدحتَ: كلها يُراد بها فتنٌ -مدحتَ، أو قدحتَ-!!
Saya, demi Allâh!, sampai mematikan ponsel saya dan tidak mau lagi menerima pertanyaan-pertanyaan, karena saya tahu bahwa hal ini menyebabkan terjadinya problematika yang tidak ada habisnya! Pertanyaan-pertanyaan tentang Fulan dan Fulan! Apakah Anda memuji atau mencelanya?! Semuanya dimaksudkan untuk fitnah, baik yang dipuji ataupun dicela!!
فاتركوا-يا إخوة – في هذه الأجواء الملبَّدة- اتركوا مثلَ هذه الأشياء -بارك الله فيكم-.
اتركوا القيل والقال! يعني: أنت تمدح فلاناً ، وتتعصّب له ! يجيء فلان ويتعصّب لواحد خصمه و…!!
Maka, wahai saudara-saudara sekalian, tinggalkan kondisi yang kelam ini! Tinggalkan hal-hal yang seperti ini, semoga Allôh memberkahi kalian! Tinggalkan desas-desus (qîla wa qôla)! Yaitu, lantaran Anda memuji Fulan maka Anda pun fanatik terhadapnya! Lalu datang lagi Fulan yang menjadi lawannya, ada pula orang yang fanatik terhadapnya, dst…!!
نحن قلنا لكم -غير مرة-:إنه كانت تقع خلافاتٌ بين الشيخ الألباني وبين غيره من علماء السنة (!)، والله: ما لها أيَّ أثرٍ في صفوف السلفيين في العالَم(!)- كله-،ما لها أيُّ أثر ..
Saya sudah berulang kali menyampaikan bahwa, sesungguhnya antara Syaikh al-Albânî dan selain beliau dari ulama Sunnah pun pernah terjadi perbedaan pendapat. Dan demi Allâh, hal ini tidaklah memberikan dampak apapun terhadap barisan salafîyîn di seluruh dunia! Tidak ada pengaruhnya sama sekali…
الآن : طُويلبٌ صاحبُ فتن يتعمَّد إثارةَ الفتن بين أهل السنة، فيصبح إماماً بين عشيَّة وضُحاها؛ جلس يدرس يومين: خلاص أستاذ! وله عُصبة يتحزّبون له! ولا يقبلون فيه أيَّ نقد مهما حمل هذا النقدُ من الحُجج والبراهين!
Namun sekarang, para pelajar pemula yang gemar fitnah, dengan sengaja gencar menyebarkan fitnah di tengah-tengah ahlus Sunnah, sehingga dia menjadi imam sesaat. Hanya bermodalkan duduk mengajar selama dua hari, telah menjadi seorang ustadz! Dia memiliki pengikut yang fanatik dengannya, dan mereka –para pengikutnya ini- tidak mau menerima segala bentuk kritikan walaupun disertai dengan hujjah dan argumentasi yang nyata.
وإذا انتقده إنسانٌ بالحُجج والبراهين قامت الدنيا وقعدت !وهؤلاء يتحزّبون، ويتعصّبون له. وقد يكون هذا الأستاذُ مسكيناً طالبَ علم!هو فيه خير، لكنْ ؛ لماذا العصبيّات هذه؟! يعني: أخلاق الحزبيين تسلَّلت إلى بعض السلفيين! والله: ما كانت هذه الأخلاقُ بيننا.
Apabila ada seseorang yang mengkritiknya dengan hujjah dan argumentasi yang nyata, seakan-akan dunia dan seisinya runtuh! Mereka pun bergolong-golongan (tahazzub) dan fanatik kepada orang tersebut. Ada kalanya, ustadz yang miskîn(minim ilmu) ini memang seorang penuntut ilmu dan padanya ada kebaikan. Namun kenapa sampai harus ada fanatisme seperti ini?! Perangai hizbîyûn telah merasuk kepada sebagian salafîyîn! Demi Allâh, perangai seperti ini dulu tidak ada di antara kita!
والله: لقد تناظر أَمامَنا الشيخ ابن باز والألباني –وغيرهما- في (الجامعة الإسلامية) ، والله: ما كان لها أيُّ أثر. وكَتَبَ الشيخ الألباني، وقال في وضع اليدين: بدعة… والله: ما كان لها أيُّ أثر .
وأراد الصوفية الخرافيُّون أن يضربوا الشبابَ بعضَهم ببعض -بابن باز وبالألباني- ، والله: ما وجدوا سبيلاً لذلك
Demi Allôh, pernah di hadapan kami terjadi diskusi antara Syaikh Ibnu Bâz dan Syaikh al-Albânî –juga selain mereka- di Universitas Islam Madinah. Dan demi Allâh, hal ini tidak memberikan dampak sama sekali. Syaikh al-Albânî menulis tentang masalah bersedekap (ketika i’tidâl, Pent.) sebagai suatu bid’ah. Namun demi Allâh, hal ini tidak memberikan dampak apapun. Kaum Shufi dan penggemar khurofât bermaksud untuk memecah belah para pemuda satu dengan lainnya dengan perselisihan yang terjadi antara Ibnu Bâz dan al-Albânî, namun demi Allâh, mereka tidak berhasil melakukannya…
فتنبّهوا لهذه الأشياء -يا إخوة- .. اتركوا مثلَ هذه الأشياء ..اتركوا التعصُّبات لفلان وفلان، ولا تتعصَّبوا لأي أحد؛ تُفَرِّقون الدعوة السلفية ..ما نرضى لكم هذا –أبداً-؛ يحتملُ بعضكم بعضاً، وينصحُ بعضكم بعضاً –بالحكمة-. لا تدخلوا في متاهات التحزُّب ، والتعصُّب لفلان وفلان .. تمزَّقت السلفية بهذه الأساليب ،وسرَّبها إليكم الحزبيُّون ، ووجدوا في كثيرٍ منكم تقبُّلاً لمثلِ هذه الأمور.. اتركوها -بارك الله فيكم-.
Karena itu berhati-hatilah dari perkara ini wahai saudara-saudara sekalian… tinggalkan segala bentuk perbuatan ini… tinggalkan fanatisme terhadap Fulan dan Fulan! Jangan fanatik terhadap seorang pun, karena hal ini dapat mencerai-beraikan dakwah salafîyah… Saya tidak akan pernah ridha selamanya jika kalian melakukan hal ini, saling mencela di antara kalian. Hendaknya kalian saling menasehati di antara kalian dengan hikmah. Janganlah kalian masuk ke dalam perangkap hizbiyah dan fanatik terhadap Fulan dan Fulan… Cara-cara ini dapat semakin mencabik-cabik salafiyah dan hizbîyun akan menyusup di antara kalian. Dan mereka dapati bahwa banyak di antara kalian menerima hal ini… tinggalkan hal ini, semoga Allâh memberkahi kalian!
أسألُ الله أن يؤلِّف بين قلوبكم، وأن يدفعَ عنكم الفتنَ ما ظهر منها وما بطن.. فعودوا -يا إخوان- لما كان عليه أسلافُكم على امتداد التاريخ -مِن التناصح بالحكمة، والموعظة الحسنة ، والتحلِّي بالأخلاق العالية-».
Saya memohon kepada Allâh agar mempertautkan hati-hati kalian, dan mengangkat fitnah ini baik yang tampak maupun tidak tampak dari kalian… Maka kembalilah wahai saudara-saudara sekalian, di atas metode pendahulu kalian sepanjang sejarah mereka, yang mengedepankan saling menasehati dengan cara hikmah dan wejangan yang baik , serta berperangai dengan akhlak yang mulia.
[www.albaidha.net]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar