Sabtu, 12 Mei 2018

SAHABAT KELUARGA AL FALAH : Ayah Bunda  kali ini akan kita pelajari adab-adab yang perlu kita kenalkan kepada puta-putri kita. Kita kenalkan kepada anak kita, bagaimana adab dan etika terhadap binatang. Hewan atau binatang merupakan ciptaan Allah ta’ala.

Anak-anak terkadang ada yang menyukai mereka, ada yang takut, ada pula yang berlaku kasar terhadapnya. Sebagai orang tua hendaknya mengenalkan kepada mereka beberapa adab dan etika dalam bergaul dengan binatang. Di antara adab dan etika terhadap binatang adalah sebagai berikut:
[1]. Ajari anak agama Islam mengajarkan menyayangi hewan dan memberinya makan-minum.
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
“Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi.” [Muttafaq Alaih]
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ارْحَمْ مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit.” (Riwayat ath Thabrani dan al Hakim]

Dari Sahl bin ‘Amr (ada juga yang memanggilnya: Sahl bin Ar Rabi’ bin ‘Amr Al Anshari yang dikenal denagn Ibnu Al Hanzholiyah dan dia termasuk orang yang ikut Baitur Ridhwan), ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seekor unta yang punggungnya menempel dengan perutnya (artinya: kelihatan begitu kurus karena tidak terurus). Beliau bersabda,
اتَّقُوا اللَّهَ فِى هَذِهِ الْبَهَائِمِ الْمُعْجَمَةِ فَارْكَبُوهَا صَالِحَةً وَكُلُوهَا صَالِحَةً
Bertakwalah kalian kepada Allah pada binatang-binatang ternak yang tak bisa berbicara ini. Tunggangilah ia dengan baik-baik, makanlah pula dengan cara yang baik.” (HR. Abu Daud no. 2548. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Imam Nawawi mengatakan dalam Riyadhus Sholihin bahwa hadits ini shahih).
Dari Anas bin Malik, ia berkata,
كُنَّا إِذَا نَزَلْنَا مَنْزِلاً لاَ نُسَبِّحُ حَتَّى نَحُلَّ الرِّحَالَ
Kami pernah ketika singgah di suatu tempat, kami tidak bertasbih -yaitu tidak melaksanakan shalat sunnah terlebih dulu- sehingga kami menurunkan beban-beban dari punggung binatang tunggangan.” (HR. Abu Daud no. 2551 dan Ahmad 3: 29. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Imam Nawawi menjelaskan hadits ini dalam Riyadhus Sholihin bahwa meskipun para sahabat begitu semangat untuk melaksanakan shalat sunnah, mereka tetap mendahulukan barang dari punggung hewan tunggangan dan mengistirahatkan hewan tersebut.


 

[2]. Cegahlah anak dari menyakiti binatang.

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah,
“Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu makluk hidup sebagai sasaran.” [Riwayat Abu Daud dengan sanad shahih]

[3]. Memelihara hewan melatih sikap kasih-sayang dan tanggung jawab.

Sehingga para Nabi dan Rasul -alaihimus salam- semua adalah penggembala hewan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلاَّ رَعَى الْغَنَمَ » . فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ « نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لأَهْلِ مَكَّةَ »
Tidak ada Nabi kecuali pernah menjadi penggembala kambing.” Mereka para sahabat bertanya, “Apakah engkau juga wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Iya, saya telah menggembala dengan imbalan beberapa qirath (mata uang dinar, pen.) dari penduduk Mekah.” (HR. Bukhari, no. 2262)


sditalfalah.blogspot.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar