Minggu, 26 Februari 2017

Aqidah terhadap Allah

Hasil gambar untuk gambar Allah



RUKUN IMAN YANG PERTAMA
               BERIMAN KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

1.      Beriman kepada Allah merupakan salah rukun Iman yang pertama dan utama dan yang paling pokok, rukun-rukun Iman yang lain merupakan cabang dari rukun Iman yang pertama ini.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
 2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam[3].


2.      Apa arti Allah                   : kata Allah dlm bahasa Arab  Al Ilahu (الإله) bermakna “al ma’buud” ( المعبود) = “ yang disembah atau yg di berikan ibadah”.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan[7].

3.      Beriman dengan Allah meliputi 4 hal    :
a.      Beriman dengan wujud Alloh,  
b.      Beriman dengan rububiyah Allah.
c.       Beriman dengan uluhiyah Allah.
d.      Beriman dengan Asma wa sifat Allah.

4.      Beriman dengan wujud Allah ta’ala      :
Wujud Allah dapat dibuktikan dengan beberapa hal berikut ini :
a)      Bukti secara syariat                     :  banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang menunjukkan keberadaan dan wujud Allah ta’ala diantaranya,
uوَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
“dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” [ Al An’am : 3 ]

b)      Bukti secara fitroh                       : fitroh atau tabiat asal semua manusia senantiasa mencari dan tunduk kepada Dzat yang Maha Kuasa yang menciptakannya seperti manusia yang hidup di hutan pedalaman fitrohnya mendorong untuk mencari Dzat penciptanya akan tetapi karena kejahilan dan pengaruh lingkungannya sehingga mereka salurkan kepada pohon besar atau batu besar.
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
HR Bukhori-Muslim.
c)      Bukti secara akal/rasional                      : seluruh makluk pasti ada yang menciptakan karena tidak mungkin suatu makluk menciptakan dirinya sendiri, karena setiap makluk asalnya tidak ada kemudian menjadi ada, maka pasti ada yang mengadakannya.
÷rأَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
35. Apakah mereka diciptakan tanpa ada sesuatupun – yang menciptakan-  ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? [ QS At Thuur : 35 ].

d)     Bukti secara nyata yang bisa disaksikan panca indra  :
·         Alam semesta berupa pergantian siang malam, perputaran matahari dan bulan, lautan berupa air asin dan tawar yang tidak bisa bercampur dan lainnya yang begitu teratur dan sempurna, menunjukkan di sana ada dzat Yang Maha Sempurna yang mengaturnya.
·         Dikabulkannya doa orang yang sedang kesulitan dan orang yang terdzalimi.
·         Ayat tanda kebesaran (mu’jizat) yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul.


 Dimana Allah berada      :
a.      Dzat Alloh berada di atas langit yang ke tujuh,
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ
“apakah kalian merasa aman terhadap Alloh yg berada di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu…”
b.      Ilmu pengetahuan Alloh ada di mana-mana,
إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“kecuali Alloh bersama mereka di manapun mereka berada, kemudian Alloh memberitakan semua yg mrk kerjakan pd hari kiamat…”



5.      BERIMAN TERHADAP RUBUBIYAH ALLAH          :
a.      Artinya     : Mengesakan Allah dalam perbuatannya,
perbuatan Allah : menciptaan alam semesta, mengaturnya, memeliharanya, menghidupkan, mematikan, memberi rezeki dan lainnya. Wajib bagi seorang hamba untuk meyakini semua hal tadi datang dari Allah dan tidak ada sekutu di dalamnya.
tn=yخَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ (10) هَذَا خَلْقُ اللَّهِ فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ بَلِ الظَّالِمُونَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
10. Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
11. Inilah ciptaan Allah, Maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah. sebenarnya orang- orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.[ Luqman 10-11]

b.      Seseorang yang bertauhid rububiyah saja tidaklah menjadikan dirinya sebagai seorang mukmin yang terlindungi nyawanya di dunia dan terlindung dari siksa api neraka. Karena orang-orang Musrik jaman Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- beriman dengan Rububiyah Allah, akan tetapi Rasulullah tetap memerangi mereka di dunia dan Allah ancam mereka adzab di akherat.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
61. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). [ QS Al Ankabut : 61 ]

6.      BERIMAN TERHADAP ULUHIYAH ALLAH                        :
a.      Artinya      : mengesakan Allah dalam ibadah.
meyakini, melaksanakan dan mempersembahkan segala bentuk ibadah kepada Allah saja dan tidak melakukan kesyirikan dalam bentuk apapun.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, [Al Baqarah : 21]

b.      Kedudukan Tauhid Uluhiyah         :
·   Tujuan utama penciptaan manusia dan jin.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka ibadah  kepada-Ku. [ Adzariyat :56 ]
·   Tujuan utama diutusnya para nabi dan rasul.
وَلَقَدْ بَعَثْنا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
36. dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", [ An Nahl 36 ]

·   Permusuhan dan pertumbahan darah disebabkan karena Tauhid Uluhiyah
وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (4) أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
4. dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta".
5. mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. [QS Shood 4-5]

7.      IBADAH     :
a.      Makna ibadah      : “Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah ta’ala, baik berupa ucapan atau perbuatan, lahiriyah maupun batiniyah”.
b.      Rukun / Pilar utama di dalam ibadah   :
·   Kesempurnaan Cinta        : Pada saat ibadah seorang hamba harus mencintai Dzat Yang dipersembahkan ibadah kepadanya, tidak boleh diiringi dengan kebencian dan keterpaksaan.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
165. dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.
·   Kesempurnaan Harapan   :  Pada saat ibadah, seorang hamba harus mengharap balasan dari Allah ta’ala dan mengikhlaskan harapan balasan dari Allah saja,berupa pahala dan surga, tidak boleh mengharap balasan dari selain Allah, atau ibadah tanpa ada harapan.
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
110. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".[Al Kahfi : 110]

·   Kesempurnaan Rasa Takut          : Pada saat ibadah seorang hamba, selain berharap amalannya diterima dan berpahala, juga harus diiringi dengan rasa takut tidak diterimannya amalan yang sedang dilakukan atau telah dilakukannya, sehingga berusaha untuk memberikan yang terbaik saat ibadah, ikhlas, senantiasa evaluasi diri kekurangan yang ada dan tidak merasa bangga dengan amalan yang telah dilakukannya.
فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
175. karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman. [ Ali Imron : 175 ]

8.      SYIRIK DAN KAFIR                        :

حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ يَقُولُ: كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
Hudzaifah ibnu Yaman : “ Dahulu manusia bertanya Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, dan aku bertanya tentang kejelekan khawatir akan menimpaku” [HR Bukhori 7084 Muslim 1847]

a.      Arti syirik  : secara bahasa : “menyamakan antara 2 sesuatu”, sedangkan secara istilah dalam syariat Islam : “Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah”.
·         Syirik dalam Rububiyah              : meyakini ada pencipta selain Allah.
·         Syirik dalam Uluhiyah                 : meyakini dan memberikan ibadah kepada selain Allah.
·         Syirik dalam asma wa sifat         : meyakini ada yang menyamai Allah dalam asma’ wa sifat.
b.      Bahaya syirik        :
·   Dosa yang tidak diampuni tanpa taubat sebelum mati.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An Nisa : 48 ]
·   Kedzaliman yang paling besar.
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". [ luqman : 13]
·   Menghapus seluruh amal kebaikan.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65)
65. dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.
·   Haram pelakunya untuk masuk surga dan kekal di neraka, jika mati belum bertaubat dari kesyirikan.
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
72. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [Al Maidah : 72]

c.       Pembagian kesyirikan     :
·   Syirik akbar          : syirik yang mengandung bahaya-bahaya diatas.
·   Syirik asghor        : segala ucapan maupun perbuatan yang disebut “syirik” dalam dalil tapi tidak sampai derajat syirik akbar.
Contohnya     : riya’ yang ringan [ HR Ahmad 23630, sanad Jazzid ]
" إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ " قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: " الرِّيَاءُ
d.      Perbedaan antara Syirik Akbar dengan Syirik Asghor.
·   Syirik akbar pelakunya kekal didalam adzab, sedangkan syirik asghor pelakunya tidak kekal dalam adzab.
·   Syirik akbar menghapus seluruh amalan yang sekarang ataupun yang lalu, sedangkan syirik ashghor hanya menghapus amalan yang sedang dilakukan yang tercampur syirik ashghor saja.
·   Syirik akbar mengeluarkan pelakunya dari lingkaran Islam sedangkan pelaku syirik ashghor tidak keluar dari Islam.

9.      KEKAFIRAN           :
·   Arti kafir   : secara bahasa “penutupan” sedangkan secara istilah dalam syariat Islam “ tertutupnya hati dari penerimaan keimanan terhadap Allah dan Rasulnya”.
·   Pembagian kekafiran      :
1.      Kafir Akbar                        : segala bentuk ucapan dan perbuatan yang mengeluarkan seseorang dari Islam dan mengekalkan di neraka.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
68. dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak[1159] tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?

[1159] Maksudnya: mendustakan kenabian Nabi Muhammad s.a.w.
2.      Kafir Ashghor        : “segala penamaan kafir didalam syariat yang tidak sampai derajat mengeluarkan pelakunya dari Islam dan tidak mengekalkan di Neraka. [HR Muslim 67]
" اثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ، وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ "
2 perbuatan manusia yang merupakan kekafiran, mencela garis keturunan dan niyahah dalam kematian

·   Perbedaan antara kesyirikan dan kekafiran        :
Kesyirikan lebih khusus dari pada kekafiran, semua kesyirikan pasti menyebabkan kekafiran tapi tidak semua kekafiran menyebabkan kesyirikan.
Contohnya       : menghinakan kitab suci Al Qur’an adalah perbuatan kekafiran tetapi bukan kesyirikan.

Cawas, 02 Jumadil Akhir 1438 H
Abul Hasan Ali Al Atsary